Mohammed bin Salman, Calon Raja Arab Saudi

Jumat, 10 November 2017 17:40 WIB

Putra Mahkota, Mohammed bin Salman. AFP PHOTO / HO / MISK

TEMPO.CO, Jakarta - Penunjukan Mohammed bin Salman oleh ayahnya Raja Salman bin Abdulazis sebagai Putra Mahkota, calon penerus tahta kerajaan, membuat para pangeran di negeri kaya minyak itu geger.

Meskipun mereka tak menunjukkan perlawanan ke permukaan namun ketidaksetujuan tersebut sempat diungkapkan oleh almarhum Pangeran Mansour bin Muqrin sebelum tewas akibat helikopter yang ditumpanginya jatuh pada Ahad, 5 November 2017.Raja Yordania King Abdullah menyambut kedatangan Putra Mahkota Saudi Arabia, Mohammed bin Salman di Amman, Yordania, 4 Agustus 2017. (Muhammad Hamed - Pool /Getty Images)

Baca: Helikopter Pangeran Arab Saudi Sasaran Tembak bin Salman

Dia diduga sengaja dihabisi lantaran mengirimkan surat kepada 1.000 pangeran di Arab Saudi agar mencabut dukungan terhadap penunjukan Mohammed bin Salman sebagai Putra Mahkota.

Siapa Mohammed bin Salman. Al Jazeera dalam laporannya menyebutkan, dia adalah Menteri Pertahanan termuda di dunia dan dari garis keturunan langsung pemegang tahta kerajaan.

Advertising
Advertising

"Putra Mahkota Mohammed bin Salman Al Saud juga Wakil Perdana Menteri Kerajaan," tulis Al Jazeera, Kamis, 9 November 2017.Putra Mahkota Mohammed bin Salman, meskipun baru berusia 32 tahun, memiliki peran dominan untuk urusan militer Saudi, kebijakan luar negeri, serta kebijakan ekonomi dan sosial. AFP/SAUDI ROYAL PALACE/BANDOUR AL-JALOUD

Mohammed bin Salman yang dikenal dengan panggilan sehari-hari sebagai MBS lahir pada 31 Agustus 1985.

Pria 32 tahun itu dilahirkan dari rahim seorang ibu bernama Putri Fahda binti Falah bin Sultan bin Hathleen dari suku Ajman yang dipimpin oleh kakeknya, Pangeran Rakan bin Hathleen.

Pada 2008, bin Salman menikah dengan Putri Sarah binti Mashhroor bin Abdulazis al Saud dikarunia tiga orang anak.

Dia mendapatkan pendidikan dasar di Riyadh dan menempati ranking 10 besar di antara murid terpandai di Kerajaan.

Menurut catatan Al Jazeera, bin Salman meraih gelar Sarjana Hukum dari King Saud University dan dinyatakan sebagai mahasiswa terbaik nomor dua di kampusnya. Selain itu, bin Salman mendapatkan berbagai program pelatihan di kampusnya.

Setelah lulus sebagai Sarjana Hukum, bin Salman mendirikan sejumlah firma hukum sebelum dia terlibat dalam tugas di pemerintahan.

Dia ditunjuk menjadi anggota Sekretaris Jenderal Dewan Kompetitif Kerajaan, penasehat khusus Yayasan Raja Abdulazis, dan Anggota Dewan Pengawas untuk Pembangunan Masyarakat Albir.

Sebagai bagian dari kerja amal, dia juga mendirikan Yayasan MiSK, lembaga nirlaba yang fokus pada pengembangan pemuda Arab Saudi.

Pada 2013, dia mendapatkan penghargaan Personality of the Year dari Forbes Timur Tengah atas perannya sebagai Ketua Yayasan MiSK.

Kiprah politik Pangeran Mohammed bin Salman dimulai ketika dia menjadi penasehat Dewan Menteri selama dua tahun pada 2007.

Pada 2009, dia menjadi penasehat khusus ayahnya yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Riyadh dan dilanjutkan menjadi anggota komisi ahli Kabinet Saudi sebagai konsultan paruh waktu pada Maret 2013.Presiden China, Xi Jinping berjabat tangan dengan Mohammed bin Salman bin Abdulaziz Al Saud saat menghadiri G20 Summit di Hangzhou, China, 4 September 2016. (Lintao Zhang/Getty Images)

Pangeran ditunjuk menjadi Menteri Pertahanan pada 23 Januari 2015 setelah ayahnya naik tahta. Pada tahun yang sama, dia diangkat menjadi Putra Mahkota.

Dua bulan setelah ditunjuk menjadi Menteri Pertahanan, bin Mohammed membentuk tim Operation Decisive Storm, sebuah koalisi militer yang dipimpin Arab Saudi untuk menggempur Houthi di Yaman.

