TEMPO.CO, Dubai - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Antonio Guterres, sangat menyesalkan keputusan Amerika Serikat menolak bekas Perdana Menteri Palestina, Salam Fayyad, memimpin lembaga dunia untuk misi di Libya.
Guterres mengatakan, Fayyad adalah orang yang tepat untuk pekerjaan yang benar di situasi yang tepat.
"Saya kira itu adalah sebuah kerugian terhadap proses perdamaian di Libya. Saya tak bisa menunjuk orang lain selain dia," ucap Guterres.
Libya terjerumus ke dalam perang saudara sejak negeri ini mengalami revolusi pada 2011 dan pembunuhan terhadap bekas pemimpin mereka Kolonel Muammar Qadhafi.
AS pada Jumat, 10 Februari 2017, menentang keputusan Dewan Keamanan PBB yang menetapkan Fayyad sebagai utusan PBB untuk misi Libya. AS berpendapat, penunjukan itu bakal merugikan sekutu setianya di timur Tengah, Israel.
AP | CHOIRUL AMINUDDIN