Rusia Minta AS Tidak Intervesi Domestik Iran, Soal Apa?

Reporter

Budi Riza

Editor

Budi Riza

Jumat, 5 Januari 2018 10:01 WIB

Presiden Donald Trump, berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, saat berjalan menuju sesi foto dalam acara KTT APEC di Danang, Vietnam, 11 November 2017. Trump dan Putin menyetujui sebuah pernyataan tentang Suriah, saat berbincang ketika sesi foto. REUTERS/Jorge Silva

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Rusia mengkritik usulan Amerika Serikat untuk menggelar sidang istimewa Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terkait unjuk rasa di Iran sebagai berbahaya dan merusak.


"Kami tidak melihat ada peran DK PBB dalam isu ini," kata Sergei Ryabkov, Deputi Menteri Luar Negeri Rusia, seperti dilansir kantor berita RIA dan dikutip Reuters, Kamis, 4 Januari 2018. "Urusan domestik Iran tidak ada hubungannya dengan peran Dewan Keamanan PBB."

Baca: Rusia Siap Mediasi Korea Utara - Amerika Serikat, Ini Syaratnya

Saat ditanyakan kemungkinan AS akan menjatuhkan sanksi baru kepada Iran, Ryabkov mengatakan cara seperti itu tidak sah. Dia juga menegaskan AS agar tidak mencampuri urusan dalam negeri Iran.

Advertising
Advertising

Baca: Dituding Jual Minyak ke Korea Utara, Ini Jawaban Rusia

Ryabkov juga mengatakan Moskow tetap berkomitmen mengikuti perjanjian internasional 2015 mengenai program nuklir Iran agar tidak ada pengembangan senjata nuklir. Perjanjian ini dikritik Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, sebagai perjanjian yang merugikan dan justru memperkuat pengaruh Iran di kawasan Timur Tengah.


Seperti diberitakan sebelumnya, delegasi Kazakhstan di PBB mengatakan DK PBB akan membahas soal Iran pada Jumat, 5 Januari 2018, waktu setempat. Saat ini, Kazakhstan menempati posisi sebagai Presiden DK PBB hingga akhir Januari.


Sebelumnya, Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley, juga mengatakan Washington akan meminta digelarnya sidang darurat mengenai Iran di DK PBB dan Dewan Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa. AS mengatakan telah mengajukan permintaan resmi untuk sidang PBB pada Jumat pekan ini.


Pada Kamis kemarin, Kementerian Keuangan Amerika Serikat mengumumkan sanksi terhadap empat perusahaan dan satu lembaga riset asal Iran, yang mendukung program pengembangan rudal balistik. Sanksi itu berupa pembekuan aset keuangan dari perusahaan terkait, yang berada dalam wilayah yurisdiksi AS. Warga dan perusahaan AS dilarang melakukan transaksi komersil dengan perusahaan-perusahaan ini.


"Sanksi ini mentargetkan entitas kunci yang terlibat dalam pengembangan program rudal balistik, yang menjadi prioritas rezim Iran di atas pembangunan ekonomi bangsa Iran," kata Steven Mnuchin, menteri Keuangan AS, dalam pernyataannya seperti dilansir media Politico asal AS, Kamis, 4 Januari 2018, waktu setempat.


Kelima perusahaan ini terafiliasi dengan Grup Shahid Bakeri Industrial, yang mengembangkan berbagai jenis rudal Iran. Perusahaan-perusahaan itu adalah Shahid Kharrazi Industries, Shahid Sanikhani Industries, Shahid Moghaddam Industries, Shahid Shustari Industries, dan Shahid Eslami Research Center. Rusia terlibat dalam proses perjanjian internasional soal nuklir Iran pada 2015 untuk menghentikan program pengembangan senjata nuklir ini.


RIA | REUTERS | POLITICO | CNBC

Berita terkait

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

6 jam lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

1 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

1 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

2 hari lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

3 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

4 hari lalu

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

4 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

4 hari lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

5 hari lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

6 hari lalu

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih

Baca Selengkapnya