Filipina Bantah Bakal Pindahkan Kedubes ke Yerusalem, Kenapa?

Reporter

Budi Riza

Editor

Budi Riza

Kamis, 28 Desember 2017 11:49 WIB

Suasana rapat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai keputusan mengenai status Yerusalem di Markas Besar PBB di New York City, New York, AS, 18 Desember 2017. REUTERS/Brendan McDermid

TEMPO.CO, Manila -- Menteri Luar Negeri Filipina, Alan Peter Cayetano, mengatakan pemerintah Filipina tidak berencana untuk memindahkan kantor kedutaan besar dari Kota Tel Aviv ke Kota Yerusalem. Dia juga menegaskan pemerintah Israel tidak pernah menanyakan hal itu secara langsung ke Filipina.


"Agar adil ke Israel, mereka belum pernah meminta atau bertanya kepada kami soal pemindahan kantor kedubes," kata Cayetano kepada media GMA News seperti dilansir pada Selasa, 26 Desember 2017.
"Faktanya, mereka malah mengklarifikasi kepada negara-negara sahabat mereka bahwa Filipina tidak mengkomunikasikan apakah ada rencana pemindahan kedubes ke Yerusalem."

Baca: Soal Yerusalem, Guatemala Mempertahankan Keputusannya

Berita ini muncul setelah sebuah radio Israel memberitakan pemerintahan Perdana Menteri Netanyahu sedang berbicara dengan sepuluh negara mengenai kemungkinan mereka memindahkan kantor kedubesnya ke Kota Yerusalem. Nama Filipina, Rumania dan Sudan Selatan termasuk yang disebut bakal memindahkan kantor kedubes mereka.

Advertising
Advertising

Baca: Palestina Kecam Sikap Guatemala Soal Yerusalem


Menurut media Filipina, GMA News, pemindahan kantor kedubes ke Yerusalem bakal berarti mengakui kota yang disengketakan Israel dan Palestina itu sebagai ibu kota Israel. Saat ini, semua kantor kedubes ada di Tel Aviv.


"Kami telah berkomunikasi dengan semua negara sahabat di Timur Tengah bahwa belum ada diskusi atau rencana untuk memindahkan kantor kedubes dari Tel Aviv," kata Cayetano.


Dia menambahkan Filipina mendukung solusi dua negara sebagai jalan keluar konflik Israel dan Palestina. Filipina juga menawarkan diri sebagai penengah dalam proses perdamaian kedua negara itu.


"Kami mendukung resolusi perdamaian untuk menyelesaikan konflik," kata Cayetano. "Dalam diplomasi, kecuali ada situasi mendesak, Anda tidak akan tiba-tiba mengambil langkah besar seperti itu. Anda harus pelajari semuanya. Harus ada keseimbangan."


Filipina menjadi satu dari 35 negara yang abstain pada pengambilan keputusan mengenai resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa soal status Kota Yerusalem. Resolusi itu menganulir keputusan kontroversial Presiden Amerika Serikat yang menyebut status Kota Yerusalem sebagai ibu kota Israel. 128 negara mendukung resolusi itu dengan 21 negara lainnya memilih absen dari sidang.


Soal sikap abstain ini, Cayetano beralasan Filipina merupakan negara berdaulat penuh. "Kami tidak ingin negara manapun mengajari kami mengenai dimana kami bisa atau tidak bisa menaruh kantor kedubes sehingga kami tidak bisa mengecam AS untuk membuat keputusan soal itu."


Cayetano juga mengingatkan bagian terbesar dari pertimbangan kebijakan politik luar negeri Filipina adalah 10 juta pekerja di luar negeri, yang mayoritas bekerja di negara-negara Timur Tengah seperti Arab Saudi dan Qatar.


"Itu sebabnya kami berteman dengan semua dan tidak mempunyai musuh, ini kebijakan yang sangat penting. Sebagian orang menilai abstain sebagai tidak bersikap. Tapi itu kadang-kadang sebuah sikap," kata Cayetano. Yerusalem menjadi isu penting yang mendapat pembahasan dunia internasional.