Selain itu, bin Salman menetapkan kebijakan luar negeri untuk melawan pengaruh Iran di Timur Tengah.

Langkah berani bin Salman lainnya adalah memberangus sejumlah pangeran di Arab Saudi yang diduga korupsi. Pembengarusan itu dilancarakan hanya beberapa jam setelah dia ditunjuk oleh Raja Salman sebagai Ketua Komite Antikorupsi.

Baca: Raja Salman Bentuk Komisi Antikorupsi, Menahan 11 Pangeran

Sebanyak 11 pangeran, empat menteri dan sejumlah pengusaha top diciduk pada Sabtu, 4 November 2017, setelah mereka disangka korupsi uang negara. Namun langkah Mohammed bin Salman ini diyakini oleh banyak kalangan demi melanggengkan jalannya menjadi Raja Arab Saudi.

AL JAZEERA

Berita terkait

Menlu AS Kunjungi Arab Saudi, Bahas Gaza dan Normalisasi Hubungan dengan Israel

6 jam lalu

Menlu AS Kunjungi Arab Saudi, Bahas Gaza dan Normalisasi Hubungan dengan Israel

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berkunjung ke Arab Saudi untuk membahas situasi di Gaza dan normalisasi hubungan Israel-Saudi.

Baca Selengkapnya

Mengintip Liburan Mewah di Laut Merah ala Cristiano Ronaldo

8 jam lalu

Mengintip Liburan Mewah di Laut Merah ala Cristiano Ronaldo

Ronaldo memotret Laut Merah dan menandai kunjungannya ke The St. Regis Resort Red Sea, sebuah properti mewah yang menjadi perhatian.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Asia U-23, Uzbekistan Taklukkan Juara Bertahan Arab Saudi

3 hari lalu

Hasil Piala Asia U-23, Uzbekistan Taklukkan Juara Bertahan Arab Saudi

Uzbekistan akan menjadi lawan Indonesia di semifinal Piala Asia U-23 pada Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Preview Uzbekistan vs Arab Saudi di Piala Asia U-23, Calon Lawan Timnas Indonesia di Semifinal

3 hari lalu

Preview Uzbekistan vs Arab Saudi di Piala Asia U-23, Calon Lawan Timnas Indonesia di Semifinal

Duel Timnas U-23 Uzbekistan vs Arab Saudi akan tersaji pada babak perempat final Piala Asia U-23 2024 pada Jumat, 26 April 2024.

Baca Selengkapnya

Raja Salman dari Arab Saudi Masuk Rumah Sakit untuk Pemeriksaan Rutin

5 hari lalu

Raja Salman dari Arab Saudi Masuk Rumah Sakit untuk Pemeriksaan Rutin

Raja Salman, 88, terakhir kali dirawat di rumah sakit pada Mei 2022 untuk prosedur kolonoskopi dan tes medis, juga di rumah sakit Jeddah.

Baca Selengkapnya

Warga Iran Kembali Berangkat Umrah setelah 9 Tahun Hubungan Buruk dengan Arab Saudi

7 hari lalu

Warga Iran Kembali Berangkat Umrah setelah 9 Tahun Hubungan Buruk dengan Arab Saudi

Warga Iran berangkat untuk menunaikan ibadah umrah pertama kali dalam sembilan tahun setelah hubungan antara Iran dan Arab Saudi membaik.

Baca Selengkapnya

Mengenal Visa Haji dan Beberapa Visa Lainnya

7 hari lalu

Mengenal Visa Haji dan Beberapa Visa Lainnya

Visa Haji merupakan visa untuk warga negara Indonesia yang akan pergi menjalankan ibadah haji, selain itu ada beberapa visa lainnya.

Baca Selengkapnya

Daftar Negara Arab yang Prihatin atas Serangan Iran ke Israel

11 hari lalu

Daftar Negara Arab yang Prihatin atas Serangan Iran ke Israel

Sejumlah negara arab menunjukkan keprihatinan pada Israel saat rudal-rudal Iran menyerang negara tersebut.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Ubah Aturan Masa Berlaku Visa Umrah

12 hari lalu

Arab Saudi Ubah Aturan Masa Berlaku Visa Umrah

Meski sama-sama berlaku tiga bulan, ada perbedaan aturan visa umrah yang lama dengan yang baru.

Baca Selengkapnya

Survei: 74% Warga Israel Tentang Serangan Balik terhadap Iran

12 hari lalu

Survei: 74% Warga Israel Tentang Serangan Balik terhadap Iran

Hampir tiga perempat responden survei Universitas Hebrew Israel melihat perlunya mempertimbangkan tuntutan politik dan militer dari sekutu soal konfli

Baca Selengkapnya