TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menekankan pentingnya kerja sama antarnegara anggota ASEAN untuk menghadapi serangan kejahatan siber. Hal itu disampaikan Wiranto saat menghadiri Singapore International Cyber Week di Singapura.
“ASEAN sebagai komunitas global harus mempersiapkan diri. Jangan sampai kita melihat kerusakan pada kemajuan pembangunan dan perekonomian kita," ujar Wiranto lewat keterangan tertulis, Senin, 10 Oktober 2016.
Wiranto juga menyampaikan sejumlah poin penting bagi negara-negara ASEAN dalam menghadapi serangan siber. Selain kerja sama strategis, Wiranto menyampaikan pentingnya mengedepankan prinsip dan norma yang berlaku di ruang siber (cyberspace).
“Sejak awal 2016, Indonesia aktif dalam pembentukan norma-norma siber bersama 20 negara lainnya dalam United Nations Government Group Expert," ujarnya.
Wiranto menuturkan isu keamanan siber melibatkan sejumlah pemangku kepentingan di luar pemerintahan. Ancaman kejahatan siber, kata dia, bukan hanya pada infrastruktur pemerintahan, melainkan juga perusahaan. "Kejahatan siber merupakan tanggung jawab bersama."
Wiranto mendorong anggota ASEAN agar lebih peka terhadap pentingnya pelengkapan keamanan siber dan kemampuan para penegak hukum. Menurutnya, harus ada kerja sama untuk meningkatkan kapasitas penyelidikan bersama, dan pengembangan fungsi forensik digital pada badan penegakan hukum ASEAN.
Wiranto menganjurkan penunjukan kontak institusi atau point of contact yang menangani keamanan siber. “Daftar ini penting untuk mempermudah komunikasi dan koordinasi dalam menghadapi insiden siber, yang bisa saja berdampak pada dua atau lebih negara ASEAN."
Selama di Singapura, Wiranto sempat melakukan kunjungan kehormatan ke kantor Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong. Dia dijadwalkan menikmati sarapan bersama Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Han, dan melakukan jumpa bilateral dengan Menteri Komunikasi dan Informatika Singapura Yacoob Ibrahim.
YOHANES PASKALIS