Remaja Korea Selatan Tak Yakin Pecah Perang, Pilih Nikmati K-Pop

Selasa, 10 Oktober 2017 11:18 WIB

(dari kiri) Anggota kelompok girlband K-Pop `Girls' Generation`, Seohyun, Tiffany dan Tae Yeon, berfoto sebelum Seoul Music Awards di Seoul, Korea Selatan, 22 Januari 2015. (AP/Ahn Young-joon)

TEMPO.CO, Jakarta - Para remaja di Korea Selatan tampak tidak yakin perang di Semenanjung Korea akan terjadi. Mereka lebih memilih berjoget, bernyanyi layaknya K-Pop dengan ditemani alkohol yang memabukkan seperti yang tampak di distrik Hongdae beberapa hari terakhir.

Wisata malam di Hongdae, di distrik ini berdiri Universitas di Seoul dipenuhi kelompok band cover K-Pop yang melakukan gerakan tarian atau bernyanyi lagu terbaru, lengkap dengan fans mereka sendiri. Di restoran yang sejajar dengannya, orang muda Korea Selatan berpakaian trendi berkumpul menikmati malam.

Baca: Khawatir Perang Dunia III, Inggris Mulai Siapkan Militernya

Ini adalah pemandangan yang dapat dilihat sehari-hari di tengah pemberitaan media ancaman perang nuklir yang semakin dekat dimana Donald Trump dan Kim Jong-un saling melempar retorika mempersiapkan perang dan membangun bunker bawah tanah untuk berlindung.

Di Korea Selatan, hidup berjalan seperti biasa. Mereka tidak terpengaruh dengan perang kata-kata antara Trump dan Kim Jong Un.

Dalam sebuah konser di Nuri Peace Park, hanya 8 kilometer dari zona demiliterisasi yang memisahkan kedua Korea, para fans berteriak histeris menyaksikan band favorit mereka seperti Girls 'Generation, BTOB, Cosmic Girls, Mamamoo dan GFriend. Suara teriakan mereka menenggelamkan suara teriakan menuntut pelucutan senjata nuklir, perdamaian dan reunifikasi kedua Korea

Advertising
Advertising

Baca: Perkenalkan, Kim Yo Jong, Calon Pemimpin Korea Utara

Survei tahun 2017 oleh Korean Institute for National Unification menemukan lebih banyak orang Korea Selatan yang merasa tidak peduli terhadap penyatuan. Sebanyak 58,6 persen mengatakan, meski unifikasi terjadi, hal itu tidak akan membuat perbedaan besar bagi kehidupan mereka.

Menurut mereka, yang lebih penting adalah masalah meningkatnya inflasi dan pengangguran kaum muda Korea Selatan. Bukan masalah hidrogen yang diperkirakan 17 kali lebih kuat daripada bom atom yang menyerang Hiroshima pada tahun 1945.

Oazzang, pemilik wisma di Seoul, menyakini perang tidak akan terjadi, hanya sebatas ancaman.

Baca: Putin Tahu Korea Utara Mau Luncurkan Nuklir Sejak 16 Tahun Lalu

"Kami tidak khawatir dengan perang," kata Oazzang, seperti yang dilansir Asia Correspondent pada 10 Oktober 2017.

Bagi generasi yang lebih tua, yang terjadi adalah hubungan cinta-benci antara Selatan dan Utara. Mereka menganggap Korea Utara

semacam saudara pemberontak yang mengancam mereka, namun keduanya tetap keluarga. Bagi kaum muda, satu-satunya ikatan mereka dengan Korea Utara adalah melalui kenangan kakek dan nenek mereka.

Selain itu, para remaja ini mendapatkannya dari pelajaran di sekolah bahwa unifikasi merupakan bagian dari kebijakan luar negeri Korea Selatan, Sunshine Policy, dari tahun 80an untuk mendorong interaksi dan bantuan ekonomi antara kedua negara di bawah Presiden Kim Dae-jung.

ASIA CORRESPONDENT|YON DEMA

Berita terkait

Warga Korea Selatan Kompak Gelar Boikot Produk Jepang

27 Juli 2019

Warga Korea Selatan Kompak Gelar Boikot Produk Jepang

Gerakan boikot produk Jepang di Korea Selatan semakin intensif dan diwarnai aksi vandalisme dengan merusak mobil-mobil buatan Jepang

Baca Selengkapnya

Pemerintah Korea Selatan Kurangi Masa Tugas Wajib Militer

31 Juli 2018

Pemerintah Korea Selatan Kurangi Masa Tugas Wajib Militer

Pemerintah Korea Selatan kurangi masa tugas wajib militer

Baca Selengkapnya

Rudal Taurus Korea Selatan Diklaim Ideal Hadapi Korea Utara

12 Oktober 2017

Rudal Taurus Korea Selatan Diklaim Ideal Hadapi Korea Utara

Rudal Taurus milik Angkatan Udara Korea Selatan ini dilengkapi dengan sistem antijam alias tidak bisa dibuat macet,

Baca Selengkapnya

5 Kecanggihan F-15K, Andalan Korea Selatan Hadapi Korea Utara

12 Oktober 2017

5 Kecanggihan F-15K, Andalan Korea Selatan Hadapi Korea Utara

Korea Selatan ikut mengirimkan pesawat tempur F-15K, andalannya dalam iringan pesawat pengebom kelas berat milik Amerika yaitu B-1B Lancer kemarin.

Baca Selengkapnya

Khawatir Perang Pecah, Warga Korea Selatan Borong WarBag

27 September 2017

Khawatir Perang Pecah, Warga Korea Selatan Borong WarBag

Warga Korea Selatan memborong ransel untuk bertahan hidup saat perang atau WarBag menyusul meningkatnya ancaman perang nuklir di Semenanjung Korea.

Baca Selengkapnya

Ini Cara Warga Korea Selatan Hindari Ketakutan Nuklir Korea Utara

22 September 2017

Ini Cara Warga Korea Selatan Hindari Ketakutan Nuklir Korea Utara

You Jae Youn mengaku lebih banyak memikirkan pemenuhan kebutuhannya sehari-hari dibandingkan ancaman nuklir Korea Utara.

Baca Selengkapnya

58 Persen Warga Korsel Tidak Yakin Korut Akan memulai Perang  

9 September 2017

58 Persen Warga Korsel Tidak Yakin Korut Akan memulai Perang  

Rakyat Korea Selatan meminta pemerintah meningkatkan kemampuan teknologi pertahanan untuk menghadapi Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Terlalu Sering Main Golf, Penis Pria Ini Dipotong Sang Istri

3 September 2017

Terlalu Sering Main Golf, Penis Pria Ini Dipotong Sang Istri

Seorang istri memotong penis suaminya di Korea Selatan karena sang suami terlalu sering bermain golf.

Baca Selengkapnya

Pasukan Khusus Korea Selatan Dilatih Bunuh Kim Jong-un  

31 Agustus 2017

Pasukan Khusus Korea Selatan Dilatih Bunuh Kim Jong-un  

Korea Selatan tengah melatih pasukan khusus untuk melacak dan membunuh pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un.

Baca Selengkapnya

Buat Gosip Pernikahan Dr Dre dan Eks Ibu Negara, Pria Ini Didenda

29 Agustus 2017

Buat Gosip Pernikahan Dr Dre dan Eks Ibu Negara, Pria Ini Didenda

Kakek 73 tahun itu didenda Rp 58 juta karena menyebar gosip pernikahan rapper Dr Dre dengan eks ibu negara Korea Selatan Lee Hee-ho, 95 tahun

Baca Selengkapnya