Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Myanmar Selidiki Tuduhan Kekejaman Polisi Atas Rohingya

image-gnews
Polisi mendorong truk, dalam perjalanan mereka untuk menjaga desa Rohingya, saat sensus nasional, di Sittwe,   Myanmar (31/3). REUTERS/Soe Zeya Tun
Polisi mendorong truk, dalam perjalanan mereka untuk menjaga desa Rohingya, saat sensus nasional, di Sittwe, Myanmar (31/3). REUTERS/Soe Zeya Tun
Iklan

TEMPO.CO, Yangon- Pemerintah Myanmar berjanji akan menyelidiki apakah polisi melakukan kejahatan terhadap warga Muslim Rohingya seperti laporan yang dikeluarkan Kantor Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pekan lalu.

Seperti dilansir Reuters, Selasa 14 Februari 2017, PBB menyebutkan bahwa pasukan keamanan Myanmar, terutama polisi, telah melakukan pembunuhan massal dan pemerkosaan terhadap Muslim Rohingya serta membakar desa-desa mereka sejak Oktober lalu.

Pekan lalu militer menyatakan telah mempersiapkan satu tim untuk menyelidiki tuduhan kekejaman yang dilakukan oleh pasukan keamanan dan kemudian Kementerian Dalam Negeri pekan itu menyetujui penyelidikan terhadap polisi.

Baca: Tentara Myanmar Bentuk Tim Investigasi Kasus Rohingya

Kementerian Dalam Negeri dalam pernyataannya menyatakan bahwa "penyelidikan departemental" akan dilakukan "untuk mengetahui apakah kepolisian melakukan tindakan melawan hukum, termasuk kekerasan hak asasi manusia selama operasi pembersihan di wilayah tersebut."

"Laporan PBB itu memberikan banyak detail pertanggungjawatan atas apa yang dituduhkan terjadi, dan sebuah komite penyelidikan dibentuk untuk menanggapi laporan itu dengan bukti-bukti," kata Kolonel Polisi Myo Thu Soe kepara Reuters di Yangon, Senin lalu.

"Laporan PBB itu meliputi tuduhan pelanggaran hak asasi manusia serius terhadap polisi di Myanmar, termasuk pemerkosaan. Namun sebagaimana kita ketahui, itu tidak terjadi.”

Myo Thu Soe menambahkan lima polisi sudah dijatuhi hukuman dua bulan penjara setelah tayangan video yang viral di internet menunjukkan mereka melakukan kekerasan terhadap warga Muslim Rohingya.

Ini terjadi selama operasi yang ditujukan untuk mengusir terduga kelompok militan di negara bagian Rakhine.

Selain itu, tiga pejabat senior kepolisian yang terlibat dalam kasus itu dikenai sanksi, kata dia menambahkan.

Di Myanmar, jarang sekali pasukan keamanan yang melakukan banyak pelanggaran atau tuduhan yang diselidiki secara transparan menurut kelompok-kelompok hak asasi manusia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Myanmar menolak hampir seluruh tuduhan pelanggaran hak asasi manusia di Negara Bagian Rakhine, tempat banyak warga Rohingya tinggal.

Mereka menyatakan bahwa operasi penanggulangan pemberontakan masih berlangsung sejak sembilan polisi tewas dalam serangan di pos keamanan dekat wilayah perbatasan Bangladesh pada 9 Oktober 2016.

Hampir 69 ribu Muslim Rohingya melarikan diri dari Myanmar ke Bangladesh sejak pasukan keamanan melakukan operasi pembersihan bulan Oktober lalu menurut perkiraan PBB.

Lebih dari 1.000 Muslim Rohingya tewas dalam operasi tersebut menurut dua pejabat senior PBB yang berurusan dengan pengungsi yang melarikan diri dari tindak kekerasan pekan lalu.

Seorang juru bicara Kepresidenan Myanmar mengatakan bahwa laporan terakhir dari komando militer menyebut kurang dari 100 orang yang tewas dalam operasi penanggulangan pemberontakan itu.

