Trump Tuding Clinton Pecundang Terburuk, Clinton Bilang Apa?

Reporter

Budi Riza

Editor

Budi Riza

Minggu, 19 November 2017 08:51 WIB

Gaya Presiden Terpilih AS, Donald Trump saat menunjuk mantan pesaingnya, Hillary Clinton dalam debat calon presiden di Washington University, St. Louis, AS, 9 Oktober 2016. AP Photo/Patrick Semansky

TEMPO.CO, Washington -- Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyerang Hillary Clinton lewat akun Twitter dengan menyebutnya pecundang terburuk dan terbesar dalam sejarah. Clinton, yang berasal dari Partai Demokrat, merupakan pesaing Trump pada pemilu presiden AS 2016.

"Dia benar-benar tidak bisa berhenti. Ini benar-benar bagus bagi Partai Republik," begitu cuit Trump lewat akun pribadinya @realdonaldtrump, Sabtu, 18 Nopember 2017.

Baca: Politikus Demokrat AS Ajukan Dokumen Pemakzulan Trump

Menurut media CNBC, Trump menghina Hillary karena wawancara Clinton di dua media, yang menyebut Trump telah mempermalukan jabatan Presiden.

Advertising
Advertising

Dalam wawancara yang digelar pada Jumat, 17 Nopember 2017, Clinton membahas soal tudingan pelecehan seksual kepada kandidat senator dari Partai Republik, Roy Moore, dan senator dari Partai Republik, Al Franken.

Baca: Donald Trump Dukung Korea Selatan Kembangkan Rudal Besar

"Saya tidak paham bagaimana dia (Trump) bisa lolos dari begitu banyak perilaku menyerang dan menghina dan perilaku tertentu lainnya, yang membuatnya memenangkan kursi Presiden," kata Clinton seperti dikutip CNBC.

Selama ini, Trump selalu membantah semua tudingan yang dilakukan sejumlah perempuan yang mengaku sebagai korban pelecehan seksual Trump kepada media New York Times sebelum pemilihan Presiden 2016. Saat itu juga beredar rekaman video "Access Hollywood 2005".


Dalam debat Presiden kedua, Trump mengakui pernah berkoar soal mencium sejumlah perempuan dan meraba mereka seperti terekam dalam video itu. Tapi, dia mengaku tidak pernah melakukannya.


Dalam wawancara dengan radio WABC, Hillary mengatakan kasus Franken berbeda dari More karena senator asal Minnesota itu meminta maaf dan bersedia menjalani investigasi etika.


"Saya tidak dengar itu dari Roy Moore atau Donald Trump," kata Hillary. "Lihat kontrasnya antara Al Franken yang bertanggung jawab, meminta maaf dengan Roy Moore dan Donald Trump, yang tidak melakukannya."


Hillary juga mengatakan bahwa Trump sudah mempermalukan jabatan Presiden. "Saya awalnya tidak menyangka dia akan menjadi begitu buruk seperti saat ini."


Hillary, yang sedang mempromosikan buku barunya yang berjudul 'What Happened', juga menyerang rencana Reformasi Pajak Partai Republik, yang digagas Trump.

"Itu kebijakan buruk yang kejam terhadap warga kelas pekerja AS," kata Hillary. Dia memprediksi sejumlah anggota Kongres Partai Republik yang mendukung rencana itu akan kehilangan kursi jabatannya pada pemilu 2008. Trump kerap berkampanye untuk kandidat dari Partai Republik.

CNBC

Berita terkait

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

4 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

5 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

14 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

20 hari lalu

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

Donald Trump menilai saat ini adanya kurangnya kepemimpinan Joe Biden hingga membuat Tehran semakin berani

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

25 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

32 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

34 hari lalu

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

Joe Biden 81 tahun dan Donald Trump 78 tahun akan bertarung di kontestasi pemilihan Presiden AS di usia yang tak lagi muda.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

36 hari lalu

Top 3 Dunia: Tanding Ulang Joe Biden vs Donald Trump, Kekecewaan Keturunan Arab di AS

Top 3 dunia adalah Joe Biden akan bertanding ulang melawan Donald Trump di Pilpres AS hingga masyarakat Arab di Amerika Serikat kecewa.

Baca Selengkapnya

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

37 hari lalu

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.

Baca Selengkapnya

Tanding Ulang Joe Biden Vs Donald Trump, Begini Sistem Pemilu Presiden di Amerika Serikat

37 hari lalu

Tanding Ulang Joe Biden Vs Donald Trump, Begini Sistem Pemilu Presiden di Amerika Serikat

Pada pemilihan Presiden AS, Joe Biden akan tanding ulang dengan Donald Trump. Bagaimana sistem pemilu di Amerika Serikat?

Baca Selengkapnya