TEMPO.CO, Washington - Gedung Putih, Rabu, 20 Januari 2016, mengutuk serangan mematikan di Pakistan dengan mengatakan ancaman keamanan akan terus berlanjut di kawasan tersebut.
"Kami turut berbelasungkawa terhadap para korban serangan dan keluarga mereka. Kami akan berdiri bersama-sama masyarakat di kawasan melawan seluruh bentuk ekstremisme dan terorisme," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional, Ned Price, dalam sebuah pernyataan.
Sejumlah anggota kelompok militan bersenjata membunuh sedikitnya 20 orang dan melukai lebih dari 50 korban lain di sebuah universitas di sebelah utara Pakistan pada Rabu, 20 Januari 2016.
Warga di sekitar perguruan tinggi dan pejabat setempat marah atas serangan mematikan tersebut. Penyerang yang belum diketahui identitasnya itu menyerbu universitas tersebut yang menyebabkan dosen, mahasiswa, dan karyawan tewas.
Seorang korban tewas itu adalah Profesor Dr Hamid Hussain, 37 tahun. Dosen kimia organik ini tewas ditembak para penyerbu setelah melakukan perlawanan dengan senjata miliknya. "Dia nekat melawan penyerang demi melindungi para dosen dan mahasiswanya," ujar seorang kerabat Hussain.
"Saya melihat dia mencabut pistol dan berlari menuju tempat penyerangan. Beliau menembakkan senjatanya ke arah milisi, tapi dia tewas setelah diserang milisi," ujar Saad Shafqat, seorang mahasiswa, kepada Aljazeera.
JERUSALEM POST | AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN