TEMPO.CO, Sydney -Facebook ternyata memantau aktivitas remaja dengan menganalisis status serta foto yang diunggah untuk dijual ke pengiklan.
Fakta bahwa Facebook memantau aktivitas remaja untuk mengetahui bagaimana perasaan mereka terungkap melalui dokumen rahasia yang bocor baru-baru ini.
Dokumen setebal 23 halaman yang berjudul Rahasia: Hanya Internal tahun 2017, pertama kali diungkap ke publik oleh surat kabar The Australian. Dokumen itu disusun oleh dua eksekutif di Australia dengan berfokus pada anak muda di negara itu dan Selandia Baru.
Baca juga: Facebook Messenger Lite Kini Tersedia di 150 Negara
Dokumen tersebut dilaporkan memasukkan informasi tentang kapan pengguna Facebook berusia muda paling mungkin merasakan emosi tertentu. Alasan memilih remaja usia belasan karena dianggap paling gampang untuk dipengaruhi.
Facebook memantau saat remaja kurang cantik, tidak tampan atau kehilangan berat badan. Dengan menggunakan algoritma yang kompleks, Facebook akan mengetahui bahwa remaja tengah merasa kewalahan, dikalahkan, stres, cemas, gugup, bodoh, konyol, tidak berguna atau gagal.
Baca juga: Facebook Lambat Hapus Video Bunuh Diri, Netizen Thailand Marah
Data rinci ini, yang oleh Facebook disebut analisis sentimen, kemudian dapat digunakan oleh pemasang iklan untuk menargetkan pengguna muda yang berpotensi lebih mudah untuk dipengaruhi.
Dokumen tersebut mengklaim Facebook juga bisa mengerti bagaimana emosi diunggah pada waktu yang berbeda dalam seminggu.
"Emisi antisipatif lebih mungkin diungkapkan pada awal minggu, sementara emosi reflektif meningkat pada akhir pekan," kata analisa Facebook dalam dokumen itu, seperti yang dilansir Daily Mail pada 1 Mei 2017.
Baca juga: Facebook Lambat Hapus Video Bunuh Diri, Netizen Thailand Marah
Dengan adanya dokumen itu, menunjukan bahwa Facebook telah melanggar tanggung jawab mereka untuk melindungi anak-anak.
Situs tersebut menyatakan bahwa anak-anak di bawah usia 13 tahun seharusnya tidak menggunakan Facebook. Namun penelitian pada tahun 2014 menemukan bahwa 52 persen anak berusia delapan sampai 16 tahun mengakui bahwa mereka telah mengabaikan batas usia minimum resmi saat mendaftar.
Anggota parlemen Australia telah meminta pemerintah untuk mengambil langkah-langkah terkait agar memastikan bahwa organisasi media sosial seperti Facebook dan penyedia Internet memprioritaskan keamanan anak.
DAILY MAIL|NEWS.COM.AU|YON DEMA