TEMPO.CO, Jakarta - Tujuh pekerja wanita asal Indonesia saat ini masih berada di Aleppo, Suriah. Para pekerja masih memperjuangkan hak-hak mereka terhadap para majikan. Duta Besar Indonesia untuk Suriah, Djoko Harjanto, sudah menemui para pekerja itu pada 14 Juni 2016. “Saya ini adalah bapak kalian. Keselamatan kalian di sini adalah tanggung jawab saya,” ujar Djoko saat berbicara di hadapan para TKI di kantor cabang konsuler di Fransiskan Aleppo.
Djoko menyampaikan, kantor cabang konsuler dan shelter Aleppo merupakan perwakilan dari KBRI Damaskus guna melindungi semua WNI di tengah gejolak konflik Suriah. Djoko menegaskan, pengiriman TKI ke semua wilayah Timur Tengah telah ditutup. Pekerja pun dilarang kembali lagi ke Suriah setelah direpatriasi KBRI Damaskus.
Sebelum krisis, Aleppo merupakan kota terbesar kedua di Suriah setelah Damaskus yang ramai dipenuhi konsulat dari berbagai negara. Namun, kini, hanya Indonesia yang menjadi satu-satunya perwakilan asing, yang masih mempertahankan kantor cabang konsuler di Aleppo.
Karena banyak TKI yang terkepung di wilayah Aleppo, majikan yang bermasalah, dan kemampuan Satgas Perlindungan KBRI Damaskus yang sulit menjangkau Aleppo, kantor konsuler Indonesia masih penting dipertahankan hingga saat ini.
DESTRIANITA