Presiden Korea Selatan: Kami Tidak Bisa Perang dengan Korea Utara

Reporter

Budi Riza

Editor

Budi Riza

Kamis, 28 September 2017 16:28 WIB

Saat memasuki bumi, rudal Hwasong 14 mendapat tekanan dan suhu yang tinggi, sekitar 1.649 derajat Celcius, sehingga diperlukan teknologi tinggi untuk mencegah kehancuran rudal. Kim Dong-yub, analis pertahanan dari Institute for Far Eastern Studies, Univer

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Korea Selatan memperkirakan rezim Korea Utara bakal kembali melakukan aksi provokatif pada pertengahan Oktober.

Penasehat Keamanan Nasional Korea Selatan, Chung Eui Yong, memperkirakan Pyongyang akan beraksi antara 10 dan 18 Oktober. Ini bertepatan dengan hari peringatan ulang tahun Partai Komunis di Korea Utara dan Kongres Partai Komunis di Cina. Chung mengatakan ini seusai bertemu dengan Presiden Korea Selatan, Moon Jae In.

Baca: AS Ucapkan Terima Kasih Cina Dukung Sanksi PBB ke Korea Utara

Cina sebagai sekutu utama Korea Utara tentu akan merasa sangat tidak senang jika Pyongyang kembali menggelar uji coba rudal balistik atau melakukan tindakan berbahaya lainnya selama Kongres Partai Komunis berlangsung.

“(Laporan Chung Eiu Yong) juga mengatakan adanya kekhawatiran terhadap pecahnya konflik militer dikarenakan peristiwa yang tidak disengaja,” kata Park Wan Ju, juru bicara Partai Demokrat Korea Selatan.

Advertising
Advertising

“Presiden mengatakan Amerika Serikat membicarakan opsi militer dan diplomatik, tapi Korea Selatan tidak bisa menghadapi peperangan lagi.”

Baca: Rudal dan Jet Tempur Korea Utara Jadul untuk Tembak Pesawat AS

Park Wan Ju mengatakan dalam pertemuan yang dilakukan pada Kamis 28 September 2017 itu, Presiden Korea Selatan, Moon Jae In, mengatakan Washington dan Seoul setuju untuk terus melakukan tekanan terhadap Korea Utara tanpa menutup upaya perundingan.

Presiden Moon mengatakan kerja sama komunitas internasional untuk menghadang ambisi Korea Utara mengembangkan senjata nuklir berada di level tertinggi. Dalam pidato yang disampaikan hari ini, dia juga meminta semua negara di dunia bersama – sama mendukung pertahanan Korea Selatan dan AS untuk mengekang Korea Utara.

Chung Eui Yong menyatakan Amerika Serikat setuju untuk melakukan penambahan aset strategis militernya di Korea Selatan. Perputaran perlengkapan militer ini akan dilaksanakan secepat pada akhir tahun ini. Namun dia tidak menjelaskan lebih lanjut soal aset apa yang akan dirotasi.

Presiden Moon secara pribadi menolak penyebaran Terminal High Altitude Area Defense (THAAD), yang merupakan sebuah sistem peluru kendali balistik milik AS di Korea Selatan. Namun keputusan itu terpaksa disepakati melihat kekuatan rudal Korea Utara berkembang pesat. Sistem rudal THAAD ini dibutuhkan untuk menembak jatuh setiap rudal yang ditembakkan rezim Kim Jong un dari Korea Utara.

REUTERS l KISTIN SEPTIYANI

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

1 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

2 hari lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

4 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

9 hari lalu

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

Top 3 Dunia dibuka dengan berita dari Spanyol tentang spyware Israel yang memata-matai PM Pedro Sanchez.

Baca Selengkapnya

Korea Utara Kirim Utusan ke Iran, Apa yang Dibahas?

10 hari lalu

Korea Utara Kirim Utusan ke Iran, Apa yang Dibahas?

Korea Utara mengirim delegasi ke Iran utnuk pertama kalinya sejak 2019. Selain ekonomi, keduanya diperkirakan akan menjalin kerja sama militer.

Baca Selengkapnya

Adik Kim Jong Un Umumkan Korea Utara sedang Bangun Militer Besar-besaran

10 hari lalu

Adik Kim Jong Un Umumkan Korea Utara sedang Bangun Militer Besar-besaran

Adik Kim Jong Un memastikan negaranya akan terus membangun kekuatan militer besar-besaran dan terkuat untuk melindungi kedaulatan dan perdamaian

Baca Selengkapnya

Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

12 hari lalu

Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

Menlu AS Antony Blinken juga akan membahas sejumlah isu dalam lawatan ke Cina, termasuk Laut Cina Selatan dan konflik Timur Tengah

Baca Selengkapnya

Kim Jong Un Rilis Lagu Baru, Puji Dirinya Ayah yang Ramah

15 hari lalu

Kim Jong Un Rilis Lagu Baru, Puji Dirinya Ayah yang Ramah

Pemimpin otoriter Korea Utara, Kim Jong Un, merilis lagu baru yang menyatakan ia adalah ayah yang ramah.

Baca Selengkapnya

AS 'Prihatin Luar Biasa' atas Dugaan Hubungan Korea Utara-Iran

17 hari lalu

AS 'Prihatin Luar Biasa' atas Dugaan Hubungan Korea Utara-Iran

Setelah menjalin hubungan diplomatik pada 1973, Korea Utara dan Iran diketahui memiliki hubungan yang dekat.

Baca Selengkapnya