TEMPO.CO, Jakarta - Sedikitnya 63 orang tewas dan 120 luka-luka setelah sebuah kereta api terguling dari relnya di Uttar Pradesh, India Utara.
Kereta api dengan 14 gerbong itu sedang melaju dari Kota Patna menuju Indore saat terguling di Pukhrayan, 65 kilometer sebelah selatan Kota Kanpur.
"Masih banyak penumpang yang terjebak," kata Anil Saxena, seorang pejabat senior kereta api di New Delhi, seperti dilaporkan kantor berita Reuters, Minggu, 20 November 2016.
Daljeet Chudhary, inspektur jenderal polisi, mengatakan polisi menarik sekitar 63 jenazah dari gerbong yang hancur setelah terguling sekitar pukul 03.10 dinihari.
Kanpur adalah persimpangan kereta api utama di India. Ratusan kereta api melewati jalur tersebut setiap harinya. Beberapa kereta api yang menggunakan jalur tersebut terpaksa dialihkan ke rute lain.
Menteri Kereta Api India Suresh Prabhu lewat akun Twitter-nya menyatakan pemerintah akan menyelidiki penyebab kecelakaan tersebut dan menjanjikan akuntabilitas dengan tindakan paling keras.
Sistem kereta api India merupakan yang terbesar keempat di dunia. Lebih dari 23 juta orang menggunakan moda transportasi ini setiap hari. Namun sayangnya, catatan keselamatan sangat buruk. Ribuan orang tewas akibat kecelakaan kereta api setiap tahunnya.
Kereta api terguling kerap terjadi dan menelan banyak korban, seperti di Uttar Pradesh pada Maret tahun lalu, yang menewaskan 39 orang dan melukai 150 lainnya.
Perdana Menteri Narendra Modi juga menyatakan belasungkawa kepada para korban lewat akun Twitter-nya.
"Sedih melampaui kata-kata karena hilangnya nyawa dalam kecelakaan kereta api ekspres Patna-Indore. Pikiran saya tertuju pada keluarga korban," tulis Modi lewat akun Twitter-nya.
ASSOCIATED PRESS | REUTERS | NATALIA SANTI