TEMPO.CO , Jakarta - Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Widada Sulistya mengatakan suhu panas ekstrem yang terjadi di India dan Arab Saudi akibat datangnya musim panas di belahan bumi utara. Musim panas ini merata terjadi di wilayah bumi bagian utara, seperti Jepang, Amerika, Eropa, dan Cina, dengan suhu rata-rata di atas 40 derajat Celcius.
Dia menjelaskan, puncak musim panas memang biasa terjadi pada Juni dan Juli. “Namun yang membuat beda, tahun ini musim panas datang bersamaan dengan terjadinya gelombang penyimpangan panas,” ucap Widada ketika dihubungi Tempo, Rabu, 3 Juni 2015.
Dia berujar, penyimpangan gelombang panas yang terjadi saat ini di Arab Saudi dan India kemudian terhenti dan bertahan di India. “Seharusnya gelombang panas ini mengalir terbawa angin dari arah bumi bagian barat menuju timur. Sedangkan saat ini gangguan aliran gelombang panas ini tertahan di India,” tuturnya.
Menurut Widada, gelombang panas yang melewati India tersebut tertahan akibat kondisi negara itu yang juga berkontur pegunungan, salah satunya Pegunungan Himalaya. “Pegunungan inilah yang menghambat pergerakan angin menuju timur.”
Anomali suhu yang terjadi di India dan Arab saat ini pun, kata dia, hanya melewati 1-2 derajat Celcius dari suhu panas biasanya. Menurut dia, kondisi ini akan terjadi sementara.
Baca juga:
Widada menjelaskan, tingginya jumlah korban akibat panas ekstrem di India juga dipengaruhi lokasi yang dilintasi gelombang penyimpangan panas. “Di Arab, padang pasir yang tidak ada penghuninya mungkin tidak membawa korban. Tapi di India, lokasi yang dilintasi mungkin berisi permukiman, sehingga banyak korban.”
Situasi suhu ekstrem ini, ujar dia, diperkirakan akan segera berakhir pada akhir Juni, saat India memasuki musim hujan. Sedangkan suhu panas di Arab Saudi kemungkinan masih akan terjadi hingga September, waktu musim panas baru akan berakhir.
Sejak 18 Mei 2015, India diserang gelombang panas. Suhu udara di Negara Bagian Telangana sempat mencapai 48 derajat Celcius. Akibat suhu panas tersebut, tercatat lebih dari 2.000 warga India meninggal dunia akibat suhu ekstrem yang melanda negara tersebut.
MAYA NAWANGWULAN