GMA NEWS |HAARETZ | REUTERS

Berita terkait

Keluarga Sandera Ancam Bakar Israel jika Kesepakatan dengan Hamas Tidak Tercapai

28 hari lalu

Keluarga Sandera Ancam Bakar Israel jika Kesepakatan dengan Hamas Tidak Tercapai

Keluarga sandera Israel mengancam akan membakar negara jika Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tidak segera mencapai kesepakatan pertukaran sandera dengan Hamas.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Minggu Palma Dihalangi Israel, 4 Negara Eropa Siap Akui Negara Palestina

34 hari lalu

Top 3 Dunia: Minggu Palma Dihalangi Israel, 4 Negara Eropa Siap Akui Negara Palestina

Berita Top 3 Dunia pada Senin 25 Maret 2024 diawali Israel menghalangi ribuan umat Kristen dari Tepi Barat untuk merayakan Minggu Palma

Baca Selengkapnya

Israel Halangi Umat Kristen Palestina Rayakan Minggu Palma di Yerusalem

35 hari lalu

Israel Halangi Umat Kristen Palestina Rayakan Minggu Palma di Yerusalem

Israel dilaporkan menghalangi umat Kristen dari Tepi Barat untuk merayakan Minggu Palma di Yerusalem.

Baca Selengkapnya

PBB Waswas Ada Provokasi di Tempat Suci Yerusalem Timur

47 hari lalu

PBB Waswas Ada Provokasi di Tempat Suci Yerusalem Timur

Juru bicara PBB berkomentar tentang insiden pasukan Israel menghalangi warga Palestina untuk salat Tarawih di Masjid Al Aqsa.

Baca Selengkapnya

Selama Ramadan, Ini Kekhawatiran Warga Palestina di Yerusalem

49 hari lalu

Selama Ramadan, Ini Kekhawatiran Warga Palestina di Yerusalem

Ketika warga Palestina bersiap menyambut Ramadan, banyak yang khawatir pihak keamanan dan kelompok sayap kanan Israel akan memicu kerusuhan.

Baca Selengkapnya

Argentina Umumkan Rencana Pindahkan Kantor Kedutaan Besarnya di Tel Aviv ke Yerusalem

7 Februari 2024

Argentina Umumkan Rencana Pindahkan Kantor Kedutaan Besarnya di Tel Aviv ke Yerusalem

Presiden Argentina Javier Milei mengumumkan rencana merelokasi kantor kedutaan besar Argentina di Tel Aviv ke Yerusalem

Baca Selengkapnya

Kristen Palestina Jadi Sasaran Serangan Pemukim Israel yang Meningkat

28 Desember 2023

Kristen Palestina Jadi Sasaran Serangan Pemukim Israel yang Meningkat

Pemukim Israel juga menjadikan umat Kristen Palestina sasaran serangan dan pelecehan, yang berada di tanah Palestina sejak lebih dari 2.000 tahun.

Baca Selengkapnya

Kakak-Adik Anggota Hamas Tembaki Halte Bus di Yerusalem, 3 Orang Tewas

30 November 2023

Kakak-Adik Anggota Hamas Tembaki Halte Bus di Yerusalem, 3 Orang Tewas

Kakak adik asal Palestina menembaki halte bus di Yerusalem saat gencatan Hamas Israel diperpanjang.

Baca Selengkapnya

Gencatan Senjata Diperpanjang, Serangan di Yerusalem Sebabkan 2 Tewas

30 November 2023

Gencatan Senjata Diperpanjang, Serangan di Yerusalem Sebabkan 2 Tewas

Kontak senjata terjadi di Yerusalem, Tepi Barat, beberapa saat setelah Hamas dan Israel sepakat memperpanjang gencatan senjata satu hari

Baca Selengkapnya

Israel Terus Bombardir Gaza, Hamas: Kami Tidak Tahu Nasib Sejumlah Sandera

18 November 2023

Israel Terus Bombardir Gaza, Hamas: Kami Tidak Tahu Nasib Sejumlah Sandera

Hamas mengatakan kehilangan kontak dengan beberapa kelompok yang bertanggung jawab atas keselamatan sandera di Jalur Gaza

Baca Selengkapnya