AS dan Turki Memanas: Serangan Militer ke Afrin Terus Berlanjut

Reporter

Budi Riza

Editor

Budi Riza

Sabtu, 20 Januari 2018 10:26 WIB

Pendemo menggelar aksi menentang serangan Turki terhadap Afrin, di provinsi Hasaka, Suriah, 18 Januari 2018. REUTERS

TEMPO.CO, Washington – Pemerintah Amerika Serikat menyebut serangan militer Turki ke daerah Afrin di perbatasan negara itu dengan Suriah, yang berlangsung sejak Jumat dini hari, sebagai tindakan yang mengganggu stabilitas.

Ketegangan antara AS dan Turki meningkat drastis setelah pemerintah AS menyatakan akan melatih sekitar 30 ribu pasukan, yang sebagian besar merupakan pasukan Kurdi, yang menjadi musuh Turki. Pasukan ini akan beroperasi di daerah perbatasan selatan Turki dan utara Suriah, yaitu di daerah Afrin, yang menjadi bagian Suriah di daerah barat laut.

Baca: Turki Minta Izin Rusia Gunakan Langit Afrin Gempur Pasukan Kurdi

Pemerintah Turki memprotes keras keputusan AS ini dan menyebut itu akan merusak permanen hubungan kedua negara. Ini membuat AS menarik kembali rencana ini dan menyebut pasukan itu hanya untuk mengejar sisa pasukan ISIS.

Advertising
Advertising

Baca: Kisah Warga Afrin Digempur Turki Saat Buru Pasukan Kurdi

“Kami tidak percaya operasi militer bisa menciptakan stabilitas regional di kawasan itu, stabilitas Suriah, atau terkait kekhawatiran Turki mengenai keamanan garis perbatasan mereka,” kata seorang pejabat kementerian Luar Negeri AS kepada media, Jumat, 19 Januari 2018.

Sebelumnya, Menlu AS, Rex Tillerson, mengatakan informasi yang menyebar soal ini keliru. “Sangat disayangkan semua situasi ini telah digambarkan secara keliru dan sejumlah oleh keliru bicara,” kata Rex. “Kami tidak menciptakan pasukan keamanan di perbatasan sama sekali.”

Saat ini, AS menaruh sekitar 2000 pasukan di Suriah untuk mengejar kelompok ISIS, melawan pengaruh Iran, dan mendorong terjadinya solusi politik dari konflik perang yang sedang berlangsung.

AS selama ini mendukung pasukan Kurdi dari kelompok YPG yaitu Unit Perlindungan Rakyat Kurdi. Turki melihat kelompok ini sama dengan Partai Pekerja Kurdi (PKK), yang dianggap kelompok teroris oleh Turki.

Pada Nopember, Presiden AS, Donald Trump, menyatakan negaranya berhenti menyuplai senjata bagi pasukan Kurdi di Suriah. Namun, munculnya informasi soal rencana AS membentuk pasukan di perbatasan dengan diisi mayoritas pasukan Kurdi terlihat berbeda dengan rencana awal tadi.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengungkapkan kemarahannya atas tindakan AS, yang dianggap mendukung Kurdi. Saat ini, pasukan Turki belum menyeberang memasuki wilayah Suriah. Mereka baru melancarkan tembakan menggunakan tank dan rudal secara lintas batas.

REUTERS

Berita terkait

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

6 jam lalu

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 3 Mei 2024 diawali oleh Turki menghentikan semua ekspor impor dari dan ke Israel.

Baca Selengkapnya

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

1 hari lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

1 hari lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

1 hari lalu

Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

Imbas situasi kemanusiaan di Palestina yang memburuk, Turki menghentikan perdagangan dengan Israel.

Baca Selengkapnya

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

6 hari lalu

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

Jaksa wilayah New York AS menuduh dua pedagang seni terkemuka melakukan perdagangan ilegal barang antik dari Indonesia dan Cina senilai US$3 juta.

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

7 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

9 hari lalu

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

Turki mengatakan bahwa laporan HAM tahunan Washington gagal mencerminkan serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

16 hari lalu

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

Recep Tayyip Erdogan kembali menyamakan Israel dengan pemimpin Nazi Adolf Hitler.

Baca Selengkapnya

Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

17 hari lalu

Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

Apa saja persyaratan untuk mendapatkan visa digital nomad di Italia atau Turki?

Baca Selengkapnya

15 Fakta Unik Turki, Negara yang Terletak di Benua Asia dan Eropa

17 hari lalu

15 Fakta Unik Turki, Negara yang Terletak di Benua Asia dan Eropa

Berikut ini daftar fakta unik Turki, mulai dari kebiasaan minum teh, asal-muasal Sinterklas, hingga bunga tulip yang jadi bunga nasional.

Baca Selengkapnya