TEMPO.CO, Irak - Menggunakan pesawat tanpa awak atau drone merupakan cara baru ISIS untuk membunuh. Dilansir CNN, Kamis, 13 Oktober 2016, drone tersebut menewaskan dua personel militer Prancis di Mosul utara dan dua tentara Peshmerga, kelompok militer Kurdi.
Seorang perwira senior Peshmerga menjelaskan, kelompok teror menyerang satu pos pertahanan di Kurdi pada 2 Oktober 2016 menggunakan drone dengan membawa semacam bahan peledak. Drone yang digunakan adalah model yang murah dan dijual bebas di pasaran.
Juru bicara koalisi pimpinan Amerika Serikat melawan ISIS, Kolonel John Dorrian, mengatakan ISIS telah menggunakan drone pada masa lalu. “Kami telah melihat beberapa laporan tentang penggunaan drone oleh ISIS. Mereka menggunakan kemampuan ini untuk mengantarkan bahan peledak. Ini bentuk ancaman yang tidak baru," ucap Dorrian kepada wartawan, Rabu, 12 Oktober 2016.
Belum jelas apakah pesawat tersebut diledakkan melalui kendali jarak jauh atau membawa bom waktu. Dorrian menuturkan drone ini meledak setelah pasukan lokal mengambilnya untuk diperiksa. Mereka kini mengembangkan teknologi untuk mengantisipasi serangan serupa.
Dorrian mengatakan sistem yang disebut drone defender mampu mendeteksi, mengidentifikasi, melacak, dan mengalahkan ancaman sebuah drone. "Kami tidak akan membiarkan musuh mengembangkan kemampuan yang mengancam pasukan kami dan meninggalkan ancaman yang belum terselesaikan," ucap Dorrian.
Ledakan drone mematikan terjadi sekitar 30 kilometer utara Mosul, benteng paling penting ISIS di Irak. Pasukan internasional sedang merencanakan misi merebut kembali Mosul. Tapi ketegangan antara Turki dan Irak bisa merusak pertempuran melawan ISIS.
CNN | KURNIA RIZKI HANJANI | MS