Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tiga Poin Utama Aturan Baru Kepemilikan Senjata AS  

image-gnews
Presiden Barack Obama menyanyikan lagu Amazing Grace saat menghadiri kebaktian wafatnya senator Clementa Pinckney di College of Charleston, Carolina Selatan, 26 Juni 2015. Pinckney adalah salah satu dari sembilan orang yang tewas dalam penembakan di Gereja AME Emanuel. REUTERS/Jonathan Ernst
Presiden Barack Obama menyanyikan lagu Amazing Grace saat menghadiri kebaktian wafatnya senator Clementa Pinckney di College of Charleston, Carolina Selatan, 26 Juni 2015. Pinckney adalah salah satu dari sembilan orang yang tewas dalam penembakan di Gereja AME Emanuel. REUTERS/Jonathan Ernst
Iklan

TEMPO.COWashington DC - Presiden Barack Obama pada Selasa, 5 Januari 2015, memperkenalkan peraturan terbaru yang menjelaskan dengan rinci mengenai penjualan semua jenis senjata api di Amerika Serikat.

Terdapat tiga poin utama dalam aturan yang pertama kali dikenalkan sejak diberlakukan izin penggunaan senjata di Amerika. Pertama, aturan tersebut mengklasifikasikan semua jenis penjualan dan distribusi, baik dalam pertunjukan, pasar loak, Internet, maupun penjualan di toko yang perlu mendapatkan lisensi dan memeriksa latar belakang pembeli senjata. Semua penjual senjata diwajibkan mengecek latar belakang pembelinya terlebih dulu sebelum menjual senjatanya.

Poin kedua, Obama menyarankan merekrut 200 agen baru Biro Alkohol, Tembakau, dan Senjata Api Amerika Serikat (ATF) dan anggota penyidik, selain meminta Kongres berinvestasi US$ 500 juta (Rp 6,9 triliun) untuk meningkatkan akses pada kesehatan mental.

Pada poin ketiga, Federal Bureau of Investigation (FBI) akan meningkatkan anggotanya sebanyak 50 persen untuk memeriksa latar belakang pembeli, termasuk lebih 230 inspektur dan staf baru. Selain itu, FBI akan bekerja sama dengan Departemen Sosial Amerika guna mendapatkan data orang dengan gangguan mental di Amerika.

Seperti dilansir Guardian pada 5 Januari 2015, Obama memberlakukan aturan baru tersebut tanpa persetujuan Kongres yang dikuasai oleh partai oposisi, Republik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Pengetatan penggunaan senjata api selama ini telah disandera Kongres, tapi mereka tidak bisa terus menyandera Amerika," kata Obama dalam tweet yang disertai preview resmi pengumuman pada Selasa, 5 Januari 2016. "Kami tidak bisa menerima pembantaian yang selama ini terus menghantui masyarakat kita."

Presiden Obama juga mengatakan langkah-langkah pengetatan tersebut akan melibatkan upaya menangkap orang-orang yang berbohong saat pemeriksaan latar belakangnya saat membeli senjata.

Jaksa Agung Amerika Loretta Lynch mengatakan dia tidak dapat memberikan perkiraan mengenai jumlah penjual senjata api atau pembeli yang akan terlibat dengan peraturan terbaru itu yang diberlakukan oleh Biro Alkohol, Tembakau, dan Senjata Api Amerika Serikat (ATF). 

GUARDIAN | YON DEMA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Seorang wanita meniup kantong plastik saat mengambil sampel udaranya untuk tes Covid-19 menggunakan GeNose C19 di sebuah stasiun kereta di Jakarta, Rabu, 3 Februari 2021. Alat buatan Indonesia ini mulai digunakan untuk screening penumpang kereta jarak jauh. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.


Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Bupati terpilih Sabu Raijua, NTT, Orient P Riwu Kore menjadi perbincangan setelah disebut-sebut sebagai warga negara Amerika Serikat. Orient mengakui sempat memiliki paspor AS, namun tidak lantas mengubah status kewarganegaraannya. Facebook.com
Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020


Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat mengikuti pertemuan dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Istana di Singapura, 11 Juni 2018. REUTERS/Jonathan Ernst
Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.


Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.


Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Ilustrasi microchip semikonduktor. [REUTERS/Kim Kyung-Hoon]
Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.


Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Sekitar ratusan ribu warga Amerika Serikat turun ke jalan pada Sabtu, 30 Juni 2018, menuntut pemerintahan Presiden Donald Trump mengizinkan imigran masuk dan mempertemukan anak imigran dengan orang tua mereka. Reuters
Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.


Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Gas air mata dilepaskan di antara pengunjuk rasa saat bentrokan dengan polisi di Gedung Capitol pada rapat pengesahan hasil pemilihan presiden 2020 oleh Kongres AS di Gedung Capitol AS di Washington, 6 Januari 2021. Sekitar 350 pasukan Garda Nasional D.C. dikerahkan untuk mengantisipasi kerusuhan yang diperkirakan akan terjadi. REUTERS/Shannon Stapleton
Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol


Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Wartawan asal Amerika Serikat, Daniel Pearl, yang tewas dipenggal pada 2002. Sumber: The Times of Israel
Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.


Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Dokter umum Luisa Vera bereaksi setelah menerima vaksin virus corona (Covid-19) buatan Pfizer-BioNTech di Universitas Kesehatan Indiana, Rumah Sakit Methodist di Indianapolis, Indiana, Amerika Serikat, Rabu, 16 Desember 2020. Kredit: ANTARA FOTO/REUTERS/Bryan Woolsto/HP/djo/am.
Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19


Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Silinder berisi uranium di fasilitas nuklir Fordow, Iran.[IRNA]
Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran