Pasca Sidang PBB Soal Status Yerusalem, Jalur Gaza Gelar Protes

Reporter

Budi Riza

Editor

Budi Riza

Sabtu, 23 Desember 2017 08:39 WIB

Seorang demonstran Palestina mengibarkan bendera Palestina saat beraksi menentang keputusan Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, di dekat perbatasan dengan Israel, 19 Desember 2017. REUTERS

TEMPO.CO, Jalur Gaza -- Dua orang warga Palestina menjadi korban tewas pertama pasca keputusan Sidang Umum Istimewa Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang menolak keputusan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada Kamis lalu soal status Kota Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Keduanya tewas saat berlangsung unjuk rasa di sepanjang perbatasan Jalur Gaza dengan Israel. Unjuk rasa ini bagian dari perlawanan bertema "Hari Kemurkaan", yang dicanangkan faksi Palestina, Hamas, dan sejumlah faksi lain atas keputusan Trump tadi.

Baca: Raja Salman Dukung Palestina Soal Yerusalem di Sidang Umum PBB


Kementerian Kesehatan Palestina mengungkapkan salah satu korban tewas bernama Zakariya Al-Kafameh, 24 tahun, yang merupakan warga Gaza. Dia tewas dengan luka tembak di dada akibat tembakan peluru tajam. Sedangkan korban kedua belum diumumkan identitasnya.

Advertising
Advertising

Baca: Palestina Lobi Rusia dan Cina Jadi Mediator Damai dengan Israel

Militer Israel belum merespon soal jatuhnya korban jiwa pada unjuk rasa ini. Namun dalam pernyataannya kemarin, militer Israel mengatakan ada sekitar 2000 orang warga Palestina yang berunjuk rasa di Gaza. Para pengunjuk rasa ini menimpuki tentara Israel dengan batu selain membakar ban. "Tentara merespon dengan peralatan pembubar kerusuhan. Dalam kerusuhan yang liar, tentara Israel menembak pemicu utama menggunakan peluru tajam."


Keputusan Trump untuk mengakui Kota Yerusalem sebagai ibu kota Israel memicu kritik dan kecaman dunia internasional. Kebijakan itu juga bertentangan dengan kebijakan AS selama tujuh dekade terakhir. Mayoritas negara termasuk sekutu dekat AS di jazirah Arab dan Eropa menilai keputusan itu justru menimbulkan konflik baru antara Palestina dan Israel. Keputusan itu juga dinilai mengganggu proses perundingan damai Israel dan Palestina, yang saat ini terhenti sejak 2014.


Pada 18 Desember, Dewan Keamanan PBB memvoting soal perubahan status Yerusalem. 14 negara mendukung draf resolusi besutan Mesir yang melarang semua perubahan status. Sedangkan AS menolak draf itu dan menggunakan hak vetonya.


Pada 21 Desember, PBB menggelar sidang umum istimewa atas permintaan Yaman, Turki dan Organisasi Kerjasama Islam membahas draf yang sama. Kali ini 128 mendukung draf dengan sembilan menolak dan 65 abstain. Keputusan Sidang Umum Istimewa PBB ini tidak mengikat meskipun memiliki dampak politik secara global. Palestina menyebut hasil sidang umum istimewa PBB sebagai sebuah kemenangan politik yang besar.


CNN | REUTERS | GUARDIAN

Berita terkait

Keluarga Sandera Ancam Bakar Israel jika Kesepakatan dengan Hamas Tidak Tercapai

28 hari lalu

Keluarga Sandera Ancam Bakar Israel jika Kesepakatan dengan Hamas Tidak Tercapai

Keluarga sandera Israel mengancam akan membakar negara jika Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tidak segera mencapai kesepakatan pertukaran sandera dengan Hamas.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Minggu Palma Dihalangi Israel, 4 Negara Eropa Siap Akui Negara Palestina

34 hari lalu

Top 3 Dunia: Minggu Palma Dihalangi Israel, 4 Negara Eropa Siap Akui Negara Palestina

Berita Top 3 Dunia pada Senin 25 Maret 2024 diawali Israel menghalangi ribuan umat Kristen dari Tepi Barat untuk merayakan Minggu Palma

Baca Selengkapnya

Israel Halangi Umat Kristen Palestina Rayakan Minggu Palma di Yerusalem

35 hari lalu

Israel Halangi Umat Kristen Palestina Rayakan Minggu Palma di Yerusalem

Israel dilaporkan menghalangi umat Kristen dari Tepi Barat untuk merayakan Minggu Palma di Yerusalem.

Baca Selengkapnya

PBB Waswas Ada Provokasi di Tempat Suci Yerusalem Timur

47 hari lalu

PBB Waswas Ada Provokasi di Tempat Suci Yerusalem Timur

Juru bicara PBB berkomentar tentang insiden pasukan Israel menghalangi warga Palestina untuk salat Tarawih di Masjid Al Aqsa.

Baca Selengkapnya

Selama Ramadan, Ini Kekhawatiran Warga Palestina di Yerusalem

49 hari lalu

Selama Ramadan, Ini Kekhawatiran Warga Palestina di Yerusalem

Ketika warga Palestina bersiap menyambut Ramadan, banyak yang khawatir pihak keamanan dan kelompok sayap kanan Israel akan memicu kerusuhan.

Baca Selengkapnya

Argentina Umumkan Rencana Pindahkan Kantor Kedutaan Besarnya di Tel Aviv ke Yerusalem

7 Februari 2024

Argentina Umumkan Rencana Pindahkan Kantor Kedutaan Besarnya di Tel Aviv ke Yerusalem

Presiden Argentina Javier Milei mengumumkan rencana merelokasi kantor kedutaan besar Argentina di Tel Aviv ke Yerusalem

Baca Selengkapnya

Kristen Palestina Jadi Sasaran Serangan Pemukim Israel yang Meningkat

28 Desember 2023

Kristen Palestina Jadi Sasaran Serangan Pemukim Israel yang Meningkat

Pemukim Israel juga menjadikan umat Kristen Palestina sasaran serangan dan pelecehan, yang berada di tanah Palestina sejak lebih dari 2.000 tahun.

Baca Selengkapnya

Kakak-Adik Anggota Hamas Tembaki Halte Bus di Yerusalem, 3 Orang Tewas

30 November 2023

Kakak-Adik Anggota Hamas Tembaki Halte Bus di Yerusalem, 3 Orang Tewas

Kakak adik asal Palestina menembaki halte bus di Yerusalem saat gencatan Hamas Israel diperpanjang.

Baca Selengkapnya

Gencatan Senjata Diperpanjang, Serangan di Yerusalem Sebabkan 2 Tewas

30 November 2023

Gencatan Senjata Diperpanjang, Serangan di Yerusalem Sebabkan 2 Tewas

Kontak senjata terjadi di Yerusalem, Tepi Barat, beberapa saat setelah Hamas dan Israel sepakat memperpanjang gencatan senjata satu hari

Baca Selengkapnya

Israel Terus Bombardir Gaza, Hamas: Kami Tidak Tahu Nasib Sejumlah Sandera

18 November 2023

Israel Terus Bombardir Gaza, Hamas: Kami Tidak Tahu Nasib Sejumlah Sandera

Hamas mengatakan kehilangan kontak dengan beberapa kelompok yang bertanggung jawab atas keselamatan sandera di Jalur Gaza

Baca Selengkapnya