TEMPO.CO, Kairo - Pemimpin Ikhwanul Muslimin, Mohammad Badie, 71 tahun, dijatuhi hukuman penjara seumur hidup oleh pengadilan Mesir. Badie dianggap sebagai dalang dari kasus pembunuhan dan kekerasan yang terjadi dalam bentrokan di Kairo tahun lalu.
Seperti dilansir dari Al Arabiya, 15 September 2014, negara-negara Barat dan kelompok hak asasi manusia internasional menuntut Badie dihukum mati. Alasannya, Badie bersama 182 anggota Ikhwanul Muslimin terlibat dalam aksi kekerasan di wilayah Minya yang menewaskan seorang polisi. (Baca: 683 Pendukung Ikhwanul Muslimin Dihukum Mati)
Selain itu, dalam peristiwa yang dikenal sebagai the Bahr al-Azam pada 15 Juli 2013, Badie dan terdakwa lainnya telah dituduh membunuh lima orang dan mencoba membunuh seratus orang lainnya dalam kekerasan di Kota Giza.
Pihak berwenang di Mesir telah menangkap ratusan anggota dari kelompok pergerakan Islam paling tua di Mesir ini. Mesir juga secara resmi melarang kelompok Ikhwanul Muslimin beroperasi di negara itu dan dinyatakan sebagai organisasi teroris. (Baca: Sisi, Tokoh Sentral Mesir Setelah Penggulingan Mursi)
Ikhwanul Muslimin sudah sejak lama ingin disingkirkan dari Mesir. Kepala militer Mesir, Abdel Fattah al-Sisi, berhasil menggulingkan Mohammad Mursi dari kursi presiden pada 3 Juli 2013. Mursi adalah anggota dari Ikhwanul Muslimin. Kemudian al-Sisi memenangi pemilihan presiden. Dalam kampanyenya, dia bersumpah organisasi seperti Ikhwanul Muslimin tidak akan ada lagi di Mesir.
AL ARABIYA | VIQIANSAH DENNIS
Baca juga:
Soal Kabinet, Budiman: Megawati Tidak Atur Jokowi
Mayat Wanita di Bogor Itu PRT
Lawan Man City, Muenchen Butuh Persneling Baru
LIPI Tagih Janji Jokowi-JK Naikkan Dana Riset