AS: Myanmar Lakukan Pembersihan Etnis terhadap Rohingya

Reporter

Budi Riza

Editor

Budi Riza

Kamis, 23 November 2017 10:46 WIB

Sejumlah bocah pengungsi Rohingya mengantre untuk mengambil air bersih di kamp pengungsian Kutupalong, Cox's Bazar, Bangladesh, 14 November 2017. REUTERS/Navesh Chitrakar

TEMPO.CO, Washington -- Pemerintah Amerika Serikat menyebut operasi militer Myanmar terhadap populasi minoritas Rohingya sebagai pembersihan etnis.

"Pemerintah AS mengancam memberikan saksi kepada orang-orang yang bertanggung jawab atas tindakan yang sangat kejam itu," begitu dilansir media Reuters, Rabu, 22 Nopember 2017, waktu setempat.

Baca: Paus akan Bertemu Aung San Suu Kyi dan Pengungsi Rohingya


Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson, mengatakan,"Situasi di negara bagian Rakhine di utara termasuk dalam kategori pembersihan etnis terhadap Rohingya."

Advertising
Advertising

Baca: Bob Geldof Tuding Aung San Suu Kyi Terlibat Genosida Rohingya

Tillerson melanjutkan,"Pemerintah AS akan mengejar pertanggung-jawaban atas tindakan ini lewat undang-undang AS termasuk kemungkinan memberikan sanksi tertentu terhadap orang-orang yang bertanggung jawab untuk tindak kejahatan."


Operasi militer Myanmar ini, yang digelar pada pertengahan Agustus 2017, berujung pada pembakaran rumah-rumah warga desa, pembunuhan, pemerkosaan dan penganiayaan warga minoritas Rohingya di negara bagian Rakhine, Myanmar.


Menurut Reuters, sikap pemerintah AS ini berubah sebagai upaya untuk menaikkan tekanan kepada militer dan politisi sipil Myanmar, yang berbagi kekuasaan selama dua tahun tahun terakhir meski tidak akur. Ini terjadi setelah Myanmar lepas dari junta militer yang berlangsung puluhan tahun.


Lembaga-lembaga pemantau Hak Asasi Manusia menuding militer Myanmar melakukan tindakan sangat kejam seperrti melakukan pembunuhan warga sipil Rohingya, pemerkosaan, pembakaran rumah-rumah warga saat menggelar operasi pembersihan saat mengejar kelompok militan Rohingya pada 25 Agustus 2017. Sebelumnya, kelompok militan Rohingya, yang meminta status dan hak sebagai warga negara Myanmar diakui, ini telah menyerang sekitar 30 kantor polisi dan sebuah kam militer.


Operasi militer Myanmar ini, yang dibantu kelompok Budha garis keras, menyebabkan terjadinya pengungsian besar-besaran warga minoritas Rohingya dari Rakhine menuju daerah perbatasan di Bangladesh.


Terkait ini, Paus Francis bakal datang ke Myanmar pada 28 Nopember 2017 untuk bertemu Aung San Suu Kyi dan dilanjutkan bertemu Jenderal Min Aung Hlaing. Paus Franciss juga akan berkunjung ke Dhaka Bangladesh dan bertemu pengungsi Rohingya dalam sebuah forum antaragama untuk perdamaian.

REUTERS

Berita terkait

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

21 hari lalu

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya

Baca Selengkapnya

120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh

31 Desember 2021

120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh

Saat mendarat, para pengungsi Rohingya yang mayoritas perempuan dan anak-anak tersebut dalam kondisi lemas dan kedinginan.

Baca Selengkapnya

Ribuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes

1 Juni 2021

Ribuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes

Pengungsi Rohingya ini protes terhadap kondisi kehidupan di pulau Bhashan Char, Bangladesh, yang rawan topan.

Baca Selengkapnya

Bangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

28 Januari 2021

Bangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

Pemerintah Bangladesh akan merelokasi 2-3 ribu pengungsi Rohingya ke Pulau Bhasan Char.

Baca Selengkapnya

100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

8 Januari 2021

100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

Hampir 100 etnis Rohingya ditahan oleh kepolsiain Myanmar dalam sebuah penggerebekan. Mereka dituduh melakukan perjalanan ilegal.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya

24 Desember 2020

Perusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya

Justice for Myanmar merilis laporan yang menyebut perusahaan Israel menjual teknologinya ke militer Myanmar untuk melakukan genosida terhadap Rohingya

Baca Selengkapnya

Janda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din

12 Desember 2020

Janda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din

Seorang janda Rohingya menuntut kompensasi US$ 2 juta atas kematian suaminya yang dibunuh oleh tentara Myanmar di Inn Din, Myanmar barat, pada 2017.

Baca Selengkapnya

Kemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan

13 November 2020

Kemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan

Partai NLD pimpinan Aung San Suu Kyi mengamankan 322 kursi parlemen bikameral dalam pemilu Myanmar, jumlah kursi yang cukup untuk membentuk kabinet.

Baca Selengkapnya

Aung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

9 November 2020

Aung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

Partai NLD Aung San Suu Kyi meraih 15 kursi dalam penghitungan suara sementara pemilu Myanmar 2020 pada Senin.

Baca Selengkapnya

Partai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

7 November 2020

Partai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

Aung San Suu Kyi dan partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), diprediksi kembali menang meski diterpa isu genosida etnis Rohingya

Baca Selengkapnya