Uskup Liverpool Kritik Tokoh Agama AS Pendukung Trump
Jumat, 29 Desember 2017 12:01 WIB
TEMPO.CO, London - Uskup senior dari Church of England mengkritik sejumlah pemimpin agama konservatif Amerika Serikat karena dukungan mereka terhadap Presiden Donald Trump terkait status Kota Yerusalem.
Uskup Liverpool, Paul Bayes, mengatakan sikap pemimpin agama seperti itu berisiko membuat makna kata pengajaran agama bisa diremehkan publik. Dia berargumentasi tidak ada alasan pembenar bagi orang Kristen untuk melawan ajaran Tuhan, yang mengajarkan manusia untuk melindungi orang miskin dan kelompok lemah.
Baca: Kecewa, Trump: Cina Jual Minyak ke Korea Utara!
"Sejumlah orang yang menyebut diri mereka tokoh agama di AS tampaknya tidak kritis saat menerima posisi Trump dan sekutunya," kata Bayes kepada media Guardian, Kamis, 28 Desember 2017.
Baca: Nama Donald Trump Bakal Jadi Nama Stasiun di Yerusalem
Bayes mengatakan,"Beberapa hal yang telah dikatakan para pemimpin agama tampaknya berkolusi dengan sistem yang memarjinalkan orang miskin, yang membangun tembok dan bukannya jembatan. Sebuah sistem yang memarjinalkan masyarakat pinggiran. Sistem yang mengatakan kami tidak menerima orang lagi datang ke negara kami."
Menurut Bayes, orang-orang Kristen yang mengatakan hal seperti itu harus mampu menjustifikasi bahwa itu ajaran Kristen. "Saya tidak percaya itu benar."
Pada bulan lalu, Uskup Agung Canterbury, Justin Welby, juga menyampaikan kritik serupa. Dia mengaku tidak bisa memahami mengapa dukungan kelompok konservatif agama di AS begitu kuat kepada Trump. "Saya benar-benar tidak mengerti dari mana itu berasal," kata Welby.
Dalam pesan pada misa Natal di Canterbury Cathedral, Welby mengkritik para pemimpin populis yang menipu rakyatnya. Komentar ini, menurut Guardian, diterjemahkan sebagai kritik kepada Trump.
Menurut hasil riset Pew Research, sekitar 80 persen tokoh agama kulit putih Kristen mengatakan mereka mendukung Trump pada pemilu Presiden 2016. Dan sekitar tiga perempatnya mengatakan mereka mendukung kebijakan Trump.
Baru-baru ini media Los Angeles Times juga melansir besarnya dukungan para tokoh agama Kristen di AS terhadap kebijakan Trump menyebut Kota Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Pada saat yang sama, tokoh agama Kristen di Yerusalem dan Bethlehem justru mengkritik keras kebijakan Trump itu, seperti yang diungkapkan Uskup Agung Yerusalem, Pierbattista Pizzaballa.
GUARDIAN | CNN | QUARTZ