Kaleidoskop 2017: 8 Kebijakan Kontroversial Trump

Reporter

Budi Riza

Editor

Budi Riza

Rabu, 27 Desember 2017 06:49 WIB

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. AFP/Jason Connolly

TEMPO.CO, Jakarta - Dengan slogan kampanye "Make America Great Again" sebagai tema sentral pada pemilihan Presiden AS 2016, Presiden Donald Trump meluncurkan sejumlah inisiatif besar, yang menarik perhatian dunia internasional. Slogan ini bermakna peningkatan kemakmuran ekonomi AS, meningkatkan keamanan domestik dan mendongkrak pengaruh negara ini secara global sebagai negara superpower satu satunya di dunia.

Baca: Hari Natal Bersama Anak-Anak, Trump: Saya ingin Perdamaian

Sebagian kritik domestik dan luar negeri mengecam kebijakan Trump ini sebagai bentuk kebijakan isolasi diri dari panggung internasional. Sedangkan lainnya mendukung dengan mengatakan Trump berusaha memperbaiki perekonomian domestik AS. Saat ini AS mengalami defisit hingga sekitar US$ 463 miliar (sekitar Rp6300 triliun) atau naik sekitar 12 persen hingga Oktober 2017.

Advertising
Advertising

Baca: Kaleidoskop 2017: 7 Pernyataan Heboh Trump

"Presiden telah berjanji berulang kali untuk mengurangi defisit perdagangan. Tapi sejauh ini pada tahun ini, jumlah defisit ini terus bertambah," begitu dilansir CNN pada 5 Desember 2017.
Beberapa kebijakan Trump ini bertema ekonomi dan sebagian lagi bersifat politik. Berikut kebijkan kontroversial Trump:

23 Januari 2017

Keluar dari TPP
1. Trump memutuskan AS keluar dari pakta perdagangan internasional Trans Pacific Partnership, yang menjadi program unggulan Presiden Barack Obama. Ini adalah perjanjian perdagangan dengan negaara-negara yang memiliki batas wilayah dengan Laut Pasifik. Trump melakukan ini pada hari pertamanya sebagai Presiden AS dengan alasan langkah ini sebagai "hal besar bagi para pekerja AS." Sebelas negara lain seperti Jepang, yang merupakan sekutu terdekat AS di Asia, memilih melanjutkan negosiasi TPP ini.

23 Januari 2017

Ancam Keluar dari NAFTA
2. Trump juga mengancam akan keluar dari perjanjian perdagangan North American Free Trade Agreement, yang berisi perjanjian perdagangan dengan Meksiko dan Kanada pada 1994. Trump menilai perjanjian ini merugikan ekonomi AS karena menimbulkan defisit perdagangan. Dia ingin menghentikan relokasi pabrik AS ke Meksiko, yang menyebabkan pengangguran meningkat.

27 Januari 2017

Pelarangan Perjalanan
3. Trump menerbitkan perintah ekskutif untuk melarang masuknya pengungsi dari tujuh negara berpopulasi Muslim. Kebijakan ini menimbulkan protes dari dalam AS dan berbagai negara karena dianggap rasis. Ketujuh negara itu adalah Irak, Suriah, Iran, Libya, Somalia, Sudan, and Yaman. Trump menjawab,"Untuk jelasnya, ini bukan tentang pelarangan Muslim seperti diberitakan media massa. Ini bukan soal agama. Ini soal tindakan teror dan menjaga negara kita jadi aman." Kebijakan ini sedang di bahas di pengadilan dengan nama Irak dan Sudan keluar dari daftar digantikan Chad. Lalu ada Korea Utara dan Venezuela, yang juga terkena larangan perjalanan ini.

25 Mei 2017

Kritik Anggota NATO
4. Trump mengkritik pedas negara-negara sekutu Eropa anggota North Atlantic Treaty Organization, yang dinilainya lalai dalam menyetorkan iuran rutin untuk membiayai operasi militer NATO. Trump secara terbuka menyatakan enggan mendukung klausa pertahanan bersama yang diatur NATO. Pernyataan ini dikritik para pemimpin Eropa, yang terdiri dari 28 negara. Sebulan kemudian, Trump berjanji akan membantu negara anggota NATO jika diserang negara lain. Namun, Eropa kemudian meluncurkan inisiatif sendir yaitu PESCO (Permanent Structured Cooperation on security and defence), yang merupakan kesepakatan pertahanan kolektif 25 negara Eropa tanpa AS.

