TEMPO.CO, Damaskus - Pemberontak dan pasukan pemerintah Suriah bersepakat menghentikan permusuhan di Wadi Barada, kawasan sumber suplai air bagi warga sekitar dan Damaskus.
Setelah kesepakatan di antara dua pihak bertikai diteken, tampak sejumlah pekerja pemerintah dan para insinyur memasuki sumber mata air di Ain al-Fija, Wadi Barada, yang sebelumnya dikuasai pemberontak, untuk memperbaiki fasilitas yang rusak.
"Kami telah menghentikan operasi militer di Ain al-Fija dan mulai rekonsiliasi dengan para milisi di sana," kata Gubernur Wadi Barada Alaa Ibrahim kepada wartawan, Jumat, 13 Januari 2017. "Insya Allah, dalam tiga hari, semua beres, suplai air ke Damaskus mulai besok berjalan normal."
Syrian Observatory for Human Rights, lembaga pemantau hak asasi manusia yang berbasis di London, membenarkan bahwa sejumlah pegawai pemerintah tiba di Ain al-Fija dan bendera Suriah berkibar di sana.
Kesepakatan tidak melanjutkan konflik itu berlangsung setelah kedua pihak perang selama berminggu-minggu di kawasan yang terletak sekitar 15 kilometer sebelah barat daya Damaskus.
Pertempuran tersebut, selain menghancurkan berbagai bangunan, merusak infrastruktur air serta mengakibatkan 5,5 juta warga ibu kota dan sekitarnya terancam kekurangan air.
Sebelumnya pada Jumat, 13 Januari 2017, angkatan bersenjata Suriah memasuki Wadi Barada untuk mengambil alih Desa Badeema setelah mendapatkan gempuran senjata berat.
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN