TEMPO.CO , Cairo -Pemerintah Australia menawarkan solusi pemecah kebuntuan mengenai membludaknya kedatangan manusia perahu ke Negeri Kanguru. Mereka berencana mengirim para pencari suaka ke Nauru -sebuah republik kecil di selatan Pasifik, sekitar 42 kilometer di selatan garis khatulistiwa.
Menteri Imigrasi dan Kependudukan Australia, Chris Bowen yakin Nauru menjadi jalan terbaik sebagai tempat penampungan para pencari suaka. “Semangat kami adalah untuk kompromi,” kata Bowen seperti dikutip koran The Sidney Morning Herald, Jumat 23 Desember 2011 kemarin.
Perbincangan lokasi tepat bagi para manusia perahu sempat alot di parlemen Australia satu pekan belakangan. Partai Oposisi keukeuh menekan pemerintah untuk segera menghubungi Presiden Republik Nauru, Sprent Dabwido, guna membicarakan kemungkinan Nauru sebagai tempat penampungan.
“Saya pikir Perdana Menteri (Julia Gillard) tinggal angkat telepon saja untuk mempercepat proses ini,” ujar pimpinan oposisi, Tony Abbot.
Berdasarkan data pemerintah Australia, sejak tahun lalu, sudah ada sekitar 7.000 orang perahu asal Asia tiba di Australia melalui koridor penyelundupan manusia. Mereka memenuhi pusat-pusat tahahan imigrasi. Tidak jarang ketegangan timbul akibat ulah mereka, mulai dari aksi mogok makan hingga kerusuhan.
Pada Agustus lalu pemerintah Australia sudah meneken kesepakatan dengan pemerintah Papua Nugini untuk memakai Pulau Manus milik Papua Nugini sebagai tempat penampungan orang perahu.
SANDY INDRA PRATAMA| AFP