1 Juni 2017

Keluar dari Kesepakatan Perubahan Iklim
5. Trump menyatakan keluar dari Kesepakatan Perubahan Iklim Paris (Paris Climate Change Agreement). Trump, yang membantah temuan ilmiah adanya kenaikan suhu bumi akibat aktivitas bisnis manusia yang memproduksi karbon, menginginkan AS mendapat perjanjian yang lebih menguntungkan. Ini membuat AS terisolasi dari panggung global penanganan perubahan iklim dan dikecam banyak negara maju.

9 Agutus 2017

Ancam Korea Utara dengan Kehancuran
6. Trump mengancam akan menyerang Korea Utara dengan kekuatan penuh "fire and fury", yang diterjemahkan media dan publik sebagai ancaman serangan nuklir. Ini pertama kalinya Presiden AS mengancam musuhnya dengan kehancuran besar-besaran. Sebelumnya, Korea Utara mengancam akan menyerang Pulau Guam di kawasan laut Pasifik, yang merupakan bagian dari wilayah AS, dengan rudal balistik. Ini berlanjut dengan Trump menyebut pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, sebagai manusia roket kecil, anjing kecil sakit dan orang pendek gendut. Kim menyebut Trump sebagai orang tua pikun dan gila.

6 Desember 2017

Sebut Yerusalem Ibu Kota Israel
7. Trump menyebut status Kota Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan ini sekaligus membalik kebijakan luar negeri AS selama tujuh dekade serta melanggar sejumlah resolusi PBB, yang ikut ditandatangani AS selama ini. Keputusan Trump ini digugat dalam sidang DK PBB pada 18 Desember dengan skor 14 mendukung pencabutan keputusan itu dan satu menolak dengan hak veto yaitu AS sendiri. Isu ini berlanjut ke sidang umum istimewa PBB pada 21 Desember 2017 dengan skor 128 negara mendukung resolusi PBB untuk mempertahankan status Kota Yerusalem sebagai kota internasional yang menaungi tiga agama besar yaitu Yahudi, Kristen dan Islam. Sebanyak 9 negara menolak termasuk AS, 35 negara memilih abstain seperti Meksiko, Kanada dan Australia dan 21 negara lainnya memilih absen dari sidang.

18 Desember 2017

Sebut Cina dan Rusia Rival Utama
8. Trump meluncurkan kebijakan strategi keamanan nasional, yang menyoroti dua negara sebagai rival utama yaitu Cina dan Rusia. Keduanya dituding secara sistematis dan terus menerus berupaya melemahkan berbagai kepentingan AS di domestik dan global. Cina mengkritik balik strategi keamanan nasional besutan Trump ini sebagai cerminan mental perang dingin dan kompetisi habis-habisan (zero sum game). Rusia mengecam strategi itu sebagai bentuk mentalitas imperialis AS dan pola pikir bahwa dunia ini masih unipolar padahal multipolar.

REUTERS | GUARDIAN | USA TODAY | CNN

Berita terkait

Terancam Masuk Penjara, Apa Dampaknya bagi Pencalonan Donald Trump?

1 hari lalu

Terancam Masuk Penjara, Apa Dampaknya bagi Pencalonan Donald Trump?

Jika Trump jadi dipenjara, Amerika bisa jadi akan menghadapi momen yang belum pernah terjadi: Seorang mantan presiden AS berada di balik jeruji besi.

Baca Selengkapnya

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

1 hari lalu

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

Stormy Daniels, bintang film dewasa yang menjadi pusat persidangan uang tutup mulut mantan presiden Donald Trump, akan bersaksi

Baca Selengkapnya

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

5 hari lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

7 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

19 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

27 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

30 hari lalu

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

Trump telah mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyangkal pernah bertemu dengan Stormy Daniels.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

34 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

34 hari lalu

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

Arab Saudi adalah tempat yang dikunjungi Trump setelah dilantik sebagai Presiden AS pada 2017.

Baca Selengkapnya

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

39 hari lalu

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.

Baca Selengkapnya