ISIS Klaim Tersangka Teror Las Vegas Milisi Mualaf

Selasa, 3 Oktober 2017 10:57 WIB

Seorang pengunjung terbaring di atas tanah saat terjadinya penembakan dalam Festival Musik Route 91 di dekat Kasino Mandala Bay di Las Vegas, Nevada, 1 Oktober 2017. Masih belum dapat diketahui jumlah korban tewas dan selamat dalam aksi penembakan ini. Da

TEMPO.CO, Jakarta - ISIS mengklaim bertanggung jawab atas tragedi teror di Las Vegas yang menyebabkan lebih dari 50 orang tewas dan ratusan lainnya cedera pada Minggu malam, 2 Oktober 2017. Melalui saluran berita resmi ISIS, Amaq, kelompok teroris ini mengatakan tersangka teror di konser musik Country di Las Vegas, Stephen Paddock, 64 tahun, mualaf beberapa bulan lalu.

Teror di Las Vegas merupakan penembakan massal yang paling mematikan dalam sejarah Amerika yang menurut ISIS, dilakukan oleh milisinya dengan menarget negara-negara koalisi.

Baca: Tersangka Teror Las Vegas Miliki Puluhan Senjata dan Bahan Bom

Seperti yang dilansir Telegraph pada 2 Oktober 2017, pernyataan lain yang dirilis beberapa jam kemudian, ISIS menyebut Paddock yang telah berganti nama menjadi Abu Abd al-Barr al-Amriki telah menjawab seruan Abu Bakr al-Baghdadi, pemimpin ISIS.

Dalam sebuah pesan audio yang dirilis pada hari Kamis pekan lalu, Baghdadi mendesak para pengikutnya untuk melakukan serangan terhadap Barat dan mengepung mereka di setiap sudut.

ISIS sering mengklaim serangan oleh individu yang terinspirasi oleh pesannya namun tidak diketahui adanya hubungan dengan kelompok tersebut.

Baca: Teror di Las Vegas, Wanita Tua Teman Penembak Ditangkap

Advertising
Advertising

ISIS menyatakan bahwa tindak kekerasan yang terjadi merupakan arahan dari kelompok teroris atau oleh pihak – pihak yang terinspirasi dengan ideologi mereka. Setidaknya ada dua peristiwa kekerasan selama bulan ini yang mereka akui berada di bawah tanggung jawab mereka. Peristiwa tersebut termasuk penyerangan tempat kasino di Manila dan peledakan bom di Bandara Charles de Gaulle, Paris.

Pejabat Amerika Serikat mengatakan telah mendalami klaim tersebut, namun belum menemukan bukti yang menghubungkan pria yang menembakkan 300 peluru dari kamar hotel di lantai 32 hotel Mandalay Bay dengan kelompok teroris yang terorganisir.

Polisi mengatakan Paddock yang berasal dari Mesquite, Nevada, bunuh diri setelah penembakan tersebut dan ada alasan untuk percaya bahwa dia memiliki riwayat masalah psikologis.

Baca: Teror di Las Vegas, Begini Kesaksian Tamu



Paddock diduga melakukan bunuh diri saat petugas kepolisian menemukan tempat persembunyiannya. Hal ini sangat berbeda dengan mayoritas aksi penyerangan yang didalangi ISIS. Sebagian besar penyerang dari kelompok ISIS akan memilih mati syahid dalam pengeboman atau karena perlawanan dengan pihak keamanan.

Agen khusus dari FBI Aaron Rouse menyatakan sejauh ini tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa Paddock memiliki keterkaitan dengan organisasi teroris internasional manapun. Wakil Kepala International Centre for The Study of Radicalisation and Political Violence (ICSR) Shiraz Maher juga menerangkan bahwa pernyataan tersebut memang autentik namun masih terlalu dini untuk memastikan keterlibatan ISIS.

TELEGRAPH | NEW YORK TIMES l INDEPENDENT l YON DEMA | KISTIN SEPTIYANI

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya