TEMPO.CO, Qaraqosh, Irak- Sebuah bar di kota Qaraqosh, Mosul, Irak kembali dibuka. Tulisan "Welcome" di atas pintu masuk menandai kehidupan mulai berjalan normal setelah ISIS terusir dari kota itu.
Untuk menyambut para tamu, pemilik bar membenahi ruangan yang terpaksa ditutup selama sekitar 3 tahun akibat kehadiran ISIS.
Di dalam bar tampak karpet menutupi lantai, cahaya lampu temaram, dan suara air mengalir dari pipa dan sejumlah lelaki berbicara pelan sambil meneguk bir. Bekas peluru di dinding ditutupi dengan iklan-iklan tentang bir.
Baca: Pemimpin ISIS Asal Malaysia Beristerikan WNI Tewas di Suriah
Bar di Qaraqosh merupakan bar pertama yang kembali dibuka setelah selama 9 bulan pasukan pemerintah Irak dan koalisi pimpinan Amerika Serikat bertempur mengusir ISIS dari Irak.
Sebagian besar pelanggan bar ini adalah warga Kristen yang baru saja kembali ke rumah mereka setelah tiga tahun tinggal di pelarian saat milisi ISIS menguasai Mosul. Milisi ISIS saat itu mengeluarkan ultimatum kepada warga Kristen Irak untuk memilih: membayar pajak, menjadi penganut Islam, atau mati.
Beberapa pelanggan bar warga Muslim Irak. Mereka datang sekadar untuk menikmati kebebasan untuk sekadar minum dan merokok. Dua hal ini tak akan mungkin dinikmati saat ISIS menguasai kota mereka.
Di bar, percakapan mereka tak lain membahas tentang perang dan bagaimana selanjutnya setelah ISIS meninggalkan kota mereka.
Baca: ISIS Terusir dari Mosul, Militer Amerika Bertahan di Irak
"Sulit melupakan hingga sekarang ada orang-orang yang tinggal di bawah puing-puing bangunan," kata Abu Khalid, 45 tahun, seorang Muslim dari Mosul yang menikmati minuman botol lemon bercampur Vodka bersama dua temannya saat hari menjelang sore, seperti dikutip dari Channel News Asia, 21 Juli 2017.
"Kenapa kami minum? Dengan begini kami dapat melepaskan masalah kami. Alkohol mengendurkan lidah," ujar Khalid yang mengenakan tradisional Arab.
Pemilik bar, Abu Firas, berharap pembukaan kembali bar miliknya akan memulihkan hidup mereka kembali di kota itu. Ia juga berharap warga Kristen yang eksodus dapat kembali ke rumah mereka di Mosul.
"Hari demi hari semakin membaik," kata Firas optimistik.
Baca: Milisi Asing Pro-ISIS Menyerah di Mosul, Intelijen Gali Informasi
Sekitar 400 keluarga Kristen telah kembali ke Qaraqosh atau dikenal juga sebagai Hamdaniya. Qaraqosh dihuni mayoritas warga Kristen dengan populasi lebih dari 50 ribu orang. Warga Kristen merupakan minoritas di Irak.
"Saya mencintai kota saya. Saya ingin semuanya kembali seperti dulu lagi," ujar seorang pelanggan bar yang beragama Kristen.
Firas gembira dengan situasi di kotanya saat ini. Meski ia menyadari ISIS bisa saja kembali ke kotanya dengan strategi baru dalam melakukan teror, namun ia mengaku tak takut lagi. "Kami tidak takut," ujarnya.
Bar itu menjadi tempat mereka berkumpul, Kristen dan Islam. Ini dianggap satu hal positif tentang perdamaian yang tetap ada antara kedua penganut agama berbeda itu.
Hanya saja rasa saling percaya butuh pemulihan karena dua komunitas berbeda agama ini sempat retak setelah banyak warga Muslim Sunni di sekitar mereka dulunya mendukung ISIS.
CHANNEL NEWS ASIA | MARIA RITA