Ingin ke Korea Utara? Warga Amerika Serikat Wajib Bikin Wasiat

Reporter

Terjemahan

Rabu, 17 Januari 2018 19:31 WIB

Otto Frederick Warmbier, tindakannya mencuri poster propaganda Korea Utara, membuatnya ditahan dengan tuduhan melawan pemerintah. Ia dihukum 15 tahun kerja berat, dan ditahan sejak Januari 2016. Reuters/Kyodo

TEMPO.CO, Jakarta -Memburuknya hubungan antara Amerika Serikat dan Korea Utara membuat Kementerian Luar Negeri di Washington memberi peringatan khusus bagi warganya yang ingin berkunjung ke negara komunis itu.

Seperti dilansir Evening Standard, Selasa 16 Januari 2018, pemerintah AS mewajibkan warganya membuat surat wasiat dan merencanakan pemakaman jika tetap nekat hendak berkunjung ke Korea Utara.

Alasan Kemlu AS membuat aturan ini sebab negara pimpinan Kim Jong Un itu masuk dalam Level 4 atau negara yang berbahaya bagi warga Amerika.

"Silakan mendiskusikan dengan orang tercinta tentang pengasuhan anak, harta gono-gini, hingga rencana pemakaman," demikian keterangan resmi Kemenlu AS.

Baca juga:

Advertising
Advertising

Mahasiswa AS yang Dibebaskan Korea Utara Akhirnya Meninggal

Pemerintah AS juga memperingatkan jika warganya tertangkap, kemenlu tidak bisa memberi bantuan darurat.

Peringatan baru ini dibuat menyusul insiden yang menyebabkan kematian mahasiswa AS Otto Warmbier setelah berkunjung ke Korea Utara.

Pada akhir 2015, saat sedang berlibur ke Cina, Warmbier mengambil paket ke Korea Utara dari sebuah sebuah agen perjalanan.

Namun liburan Warmbier ke Korea Utara berubah menjadi petaka ketika ia tertangkap mencuri poster propaganda pemerintah yang akan ia jadikan buah tangan. Warmbier ditangkap ketika tengah menunggu penerbangan di Bandara Internasional Pyongyang pada 2 Januari 2016.

Pada 16 Maret 2016, pemuda 23 tahun tersebut dinyatakan bersalah, dan dijatuhi hukuman kerja paksa 15 tahun.

Upaya diplomasi yang dilakukan sejak era Presiden Obama hingga pemerintahan Presiden Donald Trump akhirnya membuahkan hasil.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Rex Tillerson mengumumkan Korea Utara bersedia melepaskan Warmbier pada pertengahan 2017.

Saat dibawa pulang, dokter Pusat Medis Rumah Sakit Universitas Cincinnati menyatakan Warmbier dalam keadaan koma. Koma tersebut dilaporkan sudah terjadi sejak hari pertama Warmbier ditahan Korut.

Warmbier kemudian dinyatakan meninggal pada 19 Juni 2017 akibat kerusakan otak dan gagal ginjal, hanya beberapa hari setelah dipulangkan ke Amerika Serikat dari Korea Utara.

Berita terkait

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

3 jam lalu

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 3 Mei 2024 diawali oleh Turki menghentikan semua ekspor impor dari dan ke Israel.

Baca Selengkapnya

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

4 jam lalu

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.

Baca Selengkapnya

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

12 jam lalu

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

Kelompok Houthi di Yaman menawarkan tempat melanjutkan studi bagi para mahasiswa AS yang diskors karena melakukan protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Band Metal As I Lay Dying Siap Gebrak Panggung Hammersonic 2024

13 jam lalu

Band Metal As I Lay Dying Siap Gebrak Panggung Hammersonic 2024

Band rock asal California, As I Lay Dying akan turut mengguncang panggung Hammersonic 2024 pada Ahad, 5 Mei 2024. Berikut profil band metal itu.

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

15 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

20 jam lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

23 jam lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

23 jam lalu

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

Amerika Serikat mengakui salah telah membunuh warga sipil saat menargetkan pemimpin Al Qaeda di Suriah dalam serangan drone.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

1 hari lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

1 hari lalu

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel

Baca Selengkapnya