Rohingnya menghadapi perlakuan diskriminatif dari pemerintah Myanmar selama beberapa generasi. Mereka tidak diklasifikasikan sebagai kelompok berbeda di bawah hukum kewarganegaraan dan malah dianggap sebagai pendatang haram dari Bangladesh serta hanya memiliki hak sangat terbatas.

Sekitar 1,1 juta muslim Rohingya hidup seperti dalam situasi serupa apartheid di wilayah barat laut Myanmar.

Kekerasan tersebut memicu kritik baru dari dunia internasional bahwa pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi hanya sedikit sekali membantu anggota moniritas muslim itu.

REUTERS | SCMP | SITA PLANASARI AQUADINI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

10 jam lalu

Pengemudi taksi Iran memercikkan air ke tubuh mereka untuk mendinginkan diri selama gelombang panas di Teheran, Iran 2 Agustus 2023. Pemerintah Iran mengumumkan libur selama dua hari, usai panas ekstrem yang melanda negara di Timur Tengah itu selama beberapa waktu terakhir. Majid Asgaripour/WANA (Kantor Berita Asia Barat) via REUTERS
5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?


Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

1 hari lalu

Ilustrasi gelombang panas ekstrem.[Khaleej Times/REUTERS]
Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.


Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

6 hari lalu

PSDKP KKP menangkap kapal asing berbendera Malaysia melakukan illegal fishing di perairan Selat Malaka, Kamis, 25 April 2024. Foto: PSDKP KKP
Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.


Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

8 hari lalu

Tentara berdiri di samping kendaraan militer ketika orang-orang berkumpul untuk memprotes kudeta militer, di Yangon, Myanmar, 15 Februari 2021. REUTERS/Stringer/File Photo
Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.


Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

8 hari lalu

Seorang personel militer berjaga, ketika 200 personel militer Myanmar mundur ke jembatan ke Thailand pada hari Kamis setelah serangan selama berhari-hari oleh perlawanan anti-junta, yang menyatakan mereka telah memenangkan kendali atas kota perbatasan Myawaddy yang penting, yang terbaru dalam sebuah serangkaian kemenangan pemberontak, dekat perbatasan Thailand-Myanmar di Mae Sot, provinsi Tak, Thailand, 11 April 2024. REUTERS/Soe Zeya Tun
Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.


Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

11 hari lalu

Pengungsi Rohingya menempati penampungan sementara di llanta pasar gedung Balee Meuseuraya Aceh (BMA), Banda Aceh, Senin, 18 Desember 2023. Polresta Banda Aceh menetapkan salah seorang imigran Rohingya Muhammad Amin (35) sebagai tersangka yang menyeludupkan 136 orang pengungsi Rohingya penghuni kamp penampungan Coxs Bazar Bangladesh ke Desa Lamreh, Kabupaten Aceh Besar yang saat ini menempati lantai dasar gedung BMA. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan


Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

11 hari lalu

Maung Zarni. Rohringya.org
Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976


Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

12 hari lalu

Tentara Thailand berlindung di dekat Jembatan Persahabatan Thailand-Myanmar ke-2 selama pertempuran di sisi Myanmar antara Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA) dan pasukan Myanmar, yang berlanjut di dekat perbatasan Thailand-Myanmar, di Mae Sot, Provinsi Tak, Thailand, April 20, 2024. REUTERS/Soe Zeya Tun
Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.


Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

13 hari lalu

Militer Israel menunjukkan apa yang mereka katakan sebagai rudal balistik Iran yang mereka ambil dari Laut Mati setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, di pangkalan militer Julis, di Israel selatan 16 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.


Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

14 hari lalu

Seorang tentara dari Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA) berpatroli dengan kendaraan, di samping area yang hancur akibat serangan udara Myanmar di Myawaddy, kota perbatasan Thailand-Myanmar di bawah kendali koalisi pasukan pemberontak yang dipimpin oleh Persatuan Nasional Karen, di Myanmar, 15 April 2024. REUTERS/Athit Perawongmetha
Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.