2 Alasan Trump Khawatir atas Pengakuan Eks Penasihatnya ke FBI

Sabtu, 2 Desember 2017 19:00 WIB

Ivanka Trump (kanan) dan suaminya, Jared Kushner (kiri), terlihat bersama dalam konferensi pers Presiden di Gedung Putih, Washington, AS, 5 April 2017. Konferesi pers ini digelar saat kunjungan Raja Yordania, Abdullah II. REUTERS/Kevin Lamarque

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat dihebohkan dengan pengakuan eks penasihat keamanan nasional Presiden Donald Trump, Michael Flynn ke Biro Investigasi Pusat atau FBI bahwa dia memang melakukan kontak dengan Duta Besar Rusia Sergey Kislyak saat kampanye pemilihan presiden Amerika tahun lalu.

Flynn merupakan sosok utama dalam penyidikan yang dipimpin oleh Penasihat Khusus Robert Mueller itu.

Baca: Eks Penasihat Trump, Flynn Didakwa Bohongi FBI Soal Rusia

Banyak pihak menyatakan pengakuan Flynn tersebut akan berdampak pada Presiden Trump. Kebohongan yang dimasukan Mueller dalam dokumen pengadilan memiliki keterkaitan luas yang jauh melampaui Michael Flynn sendiri.

"Kebohongan tersebut melibatkan banyak orang" kata Michael Zeldin, mantan Asisten Khusus untuk Robert Mueller di Kementerian Kehakiman Amerika Serikat.

Pada 24 Januari lalu, FBI menyatakan Flynn berbohong kepada penyidik tentang interaksinya dengan Duta Besar Kislyak. Pengakuan bersalah Flynn dan kesepakatan selanjutnya dengan tim Mueller bukanlah kabar baik bagi Presiden Trump dan pejabat tinggi lainnya di Gedung Putih. Ini jelas berarti Flynn bekerja sama dengan investigasi. Dan, tampaknya dia bisa memberikan beberapa informasi penting.

Advertising
Advertising

Seorang sumber dari tim transisi Trump mengungkapkan, Jared Kushner, menantu Trump, yang menunjuk langsung Flynn untuk mengadakan kontak dengan pemerintah asing termasuk Rusia mengenai resolusi Dewan Keamanan PBB tentang penyelesaian masalah Israel, seperti dikutip dari Time, 2 Desember 2017.

Baca: Michael Flynn Mundur sebagai Penasihat Keamanan Nasional AS

Berikut alasan kenapa Trump harus khawatir atas dampak panjang dari pengakuan Flynn tersebut, seperti dikutip dari Law and Crime:

1. Ini berhubungan langsung dengan Rusia.

Tidak seperti mantan penasihat kampanye Trump, Paul Manafort yang didakwa melakukan kejahatan yang tidak terkait dengan kampanye Trump, Flynn justru didakwa berbohong kepada FBI mengenai aktivitas yang terjadi saat dia menjadi bagian dari tim transisi Trump dan secara aktif terlibat dalam urusan sehari-hari Presiden.

Terlebih lagi, Flynn berbohong kepada penyidik, menurut catatan pengadilan, pada tanggal 24 Januari 2017. Itu adalah empat hari setelah pelantikan, dan pada awal kepresidenan Trump. Flynn dikenal sangat dekat dengan Presiden, dan terlibat langsung dalam urusan sehari-hari.

2. Tuntutan terhadap Flynn Relatif Ringan.

Tuntutan yang diajukan jaksa federal terhadap Flynn relatif ringan dengan pernyataan bohongnya.

Flynn telah melakukan kejahatan tindak pidana berat, hukumannya harus dijatuhkan paling lama 5 tahun penjara. Namun, kemungkinan di bawah pedoman hukuman saat ini, Flynn tidak akan menghadapi apapun yang dekat dengan itu. Dia mungkin tidak menghadapi hukuman penjara sama sekali.

Dengan fakta tersebut, Flynn kemungkinan telah setuju untuk bekerja sama dengan FBI untuk membongkar rahasia lain yang melibatkan orang dekat Trump lainnya terkait hubungan dengan Rusia. Artinya akan banyak orang-orang dekat Trump yang bakal diseret dalam kasus ini.

Berita terkait

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

7 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sejarah FBI dan Apa Saja Tugas-tugasnya

12 hari lalu

Sejarah FBI dan Apa Saja Tugas-tugasnya

FBI mengatakan bahwa pihaknya sudah membuka penyelidikan kriminal atas runtuhnya jembatan Baltimore.

Baca Selengkapnya

FBI Buka Penyelidikan Ambrolnya Jembatan Baltimore, Begini Cara Mereka Bekerja

12 hari lalu

FBI Buka Penyelidikan Ambrolnya Jembatan Baltimore, Begini Cara Mereka Bekerja

Agen FBI melakukan penyelidikan dengan menaiki kapal kargo Dali atas izin pengadilan terhadap kasus jembatan Francis Scott Key atau Jembatan Baltimore

Baca Selengkapnya

FBI Buka Penyelidikan Kriminal atas Runtuhnya Jembatan Baltimore

14 hari lalu

FBI Buka Penyelidikan Kriminal atas Runtuhnya Jembatan Baltimore

FBI mengatakan pada Senin pihaknya membuka penyelidikan kriminal atas runtuhnya jembatan Baltimore

Baca Selengkapnya

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

14 hari lalu

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

Donald Trump menilai saat ini adanya kurangnya kepemimpinan Joe Biden hingga membuat Tehran semakin berani

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

18 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

25 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

28 hari lalu

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

Joe Biden 81 tahun dan Donald Trump 78 tahun akan bertarung di kontestasi pemilihan Presiden AS di usia yang tak lagi muda.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

30 hari lalu

Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

Top 3 dunia adalah Joe Biden akan bertanding ulang melawan Donald Trump di Pilpres AS hingga masyarakat Arab di Amerika Serikat kecewa.

Baca Selengkapnya

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

31 hari lalu

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.

Baca Selengkapnya