TEMPO.CO, Honolulu—Seorang tentara Amerika Serikat ditangkap di Hawaii atas tuduhan hendak menyelundupkan dokumen militer rahasia dan melatih oknum kelompok Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS.
Seperti dilansir NBC News, Selasa 11 Juli 2017, Sersan . Ikaika Erik Kang, 34 tahun, operator pemandu lalu lintas udara di Divisi Infrantri 25 Komando Pasifik AS, ditangkap oleh tim SWAT FBI pada Sabtu lalu setelah berada dalam pengawasan selama setahun terakhir.
Aparat menangkapnya setelah ada bukti Kang bersumpah setia kepada Abu Bakr al-Baghdadi, pemimpin ISIS, dan berjanji akan membunuh “banyak orang.”
Baca: Iran Tuding Amerika Serikat Pendiri ISIS
Hal ini terungkap dari dokumen Pengadilan Distrik AS di Honolulu dalam sidang yang berlangsung pada Senin lalu.
Dalam sidang itu, Kang didakwa atas tuduhan membantu organisasi teroris asing. Dalam komputernya ditemukan 18 dokumen militer rahasia. Aparat juga menemukan 500 dokumen terkait ISIS. Kang sendiri pernah bertugas di Korea Selatan pada 2002-2003, Irak pada 2010-2011 dan Afghanistan pada 2013-2014.
Pengacara Kang, Birney Bervar, mengatakan kepada NBC News Senin malam bahwa kleinnya, “Mengalami gangguan kejiwaan yang telah diketahui pemerintah tapi diabaikan.”
Militer AS melaporkan Kang, yang baru saja ditugaskan ke Barak Schofield di Honolulu, kepada FBI pada Agustus 2016.
Berdasarkan bukti yang disodorkan FBI ke pengadilan, Kang kerap mengeluarkan ancaman dan dukungan terhadap ISIS sejak 2011. Adapun hak Kang untuk mengakses informasi rahasia telah ditutup sejak 2012.
Kang yang merupakan pelatih tempur dengan level tertinggi di militer, dilaporkan menggunakan keahliannya untuk melatih orang yang diduga merupakan anggota ISIS. “Sesi latihan mereka direkam agar dapat digunakan untuk melatih ISIS atau milisi lain,” demikian avidavit FBI.
Baca: Amerika: Ibu Segala Bom Menghantam Markas ISIS di Afganistan
Maret lalu, operasi penyamaran FBI menunjukkan Kang tengah menyelidiki “cara paling efektif dan menyakitkan untuk menyiksa orang.”
Ia rupanya juga mendendam terhadap sejumlah pihak yang mencabut lisensi pemandu lalu lintasnya.
Dalam bukti FBI itu, Kang sempat membahas soal penembakan di klub malam Pulse di Orlando, Florida, Amerika Serikat yang menewaskan puluhan orang. “Kang mengatakan bahwa penembak hanya melakukan tugasnya dan Amerika adalah organsiasi teroris terbesar di dunia.”
Kang juga dilaorkan ingin bertolak ke Turki karena ISIS memiliki konsulat di sana. “Orang bilang bergabung dengan ISIS ilegal. Padahal saya hanya ingin menghabisi pelaku genosida saja,” ujar Kang.
Baca: Irak Minta Pasukan Amerika Ditarik Setelah ISIS Dikalahkan
Bulan lalu ia membeli sebuah drone seharga US$1.100 yang disebutnya akan digunakan untuk melawan milisi ISIS.
Ayah Kang, Clifford, mengatakan bahwa anaknya normal meski sedikit tertutup. Ia tumbuh di Pulau Oahu dan setelah lulus dari sekolah menengah atas pada 2001, ia langsung bergabung dengan militer AS.
Sejak memeluk Islam, Kang sering mengajari ayahnya tentang Al Quran. “Saya mendengarkan penjelasannya. Tetapi tidak ada satu pun pernyataannya yang menunjukkan dia akan melakukan hal ini,” tutur Clifford.
Atas tuduhan membantu ISIS, Kang akan diperiksa pengadilan Honolulu, Amerika Serikat pada 24 Juli mendatang.
NBC NEWS | REUTERS | SITA PLANASARI AQUADINI