TEMPO.CO, Yangon- Pria bersenjata yang menembak dan membunuh hingga tewas pengacara Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), U Ko Ni pada Minggu, 29 Januari 2017, mengaku disewa oleh seseorang bernama Myint Swe untuk membunuh Ko Ni.Hal itu terungkap berdasarkan informasi yang didapat dari sebuah dokumen polisi yang bocor ke publik.
"Dokumen itu bocor ketika dibagikan antara sesama petugas polisi pada Viber," kata seorang pejabat senior polisi Muanmar, yang menegaskan bahwa informasi dalam dokumen itu akurat.
Berita terkait:
Pengacara Muslim Myanmar Tewas Ditembak di Bandara Yangon
Pengacara Muslim Myanmar Dibunuh karena Agama?
Dokumen Polisi tersebut berisi pernyataan sebanyak lima halaman yang dibuat oleh Kyi Lin, 54 tahun, yang membunuh Ko Ni. Dalam dokumen itu, tersangka mengatakan kepada polisi bahwa ia didekati oleh seorang pria bernama Myint Swe, yang bertemu dengannya sejak September 2016 di Mae Sot.
"Dia meminta saya untuk membunuh Kalar (istilah untuk merendahkan pemeluk Islam) dengan imbalan sebuah mobil," kata Kyi Lin seperti yang dikutip dalam dokumen polisi.
Myint Swe kemudian menunjukkan foto U Ko Ni kepadanya. Foto yang dimaksud adalah foto yang dimuat di sebuah majalah mingguan.
Seperti yang dilansir Irrawady pada 31 Januari 2017. dokumen tersebut seharusnya berjumlah 7 lembar, namun dua lembar sisanya dinyatakan hilang dan diduga memuat motif pembunuhan.
Dokumen polisi mengatakan bahwa Myint Swe berasal dari kuartal Tampawaddy di Mandalay. Setelah pemberontakan 1988, ia melarikan diri ke Myawaddy, sebuah kota perbatasan dekat Mae Sot di Thailand. Di masa lalu, ia pernah ditangkap di Myawaddy. Alasan penangkapannya tidak disebutkan dalam dokumen bocor.
Kyi Lin menggambarkan Myint Swe sebagai seorang pria yang berusia sekitar 50-an, memiliki tutur bahasa yang lembut, dan rambut keriting dengan tinggi badan sekitar 1,6 meter.
Myint Swe adalah seorang ahli dalam pengecoran perunggu, yang merupakan profesi yang umum di lingkungan Tampawaddy. Dia juga memiliki minat yang besar dalam barang antik.
Myint Swe terkenal karena kemampuannya untuk meniru bahan perunggu kuno, dan ia dikenal sebagai penyelundup artefak kuno. Penduduk mengatakan dia ditangkap beberapa kali karena menyelundupkan bahan kuno.
Menurut tetangganya, Myint Swe pernah melakukan perjalanan ke Myawaddy pada tahun 1990 dan tidak pernah terlihat selama bertahun-tahun. Istrinya percaya dia sudah meninggal dunia atau dibunuh. Hingga kini, tidak ada satu dari Tampawaddy yang memiliki informasi apakah Myint Swe masih hidup atau tidak.
Selain itu, berdasarkan dokumen polisi yang bocor tersebut, tersangka Kyi Lin juga pernah ditangkap pada tahun 2003 karena menyelundupkan barang antik dan dijatuhi hukuman 20 tahun penjara. Ia menghabiskan tujuh tahun di Penjara Obo Mandalay sebelum ia dipindahkan ke kamp kerja paksa pada tahun 2010. Pada tahun 2014, Presiden Thein Sein mengeluarkan perintah amnesti, sehingga Kyi Lin dibebaskan setelah menjalani hukuman 11 tahun.
Menurut mantan rekannya di penjara Obo penjara, Kyi Lin merupakan seorang pencuri benda antik yang profesional.
"Dia tahu banyak tentang sejarah dan tentang nilai patung Buddha. Setiap kali dia berbicara tentang itu, kami terpesona, "kata mantan narapidana.
Laporan polisi sebelumnya yang disiarkan publik, menyebutkan bahwa Kyi Lin berasal dari Kyaukme Township di Negara Bagian Shan, dan ia diyakini merupakan etnis Cina atau Shan. Namun dalam keterangannya kepada polisi dalam dokumen, ia mengaku sebagai seorang Bamar (etnis asli Burma) dan beragama Buddha dari desa Sai Hlya di Yinmabin Township, Divisi Sagaing.
Motif pembunuhan U Ko Ni masih belum terungkap. Polisi hanya mengatakan pembunuhan itu bertujuan untuk merusak kestabilan politik di Myanmar.
Beberapa menyebutnya terdapat motif agama dan politik di balik pembunuhan tersebut. Tapi yang pasti bahwa pembunuhan itu datang pada saat ketegangan komunal dan agama meningkat di Myanmar, Pemerintah sipil yang dipimpin oleh pemenang Nobel Aung San Suu Kyi telah berkuasa selama 10 bulan setelah mengambil alih dari militer.
IRRAWADDY|ABC ONLINE|YON DEMA