Perdana Menteri Inggris David Cameron, berbicara pada media saat konferensi pers di Istana, Singapura, 29 Juli 2015. Cameron melakukan lawatan kesejumlah negara Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia dan Vietnam. Ap/Joseph Nair
TEMPO.CO, London - Teror bom dan serangan kelompok militan di Kota Paris, Prancis, telah menewaskan ratusan orang, Jumat, 13 November 2015. Perdana Menteri Inggris David Cameron mengaku terkejut dengan serangan yang mengakibatkan korban berjatuhan.
"Kami terkejut dengan peristiwa di Paris, dan kami mendoakan para korban. Kami juga akan melakukan apa pun untuk membantu," kata Cameron di Twitter.
Sejumlah pejabat Inggris juga memberikan ucapan dukacita. Menteri Luar Negeri Philip Hammond menyatakan kesedihannya. "Sangat terpukul dengan serangan di Paris pada Jumat malam ini. Dalam pikiran, saya mendoakan para korban dan orang yang mereka cintai."
Uskup Agung Canterbury Justin Welby menuturkan, "Kami menangisi mereka yang menjadi korban, berdoa untuk pembebasan dan keadilan."
Menteri Pertama Skotlandia Nicola Sturgeon berkicau di Twitter bahwa serangan itu "semakin mengerikan dari menit ke menit". Dia menambahkan, "Pikiran dan doa dari Skotlandia adalah dengan orang-orang Prancis malam ini #solidaritywithparis."
Sedangkan Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengutuk serangan keji ini. "Ini adalah serangan tidak hanya pada Paris, bukan hanya pada orang-orang di Prancis, tapi serangan terhadap seluruh umat manusia dan nilai-nilai universal yang kita bagi," ujar Barack Obama di Gedung Putih.
Obama menyebut serangan itu sebuah "upaya keterlaluan untuk meneror warga sipil tak berdosa".