TEMPO.CO, New York - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa bersumpah bahwa lembaga tersebut akan menyiapkan sanksi baru bagi Korea Utara setelah negeri itu menyatakan sukses menggelar uji bom hidrogen pada Rabu, 6 Januari 2016.
Dalam sebuah rapat darurat, Dewan mengutuk keras uji coba nuklir dan menyatakan lembaganya akan segera menyiapkan resolusi baru untuk Pyongyang.
Menurut Dewan Keamanan, uji coba bom hidrogen tersebut merupakan pelanggaran dari resolusi yang pernah diterapkan sebelumnya. "Dewan memberlakukan sanksi ekonomi dan perdagangan terhadap Korea Utara sepuluh tahun silam terkait dengan aktivitas nuklir."
Uji coba nuklir Korea Utara juga mendapatkan kecaman dari Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon. "Uji coba tersebut dapat mengganggu stabilitas keamanan regional," ucapnya.
Menanggapi pernyataan Korea Utara soal keberhasilan uji coba nuklir, Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Samantha Power, mengatakan komunitas internasional harus memberikan respons dengan cara meningkatkan tekanan.
Koresponden Al Jazeera, James Bays, melaporkan dari markas PBB di New York bahwa bakal ada sanksi lebih tegas untuk rezim Korea Utara meskipun diduga ada sejumlah negara mungkin tidak sepenuhnya memaksakan.
Adapun Presiden Amerika Serikat Barack Obama berbicara melalui telepon dengan Presiden Korea Selatan Park Geun-Hye dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengenai respons internasional terhadap uji coba nuklir Korea Utara. "Sejumlah negara sepakat bekerja sama dan memberikan respons kepada Korea Utara," bunyi pernyataan Gedung Putih.
Pejabat militer Korea Selatan mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa pemimpin kedua negara telah mendiskusikan pengerahan persenjataan strategis Amerika di Semenanjung Korea, tapi mereka menolak memberikan keterangan lebih detail.
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN