TEMPO.CO, Pyongyang - Korea Utara diketahui sering menggunakan wanita sebagai bagian dari operasi rahasianya, termasuk melibatkan pembunuhan. Misalnya, Kim Hyun Hee, yang kini hidup di pengasingan merupakan satu dari banyak wanita Korea Utara yang terlibat dalam operasi rahasia.
Kim mengungkapkan apa yang dilakukannya dalam wawancara dengan sebuah stasiun televisi Australia, ABC News, pada April 2013. Setelah delapan tahun berlatih, ia dipersiapkan oleh atasannya, pemerintah Korea Utara, untuk melakukan pemboman mematikan pada Penerbangan 858 Korean Air yang membunuh 115 orang pada tahun 1987.
Berita terkait:
Saudara Tiri Kim Jong-un Tewas Diracun Agen Rahasia
Begini Tragisnya Hidup Kim Jong-nam, Abang Tiri Kim Jong-un
Serangan itu direncanakan untuk mencegah tim dari luar negeri untuk bergabung pada perhelatan akbar Olimpiade 1988 di Seoul.
Kim baru berusia 25 tahun ketika ia dan rekannya ditangkap di Bahrain. Keduanya menggigit pil sianida untuk membunuh diri dan menghindari ditangkap.
Kim selamat dan setelah membelot dari negaranya Korea Utara dan kini tinggal di satu tempat yang dirahasiakan di Korea Selatan. Ia mendapat pengawalan karena khawatir dibunuh agen Pyongyang.
Pada Senin, 13 Februari 2017, Kim Jong-nam, abang tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dibunuh dengan diracun di bandara Kuala Lumpur, Malaysia. Informasi ini bersumber dari Kementerian Unifikasi Korea Selatan.
Dua wanita tidak dikenal, diyakini agen Korea Utara menyerang Jong-nam dengan jarum beracun sebelum melarikan diri ke dalam taksi. Seorang wanita menyerang Jong-nam dari belakang. Wajahnya ditutupi kain seperti adegan film James Bond. Cairan kimia diduga disemprotkan ke wajah Jong-nam.
Tidak semua agen wanita yang dipekerjakan oleh Korea Utara digunakan untuk tujuan kekerasan. Pada 2014, seorang mantan pejabat elit Korea Utara mengungkapkan ada wanita digunakan untuk "program benih".
Di bawah program itu, menurut laporan koran Telegraph, tamu kelas atas yang berkunjung ke Pyongyang akan dilayani wanita penghibur yang menarik. Ia kemudian diancam tentang anak yang akan dilahirkan.
Menggunakan ancaman itu, pemerintah Korea Utara akan menuntut berita yang baik tentang Korea Utara atau peluang bisnis yang disasarnya.
Selama bertahun-tahun pembelot telah menceritakan bagaimana mata-mata Korea Utara sangat terlatih di sekolah-sekolah elit dan diperlakukan pada tingkat yang sama seperti jenderal.
Kim Dong Shik mengatakan kepada CNN pada tahun 2015, selama empat tahun ia belajar seni bela diri, scuba diving, menembak, dan menggunakan bahan peledak rig di sebuah universitas khusus.
Korea Utara memiliki empat organisasi intelijen. Yang paling rahasia adalah Biro Umum Reconnaissance yang mengoperasikan enam biro yang khusus di bidang cyber dan intelijen luar negeri. Biro itu diketahui telah mengirim mata-mata ke Korea Selatan melalui terowongan zona demiliterisasi.
Mata-mata Korea Utara memiliki sejarah panjang terkait penculikan warga negara asing untuk melayani negara. Sebuah organisasi kemanusiaan Korea Selatan mengatakan akhir tahun lalu bahwa mereka memiliki bukti bahwa David Sneddon, seorang warga Amerika Serikat, telah diculik di Cina 12 tahun yang lalu dan dipaksa untuk mengajar bahasa Inggris kepada anak-anak mendiang Kim Jong Il. Murid-muridnya termasuk pemimpin saat ini, Kim Jong-u.
Pada tahun 2012 Kim Jong-il mengaku telah menculik 13 warga Jepang. Daftar korban penculikan diketahui termasuk mereka yang berasal dari Korea Selatan, Cina, Rumania, Lebanon, Italia, Yordania, Malaysia, Singapura, Thailand dan Macau. Salah satu gadis Jepang berusia 14 tahun diculik dan dipaksa untuk mengajar bahasa Jepang untuk mata-mata Korea Utara.
THE STRAITS TIMES|SYDNEY MORNING HERALD|YON DEMA