Inilah Intervensi Militer AS Paska Perang Vietnam

Reporter

Editor

Abdul Manan

Minggu, 1 September 2013 21:49 WIB

Dua pesawat siluman F-22 Raptor bersiap terbang di pangkalan militer Amerika Serikat di Osan, Pyeongtaek, Korea Selatan, untuk latihan militer bersama Korea Selatan (3/4). AP/Bae Jung-hyun, Yonhap

TEMPO.CO, Washington - Pidato Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Sabtu 31 Agustus 2013, menyiratkan perubahan penting dari sikap negara adidaya itu terhadap Suriah. Pekan lalu, pernyataan Washington menimbulkan kesan bahwa Amerika akan segera menyerang Suriah. Namun, dalam pidato Sabtu itu, Obama mengatakan, ia akan meminta persetujuan Kongres untuk melancarkan serangan militer terbatas terhadap Suriah. Artinya, serangan tak akan dilakukan sebelum 9 September 2013, saat Kongres dijadwalkan akan melakukan pemungutan suara atas proposal Obama.

Melakukan intervensi militer ke negara lain, meski tanpa persetujuan Dewan Keamanan PBB, bukan hal baru bagi Amerika. Setelah Perang Vietnam (1959-1975), Amerika terlibat dalam beberapa intervensi militer. Ini adalah 10 contoh intervensi militer AS ke negara lain, yang sebagian tanpa persetujuan PBB.

Grenada 1983
Oktober 1983, AS memimpin invasi militer sepihak ke Grenada setelah ada kudeta yang menggulingkan pemerintahan Perdana Menteri Maurice Bishop.

Panama 1989
Desember 1989, AS melakukan aksi militer sepihak ke Panama. Operasi berakhir dengan digulingkannya pemimpin Panama, Manuel Noriega.

Irak 1990
AS, dengan persetujuan PBB, memukul pasukan Irak hingga keluar dari Kuwait. Irak menginvasi Kuwait Agustus 1990.

Somalia 1993
Juni 1993, PBB menyatakan perang terhadap milisi yang dipimpin Mohamed Farah Aideed. Agustus 1993, pasukan AS menyerang berbagai sasaran di Mogadishu. Operasi berakhir Oktober setelah bentrokan sengit dan dua Black Hawk AS jatuh oleh pasukan Aideed.

Afganistan dan Sudan, 1998
Setelah pemboman kedutaan besar AS di Kenya dan Tanzania, Agustus 1998 AS meluncurkan rudal jelajah di kamp pelatihan teroris di Afganistan dan Sudan untuk membunuh pemimpin Al-Qaidah.

Yugoslavia 1999
Maret 1999, tanpa persetujuan PBB, NATO melakukan serangan udara di Kosovo dan Serbia karena pasukan Yugoslavia menyiksa etnis Albania di Kosovo. Yugoslavia akhirnya mundur dari Kosovo.

Afghanistan 2001
Oktober 2001, tanpa persetujuan PBB, AS menyerang Afganistan karena dianggap melindungi Al-Qaidah, pihak yang dituding sebagai pelaku serangan 11 September 2001 ke New York.

Irak 2003
Maret 2003, Presiden George W. Bush melakukan aksi militer sepihak ke Irak. Presiden Irak Saddam Hussein akhirnya jatuh dan AS resmi keluar dari Irak pada akhir 2011.

Pakistan, Yaman, dan Somalia
Sejak 2002, AS secara rutin menggunakan drone (pesawat tanpa awak) Predator untuk membunuh teroris di Pakistan, Yaman, dan Somalia.

Libya 2011
Maret 2011, dipimpin Prancis dan Inggris, dengan bantuan AS, operasi militer dilakukan di Libya. Misi itu berakhir setelah presiden Libya Muammar Khadafi tewas Oktober 2011.

Washington Post | Abdul Manan

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya