Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jejak Donald Trump (2), Dikirim ke Akademi Militer, Eh Juara  

image-gnews
Donald Trump dan Peter Brant, saat usia sekitar 11 tahun di kolam renang Roney Plaza Hotel di Miami Beach. Courtesy of Peter Brant
Donald Trump dan Peter Brant, saat usia sekitar 11 tahun di kolam renang Roney Plaza Hotel di Miami Beach. Courtesy of Peter Brant
Iklan

TEMPO.CO, New York-Ayah Donald Trump, Fred Trump putus asa dengan sifat agresif putranya. Trump kemudian dimasukkan ke Akademi Militer, malah dia juara meraih medali dan penghargaan. Bahkan jadi sosok yang berpengaruh.

Agresifitas Trump sudah terlihat sejak memasuki usia remaja. Saat berusia 12 tahun, Trump dan Peter Brant, sahabat karibnya, melakukan petualangan dengan naik kereta menuju Manhattan pada akhir pekan tanpa sepengetahuan orang tua mereka.  Manhattan terlalu jauh dan terlalu berbahaya untuk dua anak laki-laki dari daerah yang tenang dan aman di New York.

Turun dari kereta di 53 Street dan Fifth Avenue, Trump dan Peter merasa seperti versi urban dari Lewis dan Clark. Mereka menjelajahi jalanan Central Park, menyaksikan orang Amerika-Afrika bermain basket di lapangan sepanjang East River dan mengamati para pengemis dan preman di tengah kota.

Baca juga:
Kerabat Clinton Ditangkap Setelah Ciut Ancaman Bunuh Trump
George Soros Prediksi Trump Bakal Jatuh, Ini Pemicunya

Sekitar Times Square, mereka menemukan toko-toko baru. Di toko ini Trump dan sahabatnya membeli bom bau, buzzers tangan dan sejenis benda berbentuk muntahan. Ini aksesoris sempurna untuk mengerjai teman-teman mereka nantinya. Keduanya juga singgah ke toko penjual  pisau lipat untuk  membelinya sambil membayangkan diri mereka sebagai anggota geng.

Suatu hari ayah Trump menemukan pisau itu. Ia pun marah besar setelah tahu mengenai perjalanan rahasia putranya ke Manhattan. Dia menilai  perilaku anaknya telah berubah menjadi agresif dan radikal. Beberapa bulan sebelum lulus sekolah dasar, Fred Trump, pebisnis sukses dan kaya raya, mendaftarkan Trump ke  Akademi Militer New York, sebuah sekolah asrama yang berjarak 70 mil dari Jamaika Estates.
 
Trump awalnya terkejut dan sedih harus berpisah dengan teman-teman terutama sahabatnya Peter. Namun ia tak berdaya dengan keputusan sang ayah.

Di akademi militer ia digambarkan sebagai seorang remaja berotot dan tangguh meski baru berusia 13 tahun. Rambutnya dicukur menjadi cepak, mengenakan seragam wol tebal dan dibangunkan setiap hari oleh alram sekitar pukul 5 pagi.

Tak dilayani juru masak keluarganya, Trump harus duduk di aula yang ramai dan piring yang dipenuhi daging cincang, spaghetti dan sesuatu yang disebut " gunung misterius," yakni rebusan sisa daging goreng yang diolah menyerupai bakso.

Alih-alih kamar mandi sendiri, ia harus mandi dengan sesama kadet. Kenakalan seperti berkelahi adalah salah satu kegemarannya. Pernah sekali ia mencoba untuk mendorong sesama kadet dari jendela di lantai dua. Dua teman sekolahnya berusaha menggagalkan niatnya.

Michael D'Antonio, penulis biografi Trump, mengungkapkan bahwa akademi militer adalah sikap penolakan oleh orangtua yang saat itu putus asa mengaturnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Dia pada dasarnya dibuang dari rumah keluarga. Dia saat itu belum tahu apa-apa, tapi hidup dengan keluarganya dalam kondisi mewah, dan tiba-tiba dia diusir. Itu cara yang kasar untuk memulai hidup," kata D'Antonio.

