Swedia Dukung Perjanjian Nuklir Iran, Kritik Trump Keliru

Reporter

Budi Riza

Editor

Budi Riza

Kamis, 11 Januari 2018 14:20 WIB

Sejumlah misil balistik milik Iran yang disimpan di ruang bawah tanah di lokasi yang dirahasiakan, 8 Maret 2016. Meski dapat memuat hulu ledak nuklir, rudal-rudal milik Iran diklaim hanya untuk kepentingan penggentar konvensional. Di antara sejumlah rudal, ada yang mampu menjangkau target sejauh 2.000 kilometer sehingga secara teori sanggup mencapai Israel dan pangkalan militer AS di Timur Tengah. REUTERS

TEMPO.CO, Tehran -- Duta Besar Swedia untuk Iran, Helena Sangeland, mengkritik sikap Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang dikabarkan enggan mendukung perjanjian nuklir dengan Iran, sebagai kesalahan besar.

"Eropa dan Swedia telah mendukung secara penuh implementasi perjanjian nuklir dan telah menyatakan Iran memenuhi komitmennya terkait perjanjian itu," kata Sangeland dalam konferensi yang digelar Dewan Strategis untuk Hubungan Luar Negeri Iran di Tehran, seperti dilansir Farsnews dan Tasnimnews pada Rabu, 10 Januari 2018.

Baca: Trump Cuit Unjuk Rasa Ekonomi di Mashad, Ini Kata Kemenlu Iran

"Jika Amerika mengenakan sanksi, mereka akan membuat kesalahan besar," kata Sangeland melanjutkan. Diplomat perempuan ini mengatakan perjanjian nuklir, yang disepakati Iran dan Group 5+1 seperti Amerika Serikat, Rusia, Cina, Perancis, dan Inggris plus Jerman pada 2015, ini sangat penting bagi negara-negara Eropa. Ini karena Eropa ingin mengembangkan hubungan perdagangan dan ekonomi lebih jauh dengan Iran.

Advertising
Advertising

Baca: Trump Jatuhkan Sanksi Atas 5 Entitas Iran terkait Program Rudal

"Meskipun ada berbagai kesulitan, volume perdagangan antara Iran dan EU telah tumbuh hingga tahun ini," kata dia.


Pernyataan Sangeland ini muncul setelah Kepala Organisasi Energi Atom Iran, Ali Akbar Salehi, memperingatkan pelanggaran perjanjian Joint Comprehensive Plan of Action (JCPO) oleh AS bakal menimbulkan konsekuensi negatif bagi AS. Dia juga meminta International Atomic Energy Agency untuk menyikapi hal ini dengan serius.


"Republik Islam bisa mengkaji kembali kerja sama dengan lembaga nuklir PBB jika AS tidak patuh pada perjanjian nuklir multilateral yang telah disepakati oleh Iran dan Group 5+1," kata Salehi dalam percakapan telepon dengan Direktur Jenderal IAEA, Yukiya Amano, pada Senin, 9 Janauari 2018.


Seperti diberitakan, negara-negara penandatangan perjanjian nuklir dengan Iran bakal menyatakan sikapnya pada 10 Januari 2018 waktu setempat mengenai perpanjangan penghentian sanksi ekonomi terhadap Iran. Namun, Trump telah jauh-jauh hari sebelumnya menolak perjanjian nuklir itu dan menyebutnya hanya menguntungkan Iran. Dia mengkritik Presiden Barack Obama dan ketua tim negosiasi perjanjian nuklir AS karena telah membuat perjanjian yang buruk. "Perjanjian itu hanya memperkuat posisi Iran di kawasan Timur Tengah," kata Trump.

Berita terkait

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

1 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

12 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

20 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

23 hari lalu

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

Trump telah mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyangkal pernah bertemu dengan Stormy Daniels.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

27 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

27 hari lalu

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

Arab Saudi adalah tempat yang dikunjungi Trump setelah dilantik sebagai Presiden AS pada 2017.

Baca Selengkapnya

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

33 hari lalu

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.

Baca Selengkapnya

Trump Minta Israel Akhiri Perang di Gaza, Ini Alasannya

37 hari lalu

Trump Minta Israel Akhiri Perang di Gaza, Ini Alasannya

Sebagai sekutu paling loyal, Donald Trump memperingatkan Israel untuk mengakhiri perangnya di Gaza.

Baca Selengkapnya

Blinken dan Biden Ucapkan Selamat kepada Prabowo, Apa Artinya untuk Hubungan Indonesia-AS?

41 hari lalu

Blinken dan Biden Ucapkan Selamat kepada Prabowo, Apa Artinya untuk Hubungan Indonesia-AS?

Diplomat top AS, Antony Blinken, baru mengucapkan selamat kepada Prabowo setelah hasil resmi KPU diumumkan.

Baca Selengkapnya

Anatomi Persaingan Sengit Trump Biden di Super Tuesday Menuju Bertarung di Pilpres

49 hari lalu

Anatomi Persaingan Sengit Trump Biden di Super Tuesday Menuju Bertarung di Pilpres

Hasil dari kontes di negara bagian Georgia, Mississippi dan Washington tidak pernah diragukan lagi menyodorkan pertarungan ulang Trump Biden.

Baca Selengkapnya