TEMPO.CO, Jakarta -Puluhan ribu warga Israel turun ke jalan untuk melakukan protes massal di Tel Aviv pada Sabtu, 30 Maret 2024, termasuk keluarga para sandera Israel di Gaza.
Mereka mengancam akan “membakar negara ini” jika kesepakatan pertukaran sandera dengan Hamas tidak segera tercapai.
Keluarga-keluarga tersebut mengadakan konferensi pers di Kaplan Square, Tel Aviv dan mengatakan bahwa “ada kesepakatan yang dapat dibuat” perihal para sandera, menurut surat kabar Israel Yedioth Ahronoth.
Keluarga dan ribuan pengunjuk rasa meneriakkan: “Setuju sekarang,” menurut harian tersebut, merujuk pada negosiasi pembebasan sandera antara Hamas dan Israel yang tak kunjung selesai.
“Kami akan membakar negara ini,” ujar mereka, dikutip oleh Yedioth Ahronoth.
Polisi menangkap belasan pengunjuk rasa dan mengerahkan meriam air untuk membubarkan massa demonstrasi di Tel Aviv, di mana beberapa pengunjuk rasa memblokir jalan-jalan utama.
Bentrokan dengan polisi juga dilaporkan terjadi di Yerusalem, tempat sekitar 200 demonstran menerobos serangkaian penghalang polisi untuk berdemonstrasi sekitar 100 meter dari kediaman Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Jalan Azza.
Penangkapan juga terjadi di Kaisarea, di mana polisi menahan pengunjuk rasa yang memblokir jalan di dekat kediaman pribadi Netanyahu dan meneriakkan agar perdana menteri itu mengundurkan diri.
Massa pun berkumpul di wilayah Sderot, Or Akiva dan Beersheba, setelah adanya pernyataan publik dari anggota keluarga sandera yang menyebut Netanyahu sebagai “penghalang bagi kesepakatan” untuk membebaskan para sandera.
Para keluarga sandera, menurut Yedioth Ahronoth, memberi pernyataan di luar gedung Kementerian Pertahanan di Tel Aviv bahwa Netanyahu tidak memberi mereka pilihan, karena dia menolak usulan-usulan dan mengambil sikap garis keras dalam negosiasi.
Einav Zangauker, ibu dari Matan Zangauker yang disandera Hamas, menyebut penanganan Netanyahu terhadap masalah penyanderaan “tidak dapat dipahami dan bersifat kriminal”, dalam pidatonya pada Sabtu malam di Yerusalem.
“Perdana Menteri Netanyahu, setelah Anda meninggalkan keluarga kami pada tanggal 7 Oktober, dan setelah 176 hari di mana Anda tidak mencapai kesepakatan (untuk pemulangan mereka), dan karena Anda terus-menerus terlibat dalam upaya menggagalkan kesepakatan, kami menyadari bahwa Anda adalah hambatan dalam kesepakatan tersebut. Anda adalah penghalangnya. Andalah yang berdiri di antara kami dan kepulangan orang-orang yang kami cintai,” katanya.
“Mulai sekarang, kami akan berupaya untuk segera menggantikan Anda. Kami telah menyimpulkan bahwa itu adalah cara tercepat untuk mencapai kesepakatan… Kami akan menunjukkan dan menuntut pemecatan Anda. Kami akan memburumu di depan umum.”
Para keluarga mendesak anggota pemerintah lainnya beserta mitra-mitra koalisi, termasuk partai-partai Yahudi ultra-Ortodoks, untuk membantu mereka membebaskan orang-orang yang mereka cintai, menurut surat kabar Israel.
Delegasi perunding Israel diperkirakan akan berangkat ke Kairo, Mesir, pada Ahad untuk membahas perjanjian pertukaran sandera sebelum bertolak ke ibu kota Qatar, Doha.
Qatar, Mesir dan Amerika Serikat sedang berusaha mencapai kesepakatan pertukaran sandera dan gencatan senjata di Gaza.
Sebelumnya, jeda pertempuran pertama hanya berlangsung selama satu pekan pada akhir November 2023, yang memungkinkan sedikit bantuan masuk ke Jalur Gaza, serta pertukaran sandera Israel untuk tahanan Palestina di penjara Israel.
Tel Aviv saat ini menahan setidaknya 9.100 tahanan Palestina di penjaranya, sementara diperkirakan masih ada 134 sandera Israel di Gaza. Hamas telah mengumumkan kematian 70 sandera dalam serangan udara Israel yang tidak pandang bulu.
Pilihan Editor: Hamas: 7 Sandera Tewas Akibat Bom Israel di Gaza
ANADOLU | TIMES OF ISRAEL