TEMPO.CO, Jakarta - Pakar penerbangan kini telah mulai menyelidiki penyebab pesawat Emirates yang jatuh dan terbakar ketika mendarat di Bandara Internasional Dubai, Rabu kemarin. Penyelidikan tersebut dilakukan setelah seorang petugas pemadam kebakaran tewas saat tengah berjuang memadamkan api di pesawat nahas tersebut.
Ketua maskapai Emirates, Sheikh Ahmed Saeed al-Maktoum, mengatakan pihak berwenang masih menyelidiki insiden yang menyebabkan 14 orang dirawat di rumah sakit karena cedera ringan ini. "Kami turut berdukacita atas kematian petugas pemadam kebakaran dan berterima kasih kepada semua tim yang tergabung dalam menangani insiden tersebut," kata Sheik Ahmed, seperti dilansir Guardian pada Kamis, 4 Agustus 2016.
Baca Juga:
Ahmed mengatakan kecelakaan pesawat yang terbang dari India itu bukan karena pelanggaran keamanan. Pesawat yang telah beroperasi sejak 2003 tersebut pernah masuk perawatan intensif pada 2015. Adapun pilotnya memiliki lebih dari 7.000 jam pengalaman penerbangan.
Sheikh Ahmed mengatakan dalam konferensi pers di Dubai bahwa Emirates selalu memenuhi standar internasional dan ketat dalam menerapkan aturan pemeliharaan dan keamanan.
Pesawat komersial milik Uni Emirat Arab, Emirates EK 521, yang membawa 300 penumpang dan awak kabin dari India, jatuh ketika mendarat di Bandara Internasional Dubai pada Rabu, 3 Agustus 2016. Sebanyak 282 penumpang dan 18 awak berhasil menyelamatkan diri setelah pesawat jatuh dan terbakar saat mendarat.
Pesawat Boeing 777 itu terbang dari Bandara Trivandrum di India menuju Dubai dengan mengangkut 226 orang dari India, 24 dari Inggris, sebelas dari Uni Emirat Arab, serta enam masing-masing dari Amerika Serikat dan Arab Saudi.
Emirates adalah maskapai terbesar di Timur Tengah dan memiliki catatan keamanan yang sangat baik. Berdasarkan laporan terbaru AirlineRatings.com, sebuah situs keselamatan pesawat independen, Emirates berada pada peringkat ketujuh dalam survei penerbangan teraman di dunia.
GUARDIAN | YON DEMA