TEMPO.CO, Washington DC - Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) dilaporkan tengah menyelidiki uang sebesar US$ 28 ribu (Rp 388 juta) yang disetorkan ke rekening pasangan suami-istri yang menembak mati 14 orang di California pekan lalu.
Seperti dilansir Reuters pada 8 Desember 2015, seorang sumber menyebutkan bahwa uang tersebut diyakini dimasukkan oleh seorang peminjam secara online sekitar dua minggu sebelum insiden serangan keji tersebut dilancarkan.
Sumber tersebut juga menambahkan bahwa uang tersebut berasal dari WebBank.com, yang dikirim sekitar 18 November 2015. Dia mengatakan polisi tengah menyelidiki uang itu, apakah hasil pinjaman atau dikirim oleh kelompok teroris.
WebBank.com, yang berbasis di Kota Salt Lake, tidak segera menanggapi permintaan untuk memberikan komentar terkait dengan uang tersebut.
Berdasarkan paparan sumber yang tidak ingin namanya dipublikasikan tersebut, tindakan tersangka Syed Rizwan Farook, 28 tahun, mengambil uang tersebut dari layanan pinjaman yang berbasis di San Francisco telah memunculkan petunjuk baru dalam penyelidikan sehubungan dengan insiden.
Setelah melakukan beberapa penyelidikan awal, FBI lalu menyebut Farook dan istrinya, Tashfeen Malik, 29 tahun, sebagai pasangan yang radikal oleh ideologi ekstremis. Malik diyakini telah berjanji setia kepada kepada pemimpin kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) melalui Facebook sekitar waktu penembakan.
Farook, putra kelahiran Amerika Serikat, imigran Pakistan; dan Malik, yang lahir di Pakistan dan menghabiskan sebagian besar hidupnya di Arab Saudi, tewas dalam baku tembak dengan polisi beberapa jam setelah serangan yang mereka lalukan pada Rabu pagi di lembaga layanan sosial Inland Regional Center di San Bernardino, sekitar 60 mil (100 kilometer) sebelah timur dari Los Angeles.
Sebanyak 14 orang tewas dan 21 lainnya terluka dalam insiden tembakan rambang di California. Pasangan itu lalu ditembak mati dalam baku tembak dengan polisi.
Jika penembakan massal tersebut terbukti berhubungan dengan ISIS, hal itu akan menandai serangan teroris paling mematikan di Amerika Serikat setelah Al-Qaeda pada 11 September 2001.
REUTERS | CHANNELS NEWS ASIA | YON DEMA