Duterte Minta Darurat Militer di Selatan Filipina Diperpanjang

Senin, 11 Desember 2017 15:28 WIB

Presiden Filipina, Rodrigo Duterte saat mendeklarasikan pembebasan kota Marawi, Filipina, 17 Oktober 2017. AP Photo/Bullit Marquez

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rodrigo Duterte meminta Kongres untuk memperpanjang darurat militer di wilayah selatan Filipina sampai akhir tahun depan untuk memerangi milisi teroris dan komunis.

Dalam sebuah surat kepada anggota parlemen yang dikeluarkan oleh kantor kepresidenan pada Senin, 11 Desember 2017, Duterte mengatakan, memperpanjang masa darurat militer diperlukan di wilayah selatan Mindanao untuk menangani pemberontakan yang sedang berlangsung oleh pendukung kelompok teroris dan juga meningkatnya ancaman dari gerilyawan komunis.

Baca: Duterte Butuh Setahun Akhiri Krisis Marawi

"Saya meminta Kongres Filipina untuk memperpanjang darurat militer dan menangguhkan hak istimewa habeas corpus di seluruh Mindanao untuk jangka waktu satu tahun mulai 1 Januari 2018," demikian isi surat Duterte, seperti yang dilansir Channel News Asia, pada 11 Desember 2017.

Duterte pada awalnya memberlakukan kekuatan militer di Mindanao, yang mencakup sepertiga bagian selatan negara ini dan merupakan rumah bagi sekitar 20 juta orang, pada Mei lalu untuk memadamkan aksi teror oleh pendukung ISIS di kota Marawi.

Ratusan orang bersenjata mengamuk di Marawi, yang menurut pihak berwenang merupakan bagian dari kampanye untuk membangun kekhalifahan Asia Tenggara.

Baca: Duterte Ultimatum Militer Berangus Teroris di Marawi dalam 3 Hari

Advertising
Advertising

Kekuatan militer yang didukung Amerika Serikat dan tentara Cina membutuhkan waktu 5 bulan untuk mengalahkan milisi dengan menewaskan lebih dari 1.100 orang dan meninggalkan reruntuhan berserakan di sebagian besar kota Marawi.

Meskipun Duterte menyatakan Marawi telah dibebaskan pada Oktober lalu, dan kepala militer mengatakan sebagian besar pemimpin milisi telah terbunuh, pihak berwenang masih terus memperingatkan bahwa milisi yang melarikan diri telah kembali dan merekrut milisi baru di Mindanao.

Periode awal darurat militer dibatasi oleh konstitusi menjadi 60 hari. Tapi anggota parlemen pada Juli mendukung perpanjangan sampai akhir tahun ini.

Baca: Duterte Ancam Makan Hati Milisi Abu Sayyaf Pasca Penggal Sandera

Darurat militer adalah isu yang sangat sensitif di Filipina, setelah diktator Ferdinand Marcos menggunakan darurat militer sebagai senjata kunci untuk memegang kekuasaan satu generasi yang lalu.

Duterte yang telah memuji Marcos, telah berulang kali mengatakan bahwa dia dapat memberlakukan darurat militer di seluruh negara.

Kelompok hak asasi manusia dan kritikus lainnya memperingatkan bahwa Duterte menghancurkan demokrasi di Filipina dengan peraturan yang ketat dan perang melawan narkoba yang telah menyebabkan ribuan nyawa melayang.

Tetapi banyak orang Filipina terus mendukung Rodrigo Duterte, percaya bahwa taktik keras dibutuhkan untuk memecahkan masalah yang mengakar seperti konflik puluhan tahun dengan milisi teroris dan komunis.

Berita terkait

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

8 hari lalu

Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

Banjir di Dubai menyebabkan empat orang lagi tewas, tiga di antaranya adalah warga Filipina.

Baca Selengkapnya

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

19 hari lalu

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

Pengunjuk rasa di Manila menginjak-injak patung Presiden Cina Xi Jinping saat protes menentang "agresi" Cina di Laut Cina Selatan.

Baca Selengkapnya

Menjelajah Chocolate Hills, Perbukitan yang Bikin Tercengang di Filipina

22 hari lalu

Menjelajah Chocolate Hills, Perbukitan yang Bikin Tercengang di Filipina

Chocolate Hills merupakan bukit-bukit landari yang bergerombol di pulau Bohol, Filipina

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Taipe Hadapi Gempa Taiwan 7,2 Magnitudo

22 hari lalu

Fakta-fakta Taipe Hadapi Gempa Taiwan 7,2 Magnitudo

Dua bangunan yang rusak paling parah akibat gempa Taiwan masih utuh, memungkinkan penghuninya untuk memanjat ke tempat yang aman melalui jendela.

Baca Selengkapnya

AS, Filipina dan Jepang akan Bahas Laut Cina Selatan pada KTT Trilateral

23 hari lalu

AS, Filipina dan Jepang akan Bahas Laut Cina Selatan pada KTT Trilateral

Pembahasan di KTT trilateral antara Amerika Serikat, Filipina dan Jepang pekan depan akan mencakup Laut Cina Selatan.

Baca Selengkapnya

Korban Jiwa Gempa Taiwan Menjadi Sembilan Orang, 50 Lainnya Dilaporkan Hilang

25 hari lalu

Korban Jiwa Gempa Taiwan Menjadi Sembilan Orang, 50 Lainnya Dilaporkan Hilang

Gempa Taiwan menewaskan sedikitnya sembilan orang dan 50 lainnya dilaporkan hilang dalam perjalanan ke taman nasional

Baca Selengkapnya

Joe Biden dan Xi Jinping Bicara Soal Taiwan dan Laut Cina Selatan

25 hari lalu

Joe Biden dan Xi Jinping Bicara Soal Taiwan dan Laut Cina Selatan

Presiden Joe Biden dan Xi Jinping mendiskusikan soal Taiwan dan Laut Cina Selatan dalam percakapan telepon terbaru.

Baca Selengkapnya

Taiwan Diguncang Gempa Terkuat dalam 25 Tahun, Satu Tewas Puluhan Luka-luka

25 hari lalu

Taiwan Diguncang Gempa Terkuat dalam 25 Tahun, Satu Tewas Puluhan Luka-luka

Gempa bumi berkekuatan lebih dari 7 magnitudo mengguncang Taiwan, Jepang hingga Filipina. Puluhan orang luka-luka, 1 tewas.

Baca Selengkapnya

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

30 hari lalu

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia

Baca Selengkapnya