TEMPO.CO, Jakarta - Australia memperbarui peringatan perjalanan ke Indonesia, terutama Jakarta. Hal itu dilandasi informasi yang menyatakan akan ada gelombang demonstrasi di Kedutaan Besar Australia per Kamis, 21 November 2013.
Unjuk rasa ini merupakan buntut kasus bocornya dugaan penyadapan yang dilakukan pemerintah Australia sejak 2009. Data ini dipaparkan oleh pembocor data buruan Amerika Serikat, Edward Snowden.
Dalam situs Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) Australia rupanya juga disinggung peringatan perjalanan lain selain Jakarta. Bali menjadi daerah terbanyak yang diperingatkan karena sejumlah kasus pernah melibatkan warga Australia di pulau sebelah timur Jawa ini.
Di Pulau Dewata ini, warga Australia diperingatkan tentang bahaya terorisme dan kepemilikan narkotik yang bisa berujung pada hukuman mati. Hal ini mengacu pada teror Bom Bali yang menewaskan sekitar 88 warga Australia pada 2002 dan empat orang pada 2005.
Untuk kasus kepemilikan narkotik, kasus Schapelle Corby menjadi acuan. Wanita berumur 36 tahun ini sempat divonis hukuman 20 tahun penjara akibat membawa 4,2 kilogram ganja di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali. Ia akhirnya mendapat grasi lima tahun oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Selain itu, Australia telah mengumumkan peringatan bepergian ke sejumlah wilayah lain di Indonesia. Antara lain Lombok, yang dianggap marak terjadi tindak kejahatan dan rawan malfungsi alkohol. "Waspadai karena alkohol di sana dicampur bahan berbahaya, seperti metanol," demikian pernyataan dalam situs tersebut. Selain itu, di Nias, pemerintah Australia mengeluarkan peringatan bahaya penyakit rabies. Peringatan ini berlaku juga untuk turis yang hendak berkunjung ke Bali.
Secara menyeluruh, pemerintah Australia memperingatkan bahaya lain, seperti jambret. "Pencuri di atas sepeda motor kerap mengambil tas milik pejalan kaki," bunyi peringatan itu. Selain itu, bahaya alam seperti gunung berapi, gempa, dan tsunami tak bisa diabaikan.
Selain Bali dan Jakarta, di beberapa wilayah lain, peringatan bepergian bahkan dikeluarkan lebih ketat. Pemerintah meminta warganya mempertimbangkan lagi kunjungan bila hendak menyambangi Sulawesi Tengah, Maluku, dan Papua.
Daerah Poso, Sulawesi Tengah, dan seluruh wilayah Maluku perlu dihindari karena banyak konflik sejak Oktober 2002. Di Papua, peringatan bepergian digelar sejak Juli 2009. Alasannya, banyak terjadi penyerangan di sekitar tambang Freeport. Terakhir, pada April 2013, terjadi penyerangan berencana ke wilayah-wilayah tersebut, antara lain di Tingginambut dan Sinak, Papua.
DFAT | M. ANDI PERDANA
Berita terkait:
SBY Anggap Australia Tak Pantas Menyadap
Ekonom Menilai Australia Akan Dirugikan
Tiga Langkah SBY Sikapi Penyadapan Australia
Ahok: Tak Perlu Disadap, Saya Sudah 'Ember'