Bangladesh Kukuhkan Larangan Pernikahan Pengungsi Rohingya

Reporter

Terjemahan

Rabu, 10 Januari 2018 14:30 WIB

Seorang pengungsi Rohingya menunjukkan tangannya di hari pernikahannya. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta -Sebuah pengadilan di Bangladesh mengukuhkan undang-undang yang melarang warga etnis Rohingya menikah di negara itu.

Seperti dilansir Channel NewsAsia, Selasa 9 Januari 2018, keputusan ini diambil pengadilan tinggi Dhaka menyusul gugatan terhadap undang-undang yang diajukan seorang pria karena putranya yang berusia 26 tahun akan ditangkap polisi karena menikahi seorang gadis Rohingya.

Sang anak dan menantu yang menikah pada September lalu kini melarikan diri.

“Pengadilan menolak gugatan dan mengukuhkan aturan yang melarang pernikahan antara warga Bangladesh dan warga Rohingya,” kata wakil jaksa Motaher Hossain Saju.

Saju mengatakan pengadilan justru memerintahkan Babul agar membayar ongkos persidangan sebesar US$ 1.200 dolar atau sekitar Rp 16 juta.

Advertising
Advertising

Baca juga:

Bangladesh Siapkan Pulau Khusus untuk Muslim Rohingya

Pengadilan juga menolak permintaan Babul Hossain yang memohon perlindungan agar putranya tidak ditangkap.

Pada 2014, pemerintah Bangladesh menerbitkan undang-undang yang melarang pencatatan pernikahan antara warga Bangladesh dengan etnis Rohingya atau pasangan etnis Rohingya.

Langkah ini diambil pemerintah Bangladesh dengan alasan pernikahan digunakan sebagai alasan bagi ratusan ribu pengungsi Rohingya asal Myanmar untuk mendapatkan status kewarganegaraan negeri tersebut.

Hossain tidak dapat dihubungi untuk menanggapi putusan tersebut. Namun sebelum putusan, Hossain kembali mempertanyakan aturan yang dinilainya diskriminatif itu.

“Jika warga Bangladesh bisa menikahi siapa saja dari agama apa saja, apa salahnya putra saya menikahi perempuan Rohingya?" ujar Hossain. “Dia menikahi Muslim yang mencari perlindungan di Bangladesh.”

Insiden ini berawal ketika sejak Oktober lalu , Shoaib Hossain Jewel, 26 tahun, dicari kepolisian Bangladesh setelah diketahui pemuda itu menikahi seorang perempuan Rohingya berusia 16 tahun.

Shoaib dikabarkan mengenal gadis Rohingya itu ketika keluarga perempuan itu ditampung di kediaman seorang ulama setempat.

Baca juga:

Gadis Rohingya Dijadikan Budak Seks di Bangladesh

Shoaib bahkan rela menjelajah ratusan kilometer untuk mencari kekasihnya itu di sebuah kamp pengungsi setelah mereka dipindahkan.

Tak lama kemudian, Shoaib menikahi gadis Rohingya tersebut. Pernikahan itulah yang membuat Shoaib kini menghadapi masalah.

Shoaib diyakini sebagai warga Bangladesh pertama yang menikahi perempuan Rohingya sejak gelombang pengungsi Rohingya membanjiri Bangladesh dari Myanmar.

Sebanyak 655.000 warga Rohingya lari ke Bangladesh sejak Agustus lalu setelah militer Myanmar menggelar operasi yang melibatkan pembunuhan dan perkosaan terhadap warga sipil di Negara Bagian Rakhine.

Mereka bergabung dengan lebih dari 200.000 pengungsi Rohingya yang telah tinggal di Bangladesh sejak kekerasan melanda Rakhine.

Berita terkait

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

1 hari lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

5 hari lalu

Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

Perubahan iklim telah berkontribusi pada gelombang panas yang semakin sering, semakin buruk dan semakin panjang selama musim panas di Bangladesh.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

13 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

25 hari lalu

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya

Baca Selengkapnya

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

36 hari lalu

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

45 hari lalu

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka

Baca Selengkapnya

Cerita Umar WNA Bangladesh 24 Tahun Menunggu Dideportasi: Tak Mau Pulang, Ingin Jadi WNI

57 hari lalu

Cerita Umar WNA Bangladesh 24 Tahun Menunggu Dideportasi: Tak Mau Pulang, Ingin Jadi WNI

Umar Syarif, 56 tahun, sudah 24 tahun berada di Rumah Detensi Imigrasi Jakarta. WNA asal Bangladesh ini sudah betah dan tak ingin pulang

Baca Selengkapnya

Tujuh Kecelakaan Industri Terbesar di Bangladesh, Apa Sebabnya?

1 Maret 2024

Tujuh Kecelakaan Industri Terbesar di Bangladesh, Apa Sebabnya?

Sedikitnya 46 orang tewas dan 22 lainnya luka parah di ibu kota Bangladesh, Dhaka, setelah kebakaran besar terjadi di sebuah restoran.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Melanda Gedung Bertingkat Enam di Bangladesh, 46 Orang Tewas

1 Maret 2024

Kebakaran Melanda Gedung Bertingkat Enam di Bangladesh, 46 Orang Tewas

Kebakaran hebat melanda sebuah restoran di gedung berlantai 6 di Bangladesh. Banyak korban tewas.

Baca Selengkapnya

Berkas Perkara 3 WNA yang Selundupkan Pengungsi Rohingya ke Aceh Sudah P21, Kejari Susun Dakwaan

17 Februari 2024

Berkas Perkara 3 WNA yang Selundupkan Pengungsi Rohingya ke Aceh Sudah P21, Kejari Susun Dakwaan

Setiap pengungsi Rohingya diharuskan membayar 100 ribu taka atau setara Rp 15,7 juta kepada 3 tersangka untuk pergi ke Indonesia.

Baca Selengkapnya