Trump Dukung Unjuk Rasa Iran, Rouhani Bilang Ini

Reporter

Budi Riza

Editor

Budi Riza

Senin, 1 Januari 2018 10:51 WIB

Presiden Iran, Hassan Rouhani. Jason Alden/Bloomberg via Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Iran, Hassan Rouhani, mengkritik pernyataan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang mendukung aksi unjuk rasa di negara itu sambil menegaskan petugas keamanan tidak akan mentolerir perilaku antisosial yang anarkis

Baca: Nama Donald Trump Bakal Jadi Nama Stasiun di Yerusalem

"Orang ini yang bersimpati terhadap rakyat kita telah lupa bahwa beberapa bulan lalu dia menyebut kita sebagai bangsa teroris. Orang yang telah melawan bangsa Iran dari ujung rambut hingga kakinya tidak punya hak bersimpati kepada rakyat Iran," kata Rouhani dalam pernyataan pertamanya menanggapi aksi unjuk rasa, Ahad, 31 Desember 2017.

Advertising
Advertising

Baca: Trump Cuit Unjuk Rasa Ekonomi di Mashad, Ini Kata Kemenlu Iran

Rouhani mengatakan ini menanggapi perusakan sejumlah properti publik dan tindak kekerasan yang terjadi di beberapa kota sejak Kamis, 28 Desember 2017. "Rakyat berhak mengkritik atau memprotes dengan tujuan untuk perbaikan bagi bangsa dan negara," kata Rouhani.


Unjuk rasa ini masih terjadi pada Ahad dengan sejumlah warga turun ke jalan memprotes kondisi ekonomi yang dinilai memberatkan. Masyarakat mengeluhkan naiknya harga-harga barang seperti telur dan daging. Pemerintah mengerahkan petugas keamanan untuk turun ke jalan disertai polisi anti-huru hara.


Sebagian pengunjuk rasa meneriakkan seruan agar pemimpin spiritual Iran, Ayatullah Ali Khamenei, mengundurkan diri. Ini merupakan protes terbesar di Iran sejak 2009, yang terkait penolakan sebagian warga atas hasil pemilu Presiden yang dimenangkan Ahmadinejad.


Beberapa video yang diunggah pada Sabtu lalu di Tehran, ibu kota Iran, para pengunjuk rasa menurunkan spanduk besar bergambar ayatullah. Ini bentuk protes yang jarang terlihat sejak terjadinya Revolusi Islam Iran pada 1979, yang menumbangkan Shah Iran.


Sebuah video juga menampilkan gambar pengunjuk rasa menurunkan spanduk bergambar pemimpin pasukan Quds, Qassem Suleimani, yang menjadi ujung tombak terutama dalam perang di Suriah melawan kelompok teroris ISIS.


Terkait aksi unjuk rasa ini, Presiden AS, Donald Trump, mencuit lewat akun Twitternya @realdonaldtrump. "Orang akhirnya menjadi bijak mengenai cara uang dan kekayaan mereka dicuri dan diselundupkan untuk mendukung terorisme," kata Trump sambil menambahkan bahwa dia mengawasi dengan ketat terhadap semua pelanggaran Hak Asasi Manusia.


Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Iran, Abdolreza Rahmani-Fazil, mengatakan penegak hukum tidak akan mentolerir orang-orang yang melakukan tindak kekerasan, menyebarkan rasa takut dan teror. Petugas akan menangani orang-orang ini. Trump mencuit soal unjuk rasa ini lewat akun Twitternya.

GUARDIAN | AL JAZEERA | NBC NEWS

Berita terkait

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

14 jam lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

2 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

14 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

22 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

25 hari lalu

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

Trump telah mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyangkal pernah bertemu dengan Stormy Daniels.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

29 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

29 hari lalu

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

Arab Saudi adalah tempat yang dikunjungi Trump setelah dilantik sebagai Presiden AS pada 2017.

Baca Selengkapnya

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

34 hari lalu

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.

Baca Selengkapnya

Trump Minta Israel Akhiri Perang di Gaza, Ini Alasannya

39 hari lalu

Trump Minta Israel Akhiri Perang di Gaza, Ini Alasannya

Sebagai sekutu paling loyal, Donald Trump memperingatkan Israel untuk mengakhiri perangnya di Gaza.

Baca Selengkapnya

Blinken dan Biden Ucapkan Selamat kepada Prabowo, Apa Artinya untuk Hubungan Indonesia-AS?

43 hari lalu

Blinken dan Biden Ucapkan Selamat kepada Prabowo, Apa Artinya untuk Hubungan Indonesia-AS?

Diplomat top AS, Antony Blinken, baru mengucapkan selamat kepada Prabowo setelah hasil resmi KPU diumumkan.

Baca Selengkapnya