Di akademi tersebut, Donald diawasi dengan ketat oleh Theodore Dobias, seorang veteran yang pernah bertugas di Perang Dunia II dan menyaksikan Mussolini tewas digantung.

Dobias, yang telah meninggal dunia baru-baru ini, sering memukul para taruna dengan tangan kosong jika mereka berbuat salah. Dia bahkan mendirikan sebuah ring tinju dan memaksa siswa dengan nilai yang buruk dan masalah disiplin untuk melawan satu sama lain.

"Pada awalnya, ia tidak suka diperintah, seperti merapikan tempat tidur, menyemir sepatu, gosok gigi, membersihkan wastafel dan melakukan pekerjaan rumah lainnya," kata Dobias dalam sebuah wawancara musim gugur lalu tentang Trump. "Kami benar-benar tidak peduli apakah ia berasal dari Rockefeller Center atau apa pun."

"Dia ingin menjadi nomor satu. Dia ingin diperhatikan. Dia ingin diakui. Da menyukai pujian," tambah Dobias.

Trump memenangkan medali untuk kerapian berpakaian dan menjadi juara nomor satu dalam nilai-nilai pelajaran. Ia juga berbakat dan berpengaruh di dalam tim bisbol dan sepak bola.

Akademi militer terbukti mengajarkan Trump muda pelajaran yang sangat berharga sebagai modalnya di saat dewasa, tempat ia melewati dua kali perceraian, melewati kebangkrutan dan publisitas buruk tentangnya, serta  dengan mudah  memenangkan segalanya.

WASHINGTON POST|YON DEMA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

13 jam lalu

Seorang demonstran memimpin nyanyian di perkemahan protes untuk mendukung warga Palestina, selama konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Universitas Washington di Seattle, Washington, AS 29 April 2024. REUTERS/David Ryder
Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.


AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

1 hari lalu

Sekretaris Pers Gedung Putih AS Karine Jean-Pierre mengadakan jumpa pers harian di Gedung Putih di Washington, AS 24 Juli 2023. REUTERS/Jonathan Ernst
AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.


Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Presiden AS Joe Biden saat kunjungannya di Chavis Community Center di Raleigh, North Carolina, AS, 26 Maret 2024. REUTERS/Elizabeth Frant
Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.


Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

1 hari lalu

Petugas penegak hukum memasuki perkemahan protes pro-Palestina di Universitas California Los Angeles (UCLA), ketika konflik antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas berlanjut, di Los Angeles, California, AS, 2 Mei 2024. REUTERS/David  Swanson
Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?


Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

PM Israel Benyamin Netanyahu dan istrinya, Sara. REUTERS
Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.


Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

1 hari lalu

Warga Palestina menikmati pantai pada hari yang panas, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 24 April 2024. REUTERS/Mohammed Salem
Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza


Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

1 hari lalu

Ilustrasi Hacker atau Peretas. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration
Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya


Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

1 hari lalu

Jaksa Karim Khan dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC). REUTERS
Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)


Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

1 hari lalu

Direktur CIA William Burns berbicara selama sidang Komite Intelijen DPR AS tentang ancaman di seluruh dunia, di Washington, D.C., AS, 15 April 2021. [Tasos Katopodis/Pool via REUTERS]
Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.


Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

1 hari lalu

Sekelompok pengunjuk rasa memegang bendera kuning bertuliskan Khalistan, serta spanduk bergambar pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh, saat melakukan protes di luar konsulat India, seminggu setelah Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengemukakan kemungkinan keterlibatan New Delhi dalam aksi tersebut. pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar di British Columbia, di Toronto, Ontario, Kanada 25 September 2023. REUTERS/Carlos Osorio
Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.