TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal memastikan tidak ada warga negara Indonesia yang menjadi korban dalam dua ledakan bom di Ibu Kota Belgia, Selasa, 22 Maret 2016.
"Hingga kini tidak ada WNI yang menjadi korban peristiwa tersebut. KBRI Brussel akan terus melakukan penelusuran dan mengamati perkembangannya," kata Iqbal dalam rilis yang diterima Tempo, Selasa, 22 Maret 2016. Berdasarkan data Kementerian Luar Negeri RI, terdapat sekitar 1.630 WNI di Brussel dan Luxemburg.
Ledakan pertama terjadi sekitar pukul 03.00 waktu setempat, yakni di aula keberangkatan utama Bandara Zaventem, Brussel. Jarak antara Zaventem dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Brussel sekitar 10 kilometer atau 15 menit berkendara.
Berita Terbaru: Ledakan di Bandara Brussel
Pemerintah Belgia telah menetapkan status Siaga 4 atau paling berbahaya. Sejumlah saksi menyebutkan ledakan terjadi di dekat konter American Airlines di aula keberangkatan. Saksi juga menyebut beberapa saat sebelum kejadian, sempat terdengar letupan senjata api dan sejumlah teriakan dalam bahasa Arab.
Otoritas bandara telah mengamankan lokasi dan mendirikan crisis center. Saat ini Zaventem Airport dalam status lockdown atau ditutup sementara. Otoritas bandara mengalihkan seluruh kedatangan ke Antwerp.
Semua jalur kereta ke bandara juga dihentikan sementara. Bandara Charleroi sekitar satu jam dari Brussel juga dijaga ketat pasukan keamanan, tapi belum dilaporkan adanya insiden.
Pasca-ledakan, dilaporkan pula ledakan terjadi di stasiun kereta metro Maelbeek, tidak jauh dari kawasan Komisi Eropa dan Parlemen Eropa.
Lokasi tersebut terletak 14 kilometer dari Zaventem dan 6,5 kilometer dari KBRI Brussel. Akibat peristiwa ini, stasiun pusat Gare Central dievakuasi. Dalam ledakan ini, sedikitnya 13 orang tewas.
NATALIA SANTI