TEMPO.CO, Washington - Pemerintah Amerika Serikat menolak permohonan Rusia untuk memantau jalannya pemilihan presiden (pilpres) Amerika pada 8 November mendatang di tiga negara bagian, yakni Oklahoma, Lousiana, dan Texas.
Penolakan itu disampaikan oleh Departemen Luar Negeri AS. "Terima kasih, tapi tidak terima kasih," ujar Departemen Luar Negeri kepada diplomat Rusia seperti dikutip dari Daily Mail, 22 Oktober 2016.
Baca:
ISIS Tembak Mati 284 Pria dan Bocah di Mosul, Irak
Makin Terdesak, Militan ISIS di Mosul Menyamar Jadi Wanita
Peduli Aleppo, Gereja Seluruh Dunia Bunyikan Lonceng
Dan jika nanti ditemukan mata-mata Rusia di tempat pemungutan suara pada pilpres 8 November mendatang, Departemen Luar Negeri Amerika menegaskan mata-mata itu akan dijebloskan ke penjara.
Sekretaris bidang pers untuk Gedung Putih, Jos Earnest, mengatakan tujuan Rusia mengajukan diri untuk memantau pelaksanaan pemilihan Presiden Amerika tidak jelas. Sehingga menimbulkan kecurigaan tentang motif Rusia.
Adapun Rusia dilaporkan tidak terlibat dalam misi internasional memantau pemilihan presiden di berbagai negara selama ini.
Tidak untuk Rusia, tapi Amerika menyambut para pemantau asing lain. "Individu partai, pemerintah asing, NGO, dan seterusnya silakan daftarkan ke pemerintah negara bagian untuk memantau pemilu kami," kata Mark Toner, juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika.
Dua kandidat bertarung dalam pemilihan presiden 8 November mendatang, yakni Donald Trump dan Hillary Clinton. Trump didukung Partai Republik dan Clinton didukung Partai Demokrat akan bersaing memperebutkan suara terbanyak untuk menggantikan posisi Barack Obama yang selama dua periode memimpin Amerika.
DAILY MAIL | MARIA RITA