Trump Tawarkan Diri Jadi Mediator Sengketa Laut Cina Selatan

Senin, 13 November 2017 09:01 WIB

Presiden Donald Trump bersalaman dengan dengan Presiden Filipina Rodrigo Duterte, dalam acara makan malam memperingati Ulang Tahun ke-50 ASEAN di Manila, Filipina, 12 November 2017. REUTERS/Athit Perawongmetha

TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Amerika Serikat Donald Trump menawarkan diri untuk menjadi mediator atau penengah dalam sengketa wilayah yang kaya sumber daya alam di Laut Cina Selatan.

Cina dan sejumlah negara ASEAN selama beberapa dekade mempersoalkan klaim kepemilikan atas wilayah di Laut Cina Selatan. Bahkan Cina telah mendirikan sejumlah bangunan di sana yang membuat sengketa makin panas. Amerika Serikat berulang kali menegaskan tidak berkepentingan di wilayah sengketa itu. Meski dalam pemberitaan, Amerika beberapa kali ketahuan memantau situasi di Laut Cina Selatan.

Baca: Cina Minta Indonesia Batalkan Ubah Nama Perairan Natuna, atau...

"Andai saya dapat menengahi atau arbitrase, tolong beritahu saya... Saya seorang mediator yang sangat baik," kata Trump kepada Presiden Vietnam Tran Dai Quang di Hanoi saat keduanya mengadakan pertemuan resmi, Minggu, 12 November 2017, mengutip Channel News Asia, 13 November 2017.
Kendaraan tempur amfibi milik pasukan Amerika Serikat bermanuver di Laut Cina Selatan di dekat pantai San Antonio, Filipina, 21 April 2015. Filipina mencari dukungan militer dan diplomatik pada AS untuk menangkis ancaman China terkait sengketa Laut China Selatan. Reuters/Erik De Castro

Trump mengungkapkan kesediaannya sebagai mediator atau arbitrator beberapa saat sebelum terbang ke Manila, Filipina sebagai rangkaian terakhir dari kunjungan 12 harinya ke 5 negara Asia.

Beberapa jam kemudian, media resmi pemerintah Cina, Xinhua memberitakan bahwa pemerintah Cina dan Vietnam telah menghasilkan konsensus dalam menangani sengketa klaim wilayah di Laut Cina Selatan. Kesepakatan tiu dilakukan saat Presiden Xi Jinping berada di Hanoi.

Baca: AS Tambah Patroli di Laut Cina Selatan

Advertising
Advertising

Menurut Xinhua, konsensus itu meliputi pengelolaan maritim, meningkatkan kerja sama maritim dalam segala bentuk termasuk pembangunan bersama dan memperjuangkan berasma perdamaian dan stabilitas di Laut Cina Selatan.

Pemerintahan Presiden Rodrigo Duterte mengucapkan terima kasih atas tawaran Trump dan memuji kebaikan hatinya seraya mengakui kehebatan Trump sebagai mediator.

"Kami berterimakasih kepadanya tentang hal itu. Sangat baik, tawaran dari yang murah hati karena dia seorang mediator yang baik. Dia memang master untuk seni bernegosiasi," kata Alan Peter Cayetano, Menteri Luar Negeri Filipina.

Namun, menurut Cayetano, Filipina belum memberikan jawaban atas tawaran Trump.

Baca: Cina Buka Bioskop Pertama di Wilayah Konflik Laut Cina Selatan

"Negara-negara yang mengklaim harus memberikan jawaban secara pribadi atau kelompok dan tak satu negara pun dapat memberikan jawaban cepat karena mediasi melibatkan semua pihak yang mengklaim dan tidak mengklaim,' kata Cayetano.
Salah satu kapal perang Angkatan Laut Tiongkok menembakkan rudal, pada saat latihan di Laut Cina Timur. Latihan dilakukan setelah abritrase internasional menolak klaim Tiongkok atas Laut Cina Selatan. Wu Dengfeng/Xinhua via AP

Duterte sendiri telah bertemu Xi Jingping untuk membahas sengketa wilayah di Laut Cina Selatan di sela Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik atau KTT APEC pada hari Sabtu, 11 November 2017 di Danang, Vietnam.

Dalam sengketa Laut Cina Selatan, Cina telah mengklaim sebagai pemilik hampir seluruh wilayah strategi dan vital di Laut Cina Selatan. Cina diperkirakan mendapatkan US$ 5 trilion dari perdagangan laut setiap bulan dari wilayah ini. Wilayah ini juga diyakini kaya akan minyak dan gas.

Baca: Bendung Cina, Vietnam Reklamasi Pulau di Laut Cina Selatan

Negara-negara ASEAN yang mengklaim wilayah Laut Cina Selatan ini adalah Vietnam, Filipina, Malaysia dan Brunei Darussalam.

Taiwan juga mengklaim wilayahnya di Laut Cina Selatan.

Cina dan ASEAN sepakat untuk mengumumkan hasil pembicaraan mereka tentang kesepakatan memulai membahas kode perilaku di perairan Laut Cina Selatan di Manila pada hari Senin, 13 November 2017.

Berita terkait

Deretan Negara yang Bersengketa di Laut China Selatan, Indonesia Masuk!

9 Februari 2023

Deretan Negara yang Bersengketa di Laut China Selatan, Indonesia Masuk!

Ada banyak negara yang bersengketa di Laut China Selatan, diantaranya Cina, Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei Darussalam dan Indonesia

Baca Selengkapnya

Prabowo Subianto Temui PM Singapura Bahas Konflik di Laut Cina Selatan

13 Juni 2022

Prabowo Subianto Temui PM Singapura Bahas Konflik di Laut Cina Selatan

Prabowo Subianto membahas konflik di Laut Cina Selatan dengan Perdana Menteri Singapura.

Baca Selengkapnya

Dilarang Tangkap Ikan, Filipina Ajukan Protes Diplomatik ke China

31 Mei 2022

Dilarang Tangkap Ikan, Filipina Ajukan Protes Diplomatik ke China

Kemlu Filipina mengecam pemberlakuan moratorium penangkapan ikan oleh China yang disebut bertujuan untuk meregenerasi cadangan ikan

Baca Selengkapnya

Filipina Hentikan Pemutaran Film Uncharted, Gara-Gara Peta Laut Cina Selatan

27 April 2022

Filipina Hentikan Pemutaran Film Uncharted, Gara-Gara Peta Laut Cina Selatan

Pemerintah Filipina menghentikan semua pemutaran film Hollywood "Uncharted" karena ada peta Laut Cina Selatan dengan klaim Cina yang disengketakan

Baca Selengkapnya

Bakamla Gagalkan Kejahatan Laut yang Berpotensi Rugikan Negara Rp4 T pada 2021

7 Maret 2022

Bakamla Gagalkan Kejahatan Laut yang Berpotensi Rugikan Negara Rp4 T pada 2021

Ada sejumlah isu global yang menjadi perhatian Bakamla, diantaranya konflik Rusia dan Ukraina, Pandemi Covid-19, perubahan iklim, Laut Cina Selatan.

Baca Selengkapnya

Malaysia Sebut Cina Mitra Utama, Meski Ada Saling Klaim atas Laut Cina Selatan

12 Oktober 2021

Malaysia Sebut Cina Mitra Utama, Meski Ada Saling Klaim atas Laut Cina Selatan

Pada Januari-Agustus 2021, nilai perdagangan kedua pihak telah meningkat 35,2 persen, tapi soal wilayah Malaysia tidak akan kompromi.

Baca Selengkapnya

Filipina Dukung Langkah Australia Buat Kapal Selam Nuklir untuk Tangkal Cina

21 September 2021

Filipina Dukung Langkah Australia Buat Kapal Selam Nuklir untuk Tangkal Cina

Pemerintah Filipina memberikan dukungan kepada Australia perihal pengadaan kapal selam nuklir via kesepakatan dengan Amerika dan Inggris.

Baca Selengkapnya

Wapres AS Kamala Harris Kunjungi Singapura dan Vietnam, Tangkal Pengaruh Cina

31 Juli 2021

Wapres AS Kamala Harris Kunjungi Singapura dan Vietnam, Tangkal Pengaruh Cina

Kamala Harris lanjut dengan rencananya mengunjungi Vietnam dan Singapura pada Agustus nanti. Khusus Vietnam, akan menjadi kunjungan bersejarah.

Baca Selengkapnya

Manny Pacquiao Kritik Presiden Filipina Karena Lembek ke Cina

10 Juni 2021

Manny Pacquiao Kritik Presiden Filipina Karena Lembek ke Cina

Senator dan petinju Filipina, Manny Pacquiao, menilai sikap Presiden Rodrigo Duterte kurang tegas pada Cina terkait konflik di Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Ajudan Duterte Ingatkan 220 Kapal Cina di Laut Cina Selatan Bisa Picu Permusuhan

5 April 2021

Ajudan Duterte Ingatkan 220 Kapal Cina di Laut Cina Selatan Bisa Picu Permusuhan

Ajudan Presiden Rodrigo Duterte mengatakan ratusan kapal Cina yang menerobos wilayah Laut Cina Selatan bisa menyebabkan permusuhan Cina dan Filipina

Baca Selengkapnya