Memperkosa, Lima Pria Afganistan Digantung

Reporter

Kamis, 9 Oktober 2014 16:39 WIB

Presiden baru AfganistanAshraf Ghani Ahmadzai (tengah) berdiri bersama wakil presiden pertama Abdul Rashid Dostum (kiri) dan wakil presiden kedua Sarwar Danish saat diambil sumpah jabatan di Kabul, Senin 29 September 2014. REUTERS/Omar Sobhani

TEMPO.CO, Kabul- Lima pemuda Afganistan divonis hukum gantung oleh pengadilan setelah terbukti memperkosa empat perempuan. Kendati dikritik Perserikatan Bangsa-Bangsa dan kelompok hak asasi manusia, pemerintah baru Presiden Ashraf Ghani tetap melaksanakan hukuman tersebut.

"Lima pria itu terkait dengan insiden Paghman, bahkan salah satu pemerkosa terlibat kejahatan besar. Hukuman ini akan dilaksanakan pada petang hari," kata Wakil Jaksa Agung Rahmatullah Nazari kepada kantor berita AFP, Rabu, 8 Oktober 2014. Wartawan tak boleh mengambil gambar saat eksekusi berlangsung. (Berita lain: Pelantikan Jokowi Terancam Dihambat)

Al Jazeera mewartakan bahwa pemerkosaan itu terjadi di Paghman, di pinggiran Ibu Kota Kabul, pada Agustus 2014. Belum ada tanggapan dari kantor kepresidenan yang saat ini dihadapkan pada tekanan masyarakat agar hukuman tersebut dilaksanakan setelah Ghani berkuasa pekan lalu. (Baca juga: Polisi Sesalkan Pemerintah Tak Bubarkan FPI )

Kasus pemerkosaan itu bermula dari ulah lima begundal berpakaian seragam polisi mencegat konvoi kendaraan yang sedang kembali ke Kabul, setelah menghadiri pesta perkawinan di Paghman. (Baca juga: Banser Siap Bantu Polisi Tangkap Novel FPI)

Mereka mengikat para penumpang pria di mobil tersebut sebelum menggagahi sedikitnya empat perempuan dan mencuri barang-barang berharga korban. Insiden mengerikan itu merebak ke mana-mana, sehingga menyulut protes nasional agar para pelaku dihukum gantung. Presiden Hamid Karzai pun menandatangani keputusan hukuman mati sesaat sebelum dia meninggalkan jabatan. (Berita lain: Ketua MPR Mangkir, Jokowi Tetap Bisa Dilantik )

Namun proses peradilan membutuhkan waktu sehingga menimbulkan kekhawatiran hukuman tersebut dibatalkan. Sebab, para pelaku mengaku di bawah tekanan saat pemeriksaan. Karzai meminta lima pria itu digantung sebelum kasus ini merebak.

Pada 7 Oktober 2014, kelompok hak asasi manusia mendesak Presiden Ghani membatalkan hukuman gantung dan memerintahkan agar pemerintah membentuk tim independen untuk meninjau kembali kasus tersebut.

Duta besar Uni Eropa di Kabul, Franz-Michael Mellbin, mengkritik keras eksekusi hukuman mati dan menganggap Presiden Ghani gagal melakukan intervensi. "Eksekusi yang dilakukan hari ini adalah bayang-bayang gelap atas pemerintah baru Afganistan yang akan menjunjung tinggai masalah hak asasi manusia," kata Mellbin lewat akun Twitter-nya.

AL JAZEERA | CHOIRUL






Terpopuler






























Berita terkait

Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa Bukan Satu-satunya Presiden yang Pernah Kabur

16 Juli 2022

Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa Bukan Satu-satunya Presiden yang Pernah Kabur

Selain Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa, beberapa presiden berikut juga pernah melarikan diri dari negaranya sendiri karena berbagai situasi.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Detik-detik Ashraf Ghani dan AU Afghanistan Tinggalkan Kabul

31 Desember 2021

Top 3 Dunia: Detik-detik Ashraf Ghani dan AU Afghanistan Tinggalkan Kabul

Top 3 Dunia tentang Angkatan Udara Afghanistan menjelang Taliban mengambil alih kekuasaan serta kesaksian pilot soal kaburnya Presiden Ashraf Ghani

Baca Selengkapnya

Pilot Afghanistan Menceritakan Detik-detik Ashraf Ghani Meninggalkan Kabul

30 Desember 2021

Pilot Afghanistan Menceritakan Detik-detik Ashraf Ghani Meninggalkan Kabul

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dan rombongan pergi dari Afghanistan dengan tergesa-gesa ketika Taliban mulai merebut kota Kabul pada 15 Agustus.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Angkatan Udara Afghanistan Tercerai-berai Ketika Taliban Maju?

30 Desember 2021

Bagaimana Angkatan Udara Afghanistan Tercerai-berai Ketika Taliban Maju?

Beberapa jam sebelum Kabul jatuh ke Taliban pada 15 Agustus, Angkatan Udara Afghanistan saling berkelahi untuk kabur alih-alih melancarkan serangan.

Baca Selengkapnya

Taliban Minta Pejabat Pemerintah yang Kabur dari Afghanistan untuk Pulang

9 September 2021

Taliban Minta Pejabat Pemerintah yang Kabur dari Afghanistan untuk Pulang

Pelaksana Tugas PM Afghanistan dari Taliban, Mullah Mohammad Hassan Akhund, meminta pejabat-pejabat pemerintahan yang kabur dari Kabul untuk pulang

Baca Selengkapnya

Mantan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani Minta Maaf di Twitter

9 September 2021

Mantan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani Minta Maaf di Twitter

Mantan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani minta maaf karena telah meningalkan negaranya. Sebab dia menilai itu cara menghindari pertumpahan darah.

Baca Selengkapnya

Mantan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani Kembali Minta Maaf Kabur dari Taliban

9 September 2021

Mantan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani Kembali Minta Maaf Kabur dari Taliban

Mantan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani akhirnya muncul kembali ke publik meski secara virtual. Ia meminta maaf telah kabur dari Taliban.

Baca Selengkapnya

Joe Biden Ogah Disalahkan Atas Masalah Taliban dan Afghanistan

1 September 2021

Joe Biden Ogah Disalahkan Atas Masalah Taliban dan Afghanistan

Presiden Amerika Joe Biden akhirnya memberikan pernyataannya soal situasi Afghanistan - Taliban pasca berakhirnya evakuasi dan penarikan pasukan

Baca Selengkapnya

Percakapan Presiden Afghanistan dengan Joe Biden Sebelum Digusur Taliban Bocor

1 September 2021

Percakapan Presiden Afghanistan dengan Joe Biden Sebelum Digusur Taliban Bocor

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dan Presiden Amerika Joe Biden sempat melakukan pembicaraan di saat-saat terakhir sebelum Taliban mengambil alih.

Baca Selengkapnya

Taliban Janji Tidak Akan Hukum Ashraf Ghani, Izinkan Kembali ke Afghanistan

23 Agustus 2021

Taliban Janji Tidak Akan Hukum Ashraf Ghani, Izinkan Kembali ke Afghanistan

Pemimpin senior Taliban Khalil Ur-Rahman Haqqani mengatakan Ashraf Ghani dan pejabat Afghanistan bisa kembali dan tinggal di Afghanistan tanpa dihukum

Baca Selengkapnya