TEMPO.CO, Xi'an - Arkeolog Cina menemukan sebuah ruang bawah tanah langka dan perapian di reruntuhan kota kuno yang pernah menjadi ibu kota negara sekitar 2.400 tahun yang lalu.
Seperti dilansir kantor berita Cina, Xinhua, Selasa 17 Janauri 2017, ruang dengan panjang lima meter dan lebar empat meter tersebut dibangun hampir satu meter di bawah tanah di reruntuhan Yueyang City, ibu kota negara bagian Qin selama Periode Negara Perang 476-221 SM.
Basis pilar batu dan batu bata persegi juga ditemukan di dalam ruangan. Li Yufang, arkeolog terkenal Cina mengatakan, bangunan dengan ruang bawah tanah yang langka pada periode tersebut memiliki gaya kelas atas dan diduga merupakan rumah penguasa negara.
Baca: Gara-gara Manggis, Indonesia Gugat Cina
Para ahli menduga, ruang bawah tanah tersebut merupakan tempat penyimpanan untuk barang-barang selir sang penguasa.
Sebuah perapian juga terlihat di istana yang runtuh tersebut, kata Liu Rui, seorang peneliti Institut Arkeologi dari Ilmu Pengetahuan Sosial Akademi China, yang juga kepala tim penggalian.
Baca: Jiplak Logo BMW, Perusahaan di Cina Didenda Rp 5,7 Miliar
Yueyang City di Kabupaten Yanliang di kota Xi'an, Provinsi Shaanxi di barat laut Cina, menjadi ibu kota negara Qin selama 35 tahun.
Sebuah reformasi politik terkenal terjadi di kota itu sekitar 2.300 tahun yang lalu, ketika negarawan Qin, Shang Yang memprakarsai serangkaian reformasi yang menjadi dasar dari sistem hukum Cina.
Reformasinya diyakini telah membuat Qin menjadi negara bagian terkuat selama periode yang penuh gejolak, membuka jalan bagi Kaisar Qinshihuang untuk membangun Dinasti Qin dan menyatukan China pada 221 SM.
XINHUA | ANTARA | SITA PLANASARI AQUADINI