Pengacara Trump Coba Blokir Buku Kontroversial, Penerbit Lanjut

Reporter

Budi Riza

Editor

Budi Riza

Jumat, 5 Januari 2018 12:43 WIB

Steve Bannon. REUTERS

TEMPO.CO, Washington -- Pengacara Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mencoba menutup peredaran buku baru yang dibuat oleh bekas Kepala Strategi Gedung Putih, Steve Bannon berjudul "Fire and Fury: Inside the Trump White House".

Kepada penerbit Henry Holt & Co serta penulis buku itu jurnalis Michael Wolff, pengacara dari Trump, Charles Harder, mengirimkan somasi untuk mencegah dan menarik buku itu dari publikasi lebih lanjut. Somasi itu juga melarang beredarnya kutipan dan cuplikan dari buku itu.

Baca: Terungkap Rahasia Gaya dan Warna Rambut Trump


"Pengacara juga meminta satu eksemplar buku itu," begitu ditulis media Guardian, Kamis, 4 Januari 2018. Istilah "fire and fury" ini menjadi populer kembali setelah Trump menggunakannya untuk mengancam Korea Utara agar mau menghentikan program senjata nuklirnya.

Advertising
Advertising

Baca: Trump Dukung Dialog Korea Utara dan Korea Selatan karena ...

Buku itu berisi sejumlah informasi baru yang menghebohkan publik AS mengenai kondisi di dalam tim kampanye Trump pada pemilihan Presiden AS 2016, sikap Trump yang merasa ragu bakal menang pilpres, hingga pertemuan anak dan menantu Trump dengan sekelompok orang Rusia, yang menimbulkan kehebohan dan disebut pengkhianatan serta tidak patriotis.


Namun langkah pengacara Trump ini justru membuat peluncuran buku itu dipercepat menjadi Jumat, 5 Januari 2018, waktu setempat. "Ini dia bukunya. Anda bisa membelinya dan membacanya besok. Terima kasih, Pak Presiden," kata Michael Wolff, wartawan senior yang menulis buku ini atas informasi dari Steve Bannon, lewat akun Twitternya @MichaelWolffNYC, Kamis, 4 Januari 2018.


Awalnya, seperti dilansir Guardian, buku berjudul "Fire and Fury: Inside the Trump White House" ini akan diluncurkan Selasa pekan depan. Namun, Guardian kemudian mendapat kesempatan untuk mengulas buku itu dan menuliskannya dalam sebuah artikel panjang. Artikel ini, Guardian mengklaim, membuat kehebohan di Gedung Putih. Majalah New York juga menulis panjang soal isi buku ini.


Menurut Guardian, kehebohan sikap Trump itu seperti: pertama, Trump membuat pernyataan pribadi luar biasa mengecam Steve Bannon, yang sebelumnya merupakan orang dekatnya. Dia menyebut Bannon sebagai orang yang membesarkan diri sendiri dan tidak kritis.


"Steve Bannon tidak ada hubungannya dengan saya dan kepresidenan saya," kata Trump. "Ketika dia dipecat, dia tidak hanya kehilangan pekerjaan tapi juga pikirannya." Bannon merupakan tokoh dibalik media ultrakonservatif Breitbart News sebelum bergabung ke dalam tim kampanye Presiden Trump pada 2016. Komunitas konservatif merupakan basis pendukung Trump.


Juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders, mengatakan Trump merasa "sangat marah dan jijik" terhadap serangan Bannon kepada keluarganya. Serangan itu seperti tertulis dalam buku tadi yaitu ada klaim Donald Trump Jr, yang merupakan anak sulung Donald Trump, bertemu dengan sekelompok orang Rusia, yang berjanji menyerahkan bukti keburukan Hillary Clinton untuk kepentingan kampanye Trump. Ini dinilai sebagai sebuah bentuk pengkhianatan dan tidak patriotis.


Kedua indikasi kehebohan itu, menurut Guardian, adalah pengacara Trump mencoba menghentikan penerbitan buku itu dengan mengirimkan surat somasi kepada penerbit dan penulis buku.


Semua kehebohan ini justru membuat permintaan publik akan buku itu meningkat. Seorang juru bicara dari penerbit Henry Holt & Co. mengatakan semua bentuk penerbitan buku baru ini dimajukan menjadi Jumat karena munculnya "permintaan yang tidak disangka sebelumnya."
Juru bicara ini juga mengatakan penerbit telah menerima surat somasi dari pengacara Trump. "Kami melihat buku "Fire and Fury" ini sebagai kontribusi luar biasa untuk diskursus publik nasional dan akan melanjutkan penerbitan buku itu."


Menurut Ben Wizner, direktur American Civil Liberties Union, mengatakan gugatan hukum Trump tidak bakal menang. "Saya kira hanya ada satu penonton untuk ancaman hukum ini yaitu Donald Trump sendiri," kata Wizner.


Trump memberhentikan Steve Bannon pada Agustus 2017 setelah dinilai keliru memberi nasehat kepada Trump mengenai sikap dan pernyataan yang sebaiknya dibuat terkait unjuk rasa rasial kelompok supremasi kulit putih di AS, yang justru menimbulkan kontroversi di publik AS.


Bannon menjadi pusat perhatian publik Amerika menyusul bentrokan rasisme antara kelompok supremasi kulit putih dan kelompok antifasis di Charlottesville, Amerika Serikat, yang menewaskan tiga orang dan melukai puluhan lainnya. Publik AS menilai Bannon menjadi pendukung utama supremasi kulit putih di dalam pemerintah Trump. Desakan untuk mendepak Bannon pun menguat.


INDEPENDENT | GUARDIAN | TWITTER

Berita terkait

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

2 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

13 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

22 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

24 hari lalu

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

Trump telah mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyangkal pernah bertemu dengan Stormy Daniels.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

28 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

29 hari lalu

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

Arab Saudi adalah tempat yang dikunjungi Trump setelah dilantik sebagai Presiden AS pada 2017.

Baca Selengkapnya

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

34 hari lalu

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.

Baca Selengkapnya

Trump Minta Israel Akhiri Perang di Gaza, Ini Alasannya

38 hari lalu

Trump Minta Israel Akhiri Perang di Gaza, Ini Alasannya

Sebagai sekutu paling loyal, Donald Trump memperingatkan Israel untuk mengakhiri perangnya di Gaza.

Baca Selengkapnya

Blinken dan Biden Ucapkan Selamat kepada Prabowo, Apa Artinya untuk Hubungan Indonesia-AS?

43 hari lalu

Blinken dan Biden Ucapkan Selamat kepada Prabowo, Apa Artinya untuk Hubungan Indonesia-AS?

Diplomat top AS, Antony Blinken, baru mengucapkan selamat kepada Prabowo setelah hasil resmi KPU diumumkan.

Baca Selengkapnya

Anatomi Persaingan Sengit Trump Biden di Super Tuesday Menuju Bertarung di Pilpres

50 hari lalu

Anatomi Persaingan Sengit Trump Biden di Super Tuesday Menuju Bertarung di Pilpres

Hasil dari kontes di negara bagian Georgia, Mississippi dan Washington tidak pernah diragukan lagi menyodorkan pertarungan ulang Trump Biden.

Baca Selengkapnya