TEMPO.CO, Washington -Dalam pembangunan tembok pembatas wilayah Amerika Serikat - Meksiko yang digagas oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump, diperkirakan akan berbiaya ratusan triliun rupiah.
Presiden AS menandatangani perintah eksekutif hari Rabu, 25 Januari 2017 sebagai dasar untuk pembangunan kebijakan pembuatan dinding bernilai ratusan juta rupiah itu.
Dalam beberapa kesempatan, Trump telah berulang kali mengatakan akan membangun dinding dengan memakan biaya sebesar US$ 8 miliar hingga US$ 10 miliar atau berkisar Rp 133,3 triliun. Namun, para ahli konstruksi justru berpendapat lain. Mereka memperkirakan biaya pembangunan jauh lebih tinggi dari estimasi Trump, yaitu lebih dari US$ 30 miliar.
Berita terkait:
Presiden Meksiko Nieto Diminta Batalkan Bertemu Donald Trump
Donald Trump Pastikan Bangun Tembok di Perbatasan Meksiko
Konsultan konstruksi Gleeds Worldwide mengatakan pembangunan tembok sepanjang 1.000 mil –yang mana panjang perbatasan adalah 1.889 mil tetapi sebagian besar dibatasi oleh alam termasuk gunung dan Rio Grande – diperkirakan akan memakan biaya US $ 31 miliar dan memperkerjakan 40 ribu orang lebih dalam jangka waktu lima tahun lebih.
Richard Steer, pimpinan Gleeds, mengatakan pembangunan dinding tersebut akan menjadi salah satu proyek konstruksi yang paling sulit dan mahal yang pernah dilakukan karena kesulitan membawa begitu banyak bahan berat itu hingga ke daerah terpencil.
Dia menambahkan, selain US$ 4 miliar untuk beton dan US$ 6 miliar untuk baja yang dibutuhkan untuk proyek tersebut, lebih dari US$ 2 miliar dihabiskan untuk pembukaan lahan dan akses bangunan jalan.
“Ide membangun tembok 1.000 mil yang dirancang agar sulit ditembus itu adalah sesuatu mungkin akan terus menghantui presiden," kata Steer. Ia menggambarkan proyek tersebut sebagai kampanye pemilu yang sangat efektif dan eye-catching, tapi peluang tendernya sangat tidak realistis.
“Anda harus membangun jalan untuk membawa material, mesin, dan tenaga kerja untuk menuju lokasi selama dinding sedang dibangun,” katanya. “Anda akan membutuhkan tenaga kerja yang sangat besar untuk membangun itu, setidaknya diperlukan 40 ribu orang lebih pekerja dalam lima tahun.”
Steer mengatakan tenaga kerja kemungkinan sebagian besar akan diambil dari sisi Meksiko dari perbatasan karena mereka memiliki keterampilan cukup baik dengan upah konstruksi jauh lebih rendah. Selain itu, lebih banyak permukiman Meksiko yang terletak dekat perbatasan.
“Akan menjadi ironi jika Meksiko yang membangunnya,” kata Steer. “Dalam pembangunannya mungkin yang akan terjadi terdapat tenaga kerja yang beragam, tapi untuk upah, Meksiko akan jauh lebih murah.”
Tingginya biaya transportasi sekitar 44 juta kilometer kubik beton dan 9 juta ton baja menuju lokasi cenderung mengarah pembangunan tembok mengandalkan sebagian besar semen dan beton yang dimiliki perusahaan Meksiko. Analis di bank investasi Bernstein memprediksikan lokasi terdekat perbatasan adalah perusahaan bangunan Meksiko Cemex karena letaknya strategis untuk menyediakan bahan di kedua sisi perbatasan.
“Kemungkinan tersebut sama menggelikannya dengan rencana proyek dinding Trump. Rencana tersebut merupakan kesempatan besar bagi perusahaan-perusahaan Meksiko tersebut terlibat dalam konstruksi," kata seorang analis Bernstein dalam sebuah laporan riset investor. "Cemex muncul posisi terbaik dalam penyediaan semen, RMX (beton siap pakai), dan agregat fasilitas di seluruh wilayah perbatasan.”
Saham Cemex telah meningkat 130 persen dari tahun lalu dan menanjak dari delapan-setengah tahun lalu sejak keamrin. Hal ini terjadi karena investor sedang menunggu rincian rencana pembangunan ‘tembok Trump’.
THE GUARDIAN | LARISSA HUDA